BIBD Terus Berinovasi Untuk Membangun Kemandirian Industri Perbibitan Sapi Potong di NTB

Memiliki perekonomian yang maju dan kebutuhan pangan masyarakat yang tercukupi seringkali menjadi tolok ukur bangsa yang sejahtera. Sektor peternakan memiliki peranan penting dalam mewujudkan bangsa yang sejahtera dalam bidang perekonomian dan ketahanan pangan. Kebutuhan pangan dapat tercukupi salah satunya dengan sumber hewani atau hasil ternak. Hal itu  disampaikan Kepala BIBD NTB, Muhammad Nur, SPt, M.Si saat dihubungi media ini beberapa waktu lalu di Kantor BIBD banyumulek Lobar NTB.

BidikNews,Mataram - Pembangunan peternakan merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan untuk mengembangkan kemampuan masyarakat petani khususnya masyarakat petani peternak agar mampu melaksanakan usaha produktif dibidang peternakan secara mandiri.” Jelas Kepala BIBD NTB, Muhammad Nur, SPt, M.Si 

Menurut Muhammad Nur Ketahanan Pangan dalam perspektif kebijakan Pembangunan Pertanian Nasional diartikan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan yang cukup, baik secara kualitas maupun kuantitas yang didasarkan pada optimalisasi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumberdaya local.” jelasnya. 

Katahanan Pangan secara mikro jelas Muhammad Nur, dapat diartikan terpenuhinya kebutuhan pangan setiap rumah tangga untuk menjalani hidup yang sehat dan aktif. Dalam konteks tersebut kata M.Nur, tujuan pembangunan Ketahanan Pangan adalah menjamin ketersediaan dan konsumsi pangan yang cukup, aman, seimbang baik pada tataran nasional, regional dan pada skala rumah tangga termasuk didalamnya pangan hewani yang berasal dari daging dan telur.” Urainya.

Dalam konteks Pembangunan Daerah melalui RPJMD Provinsi Nusa Tenggara Barat 2019 – 2023, menurut Data BPS bahwa sub sector peternakan memiliki peran strategis dalam mengungkit peningkatan PDRB sector pertanian demikian juga dengan trend peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) sub sector peternakan menunjukan perkembangan yang terus meningkat yang saat ini NTP sub sector Peternakan berada pada posisi 107,04 (Tahun 2020),” terangnya.

Dijelaskannya, Membangun usaha peternakan tidak akan terlepas dari peran penting tersedianya bibit berkualitas baik pada ternak Ruminansia maupun unggas. 

Oleh karena itu kata Muhammad Nur, Pemerintah harus hadir sebagai mitra  bagi peternak dalam upaya penyediaan bibit/benih, Dalam kaitannya dengan upaya meningkatkan populasi ternak khususnya ternak sapi/kerbau melalui Program Sikomandan (Sapi dan Kerbau Komoditas Andalan Negeri) pada tahun sebelumnya 2017 – 2018 dikenal dengan Program Strategis Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (Upsus Siwab).

Peran strategis ini kata Kepala BIBD yang kaya akan inovasi ini, diwujudkan melalui penyediaan bibit/benih yang berupa Semen Beku, sarana prasarana dalam pelaksanaan Inseminasi Buatan maupun pemberian insentif/operasional bagi Petugas Inseminator, Pemeriksa Kebuntingan (PKB), Asisten Teknis Reproduksi (ATR) dan Tenaga Recorder dalam melakukan pelayanan dan pelaporan yang dilakukan secara realtime. 

Upaya yang telah dilakukan Pemerintah Pusat dan Daerah melalui Program dimaksud kata Muhammad Nur cukup berhasil meningkatkan trend pertumbuhan populasi ternak sapi dan kerbau, hal inipun berimplikasi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di NTB.

Muhammmad Nur juga mengungkapkan, Dalam RPJMD 2018 - 2023 bahwa target sasaran  pertumbuhan populasi Sapi dan Kerbau yang ditetapkan melalui Program Unggulan Daerah adalah 6% pertahun dari populasi dasar 1.234.640 ekor, namun berdasarkan Data Isikhnas  (Informasi Sistim Kesehatan Hewan Nasional) bahwa rata rata pertumbuhan populasi di NTB mencapai 9,08%.” Katanya.

Sisi lain dari sinergitas peran Pemerintah Pusat dan Daerah kata pria kelahiran desa Tente woha Bima ini adalah penyediaan Semen Beku Lokal sapi Bali dan Sapi Brangus yang sudah beradaptasi lama di Wilayah NTB  diproduksi pada Balai Inseminasi Buatan, salah satu UPTD yang berada dibawah Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi  Nusa Tenggara Barat.  

Melalui dukungan pembiayaan Daerah (APBD) kegiatan produksi Semen Beku pada Balai Inseminasi Buatan Daerah NTB menurut Kepala Balai Inseminasi Buatan Muhammad Nur, S.Pt., M.Si, merupakan salah satu sumber PAD bagi Pemerintah Provinsi NTB. 

Sapi Simental Hasil Kelahiran Teransfer Embrio di Desa Kelebuh Praya Tengah Kab. Lombok Tengah yang telah dijaring ke Balai Inseminasi Buatan Daerah NTB

Oleh sebab itu untuk meningkatkan target PAD diharapkan adanya dukungan Pemerintah melalui penyediaan jenis sapi unggul lainnya seperti Simental, Limousin, Brahman dan bahkan untuk mengembangkan Pejantan unggul Jenis Belgian Blue  yang dewasa ini sangat diminati oleh peternak.” Ujarnya.

Tak hanya itu, terobosan lain yang dilakukan Balai Inseminasi Buatan menurut Kepala Balai yang akrab disapa M.Nur adalah menjalin Kerjasama Pengembangan Embrio Transfer dengan Balai Embrio Transfer Cipelang Bogor. 

Hasil Ujicoba kerjasama dimaksud telah dijaring masuk dalam BIB sebagai calon Pejantan Unggul jenis sapi Simental yang memiliki sifat asli sebagai calon Pejantan dalam menghasilkan Semen Beku.” Beber Muhammad Nur

Dikatakannya, Ternak sapi hasil Inseminasi Buatan maupun Transfer Embrio memiliki keunggulan secara genetic dan nilai jual dipasaran sangat tinggi, dengan umur lepas sapi 6 bulan mencapai 15 – 20 juta rupiah per ekor, oleh sebab itu minat masyarakat peternak terhadap Semen Beku sapi eksotik seperti Simental, Limousine, Brangus dan Belgian Blue sangat tinggi dan 

Ia juga menegaskan bahwa upaya yang dilakukan BIB harus mendapat perhatian serius dari Pemerintah Daerah dalam penyediaan Pejantan dan atau calon Pejantan.” Katanya.

Pewarta : Dae Ompu

0 Komentar