Kadis DPPKB Dompu, Ajak Masyarakat Cegah Stunting Demi Masa Depan Anak yang Lebih Baik


Belakangan ini kita sering mendengar tentang Stunting dan sering dibicarakan oleh ibu-ibu yang memiliki anak balita. Stunting dan pendek memang sama-sama menghasilkan tubuh yang tidak terlalu tinggi. 

BidikNews, Dompu,NTB - Demikian dijelaskan DPPKB Kabupaten Dompu, Hj. Iris Juwita Kastanti SKM,. M. Kes di kantornya, pada 17/2/23 lalu. Namun demikian kata, Hj Iris, stunting dan pendek adalah kondisi yang berbeda sehingga membutuhkan penanganan yang tidak sama. Singkatnya stunting adalah pendek namun pendek belum tentu stunting." jelanya.

Stunting pada anak memang harus menjadi perhatian dan diwaspadai." kata Hj. Iris. Kondisi ini dapat menandakan bahwa nutrisi anak tidak terpenuhi dengan baik. Jika dibiarkan tanpa penanganan, stunting bisa menimbulkan dampak jangka panjang kepada anak. Anak tidak hanya mengalami hambatan pertumbuhan fisik, tapi nutrisi yang tidak mencukupi juga memengaruhi kekuatan daya tahan tubuh hingga perkembangan otak anak." tuturnya.

Dijelaskan Hj. Iris Juwita Kastanti SKM,. M. Kes, Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. 

Hj. Iris JuwitaKastanti SKM,. M. Kes juga membeberkan beberapa penyebab stunting antara lain, Pertama, Praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum, pada masa kehamilan dan setelah melahirkan. Dua, Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC (ante natal care) atau pelayanan kesehatan ibu selama masa kehamilan, post natal care atau pelayanan setelah melahirkan dan pembelajaran dini yang berkualitas. ketiga, Masih kurangnya akses rumah tangga/ keluarga pada makanan bergizi serta ke empat Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi.


Masih menurut 
Hj. Iris Juwita Kastanti SKM,. M. Kes, Pada dasarnya stunting pada balita tidak bisa disembuhkan, tapi dapat dilakukan upaya untuk perbaikan gizi guna meningkatkan kualitas hidupnya. Pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini, bahkan sejak masa kehamilan," terangnya. 

Tetapi kata Hj. Iris, pencegahan stunting  dapat kita lakukan dengan cara, Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil." ujarnya ibu Hajah yang murah senyum ini.

Hal ini kata Hj. Iris memenuhi kebutuhanh giji sejak hamil merupakan tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak .  Ibu yang sedang mengandung agar selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter. Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan." lanjut Hj. Iris menyarankan.

Hal lain yang lebih penting adalah kata Hj. Iris, adalah bagaimana asupan ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan. ASI berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. 

Oleh karena itu, lanjut Hj. Iris agar ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan." jelas Magister kesehatan ini.

Tidak hanya itu, asupan ASI Eksklusif juga harus dibarengi dengan pemberian Makanan Pendamping Asi (MPASI) sehat. Diuraikannya, ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting. 

WHO pun merekomendasikan untuk penambahan nutrisi ke dalam makanan. Akan tetapi kata Hj. Iris agar bagaimana ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut dan sangat dianjurkan Konsultasikan dulu dengan dokter." saran Hj. Iris.


Hj. Iris Juwita Kastanti SKM,. M. Kes juga menyarankan agar Terus memantau tumbuh kembang anak terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya." jelasnya. 

Hal lain yang lebih penting agar kebersihan lingkungan terus dijaga, seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, termasuk diare terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting. Sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia." terang Hj. Iris Juwita Kastanti 

Dikahir penjelasannya, Hj. Iris JuwitaKastanti SKM,. M. Kes menyebut bahwa, Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. 

Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif. 

Karena itu Hj. Iris Juwita Kastanti SKM,. M. Kes mengajak para ibu agar sama-sama mencegah stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan anak. Ayo, kita Bebaskan generasi Dompu yang Stunting" katanya memberi semangat.

Pewarta : Iwan Westom

0 Komentar