Hari Ini, Prof. DR. Bahtiar, M.Pd.SI Bersama 10 Profesor Lainnya Dikukuhkan Sebagai Guru Besar UIN Mataram


Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram kembali mengukir sejarah dengan sebuah perhelatan Akbar yakni upacara pengukuhan Guru Besar untuk kesekian kalinya diawal tahun 2024. Terdapat 11 (sebelas) Profesor yang dikukuhkan sebagai Guru Besar salah satu diantara Prof. DR. Bahtiar, M.Pd.SI yang sekaligus menambah deretan Guru Besar di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

BidikNews.net,Mataram,NTB - 11 (sebelas) Guru Besar yang dikukuhkan pada Kamis, 29 Februari 2024 ini antara lain, Prof. DR. H. Usman, M.Ag, Prof.DR.H. Muslihun. M. Ag, Prof.D.H.Zainal Munir, Lc. M.Ag, Prof.DR. Nazar Naamy, M.Si, Prof. Dr. Ahmad Sulhan, M.Pd.I, Prof. DR. Saparudddin, M. Pd, Prof. DR. Bahtiar.M.Pd.Si, Prof.DR. baharudin, M. Ag,  Prof.DR. Zaenudin Mansyur, M. Ag, Prof. DR. Khairul hamim, M.A, Pro. DR. Mohamad Iwan Fitriani. M.Pd.

Diantara 10 Profesor itu, ada sosok Profesor. DR. Bahtiar.M.Pd. Si, putra kelahiran Dompu, 19 Juli 1978, berasal dari Desa Ta`a, Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu, Prov. NTB.

Profesor. DR. Bahtiar.M.Pd. Si, dikukuhkan sebagai Guru Besar UIN Mataram dalam Bidang Ilmu Pendidikan Sains, yang berlangsung di Auditorium UIN Mataram itu didampingi sejumlah keluarga terutama Ibunda tercinta bersama Istri dan empat orang anak tersayang. 

Dihari yang bersejarah ini, Prof. DR. Bahtiar.M.Pd. akan menyampaikan orasi ilmiah dengan Judul “Transformasi Pendidikan Sains Pada Era Revolusi 4.0 Dan Kurikulum Merdeka: Tantangan Dan Peran Guru Sains Dalam Membentuk Profil Pelajar Pancasila”.

Prof. DR. Bahtiar.M.Pd. Si, sendiri merupakan sosok yang sabar dan sangat berbakti pada orang tua dan keluarga. Sejak (alm) ayahnya Ahmad M. Ali wafat, Ia dibesarkan oleh Ibunda Ma`atum dengan penuh kasih sayang.

Dengan belaian kasih sayang seorang bunda Ma`atum, serta do`a tulus Nurmalina, S.Pd (istri) yang selalu setia mendampinginya, Prof. DR. Bahtiar.M.Pd. Si, dengan tegar mampu melewati tahapan – tahapan kehidupan keluarga didorong oleh semangatnya untuk terus berpacu dalam pengabdian sebagai seorang pendidik di Universiyas ternama di NTB.

Dengan ketabahan dan keuletannya, ditunjang motivasi dan semangat dari 4 (empat) anak tercinta antara lain,: 1. Muhammad Sulthanik Ar Razak (2005) 2. Muhammad Ibnu Sina Dewantara (2009) 3. Muhammad Ikhlas Abdul Aziz (2014) 4. Maryam Mantika Sholehah (2019) Ia mampu meraih gelar Profesor dengan sangat sempurna, dan akhirnya pada hari ini, Kamis 29 Februari 2024 Profesor Bahtiar dikukuhkan sebagai Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram bersama 10 Profesor lainnya.

Prof. DR. Bahtiar.M.Pd. Si, bersama Istri dan empat anak tercinta serta Ibunda tersayang (paling kiri)

Sebagai Guru Besar Ilmu Pendidikan Sains-Fisika, Prof. DR. Bahtiar.M.Pd. Si, tak berbangga diri, tetapi dengan dikukukannya sebagai Guru Besar ia harus lebih rendah hati dan senantiasa mengabdikan dirinya untuk ummat di bumi pertiwi.

Prof. DR. Bahtiar.M.Pd. Si, sendiri merupakan jebolan S1 Universitas Mataram pada tahun 2002 dengan jurusan Pendidikan Fisika, selanjutnya pada tahun 2009 menyelesaikan study S2 pada Universitas Negeri Yogyakarta dengan jurusan Pendidikan Sains Fisika dan pada tahun 2017 meraih gelar Doktor di Universitas Negeri Surabaya dengan jurusan Pendidikan Sain Fisika pula.

Sejak diangkat sebagai tenaga dosen di Universitas Islam Negeri Mataram pada tahun 2005, Prof. DR. Bahtiar.M.Pd. Si, menghasilkan banyak karya yang dituangkan dalam berbagai judul buku. Belum lagi kegiatan lain dalam bentuk seminar. 

Tentunta hasil dari sederet pengabdiannya sebagai seorang akademisi maka pada tahun 2015 pemerintah Republik Indonesia memberikan penghargaan Satya Lencana Masa Kerja 10 Tahun. Penghargaan itu diterimanya dari Presiden RI, Ir. Joko Widodo.

Dalam orasi Ilmiahnya, Prof. DR. Bahtiar.M.Pd. Si, memaparkan beberapa hal penting, terkait dengan tranformasi pendidikan sains pada era revolusi 4.0 dan kurikulum merdeka yang ditungkan dalam kesimpulan pidatonya antara lain,: 

1. Pendidikan sains harus mengintegrasikan teknologi seperti kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), dan big data agar sesuai dengan perkembangan teknologi dalam revolusi Industri 4.0 serta menekankan pada pengembangan keterampilan abad ke-21 

2. Kurikulum merdeka memberikan fleksibilitas dan kebebasan belajar bagi peserta didik, memungkinkan peserta didik mengeksplorasi minat mereka dan mengembangkan pengetahuan dengan cara yang mereka pilih, dan bagi guru untuk mengembangkan kualitas pembelajaran maupun membentuk profil pelajar pancasila. 

3. Guru sains dalam perannya melakukan pendidikan dan pembentukan profil pelajar pancasila pada peserta didik harus mampu menyesuaikan diri dengan berbagai tantangan, umumnya seperti kebijakan kurikulum/sekolah, keberagaman peserta didik, perkembangan teknologi modern, dan keikutsertaan orang tua dan masyarakat untuk membentuk karakater peserta didik yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila. 

4. Memahami dan mengimplementasikan transformasi pendidikan sains dan kurikulum merdeka untuk diterapkan dalam pembelajaran dengan pengintegrasian profil pelajar pancasila secara efektif merupakan peran penting yang perlu dilakukan oleh guru sains, peran ini diharapkan dapat mewujudkan profil pelajar pancasila yang komprehensif dan berdaya saing di era revolusi industri 4.0.


Pada momen yang haru dan bahagai ini, Prof. DR. Bahtiar.M.Pd. Si, mengaku bersyukur atas anugerahnya berupa nikmat, yang diberikan oleh Allah SWT,.

“Pada hari ini, Kamis, 29 Februari 2024 atas takdir-Nya yang tak mampu diprediksi, di hadapan Bapak dan Ibu, saya bisa berada di atas mimbar yang yang penuh berwibawa dalam rangka pengukuhan saya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Sains.” Kata Prof.DR. Bahtiar, M.Pd.SI dengan nada rendah.

Pada kesempatan itu pula, Prof. DR. Bahtiar, M.Pd. SI menyampaikan ucapan terimakasih dan rasa hormatnya kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., MT.  dan Direktur PTKI Kemenag RI, Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag. 

Rasa hormat yang tiada terhingga juga ia sampaikan kepada Rektor Universitas Islam Negeri Mataram, Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag yang selama ini mengajarkannya serta menuntunnya hingga menjadi Guru Besar di UIN Mataram. 

Ucapan terima kasih pula disampaikannya kepada para Wakil Rektor 1, 2, dan 3 Universitas Islam Negeri Mataram serta Ketua Senat dan Sekretaris Senat bersama anggota Senat Universitas Islam Negeri Mataram maupun Para Dekan dan Wakil Dekan di lingkungan Universitas Islam Negeri Mataram.  Tak terkecuali Direktur dan Wakil Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Mataram bersama jajarannya.

Selain itu, kepada para Profesor ia menyampaikan rasa hormat dan terima kasihnya atas dukungan serta motivasi yang diberikan sehingga dirinya bisa berdiri di mimbar yang berwibawa untuk menyapaikan Orasi ilmiah dihadapan hadirin dan para Guru Besar UIN Mataram.

Kepada para Kepala Biro AUPKK dan AAKK Universitas Islam Negeri Mataram dan Para dosen, Kabag, dan Tendik di lingkungan Universitas Islam Negeri Mataram tak lupa disampaikan ucapan terima kasih atas perhatian serta dukungannya.

Prof. DR. Bahtiar, M.Pd. SI juga menyampaikan terimakasih dan rasa hormatnya kepada Ir. H. Mohammad Rum, MT (PJ. Walikota Bima) serta H. Muhammad Nur, SH, MH (Komisaris Bank NTB Syariah) atas do`a serta dukungannya. 

Yang teristimewa Prof. DR. Bahtiar, M.Pd. SI menyampaikan rasa cinta dan bangganya, ibu kandungnya yang selama ini memberikan kasih sayang yang tak terbalaskan, juga kepada Istri tercinta yang selalu stia mendampingi dan meberikan 4 orang buah hatinya maupun saudara sekandung yang senatiasa menyemagatinya sehingga berada pada momen yang bahagia dan haru ini. 

Terima kasih untuk semuanya yang turut hadir dalam pengukuhan Guru Besar ini semoga menjadi catatan amal baik kita semua,” tutup Prof. DR. Bahtiar, M.Pd. SI dengan mata berkaca-kaca.

Sukses Dalam Dekapan Kasih Sayang Seorang Ibu dan Kesetaiaan Sang Istri Tercinta 

Prof. DR. Bahtiar, M.Pd. Si bersama Nurmalina (Istri) dan Ma`atum (Ibunda)

Ibu adalah sosok yang begitu istimewa dalam kehidupan dan perjalanan karier seorang Prof.DR.Bahtiar. Dalam setiap langkah hidup, cinta dan kasih sayang ibu selalu menyertai upaya dan perjuangannya. 

“Tidak ada kata-kata indah buat ibu yang mampu menggambarkan seberapa besar pengorbanan dan kebaikan yang telah diberikan oleh ibu kepada kita.” Ujar Prof. Bahtiar sembari mengusap air matanya.

Ibundanya yang selalu ada untuk menolong dirinya dengan do`a untuk terus bangkit. Ibu juga yang memberikan semangat dan dukungan tak terbatas. Ibu adalah tempat mencurahkan segala isi hati, tanpa takut dihakimi atau dikritik.” ujar Prof. Bahtiar pada wartawan BidikNews.net 

Ia juga mengisahkan betapa beruntungnya memiliki sosok ibu yang luar biasa. Dengan kasih sayangnya, ibu  selalu menuntun kami menuju kesuksesan dan kebahagiaan.” Katanya sembari mengusap air mata.

Ibundaku adalah teladan hidupku, saya, istri dan anak-anak saya sangat beruntung memiliki sosok ibu. Seiring berjalannya waktu, aku semakin mengerti betapa besar cinta seorang ibu kepada kami semua.” Kata Bahtiar sambil menatap wajah teduh sang ibu yang selalu ada disetiap suka dan duka.

Begitu pula dengan sang istri tercinta, Nurmalina, S.Pd. yang selalu setia mendampingi Prof. bahtiar dalam menggapai cita-citanya. Bagi Prof. Bahtiar, Nurmalina disebutnya sebagai "Malaikat" yang selalu sabar dengan hati yang penuh syukur. 

“Kesetiaannya mengajarkan kepada saya bahwa dalam setiap cobaan, ada peluang untuk tumbuh dan menjadi lebih kuat.” Kata Bahtiar dengan nada tulus.

Ditunjang pula oleh kepribadian Nurmarlina yang tidak terlalu banyak menuntut sesuatu ketika sang suami berjuang untuk menggapai cita-cita luhurnya.

Kini, Prof. DR. Bahtiar, M.Pd. Si dan Nurmarlina, S.Pd mengaku bahagia bersama ibunda dan empat orang anak dalamkeharmonisan walau terselip kekurangan dan kelebihan yang kerap menyertai.

Muhammad Said Nurdin, Kisahkan Perjalanan Hidup Prof. DR. Bahtiar, M.Pd.Si Dikala Kecil

Muhammad Said Nurdin, dan KProf.DR. Bahtiar, M.Pd.Si bersama Ibunda, Istri dan anak-anak tercinta 

Sekiranya bisa ceritakan satu persatu perjalanan hidup seorang Prof.DR. Bahtiar ketika di bangku Sekolah Dasar hingga SMA, terlalu panjang untuk  dikisahkan.” Ujar Muhammad Said dengan mata berkaca-kaca.

Bahtiar di mata Muhammad Said adalah anak yang ulet dan patuh pada orang tua. Sejak masuk Sekolah Dasar hingga SMA, Bahtiar tak pernah lepas dari buku pelajaran. Ia juga ketika itu rajin ibadah, apalagi dibulan Ramadhan, berangkat Taraweh di masjid buku ditangan tak pernah lepas dalam genggamannya.” Ujar Muhammad said.

Seperti anak-anak sebayanya Bahtiar tumbuh dan berkembang dengan segala keterbatasan yang ada mengingat ayahnya ketika itu dipercaya masyarakat sebagai kepala Dusun semetara Ibundanya berjualan kecil kecilan untuk memenuhi kebutuhan 3 orang anaknya termasuk Bahtiar.” Ujar Muhammad Said 

Ada banyak kisah tetapi cukuplah untuk menjadi kenangan dan pengalam hidup untuk diingat dan menjadi motivasi bagi anak-anak dan generasi muda berikutnya.” Ujar Muhammad said sembari mengusap air mata.

Yang jelas, saya sebagai tetangga Bahtiar sekaligus sahabat setia dan dianggapnya sebagai kakak diwaktu kecilnya sangat bangga dan senag melihat keberhasilan Bahtiar hingga meraih gelar Profesor. Dan di hari bersejarah ini Bahtiar menjadi seorang Profesor dan dikukuhkan  sebagai Guru Besar di Universitas Islam Negeri (UIN) mataram.” Kata Muhammad Said dengan nada haru.

Kami warga masyarakat kecamatan Kempo khususnya sangat bangga karena anak kampung yang dilahirkan di desa Ta`a kecamatan Kempo kabupaten Dompu telah meraih gelar Profesor dan menjadi menjadi Guru Besar di Bidang Pendidikan Islam dan sains.” Ujar Muhammad Said Nurdin.

Sebuah perjalanan panjang dari seorang Bahtiar, anak seorang petani yang tegar meniti prestasi sehingga sejajar dengan anak-anak lainnya yang memiliki kelebihan dan kemapanan dalam kehidupan.”lanjutnya. 

Muhammad Said Nurdin yang saat ini bertugas sebagai tenaga TU pada SMA Negeri 1 Kempo sengaja diundang oleh Prof.DR. bahtiar untuk menghadiri pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar di UIN Mataram, karena Muhammad Said oleh Bahtiar dinilainya sebagai sosok yang memiliki banyak jasa ketika diwaktu kecilnya. 

Bagi Muhammad Said apa yang dilakukan Bahtiar merupakan sebuah penghormatan tulus yang tak ternilai dari seorang adik kepada kakaknya yang ketika itu selalu mendukungnya baik dalam keadaan suka maupun duka. 

Muhammad Said Pria berkumis dan berhati lembut ini menilai Bahtiar adalah salah seorang anak desa dari sederet panjang anak negeri yang berhasil mengukir satu catatan sejarah dengan meraih gelar Profesor di UIN Mataram yang nantinya diharapkan menjadi motivasi bagi anak-anak dan generasi muda lainnya untuk meraih cita-cita seperti yang ditorehkan Prof.DR. Bahtiar, M.Pd.Si.

Pewarta: Dae Ompu






0 Komentar