Prof. Dr. Nico Kaptein, dari Leiden University Belanda Hadir Sebagai Pembicara di Studium Generale Pascasarjana UIN Mataram


BidikNews,Mataram,NTB
- Pascasarjana UIN Mataram dengan semangat internasionalisasi kampus UIN Mataram, pada hari Senin (04/09/2023) menghadirkan Professor Bidang Islam Asia Tenggara dari Leiden University Prof. Dr. Nico J.G. Kaptein untuk menyampaikan Materi Studium Generale tentang “Christian Snouck Hurgronje and the study of Indonesia Islam” yang berlangsung di Auditorium Kampus 2 UIN Mataram dihadiri oleh segenap pimpinan UIN Mataram dan Civitas Akademika Pascasarjana UIN Mataram.

Pimpinan UIN Mataran yang hadir antara lain Rektor Prof. Dr. TGH. Masnun, M.Ag., Bapak-Bapak Dekan di lingkungan UIN Mataram. Sedangkan dari Civitas Akademika Pascasarjana UIN Mataram hadir Direktur Pascasarjana Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi, MA., Wakil Direktur Prof. Mohamad Abdun Nasir, M.Ag., MA., Ph.D, Kaprodi dan Sekprodi, para guru besar, dosen, tenaga kependidikan dan sejumlah mahasiswa program magister dan doktor Pascasarjana UIN Mataram serta lebih dari 400 peserta turut memadati Auditorium UIN Mataram.

Sambutan pertama dari Pimpinan Pascasrajana UIN Mataram yang disampaikan Wakil Direktur Pascasarjana UIN Mataram Prof. Mohamad Abdun Nasir, M.Ag., MA., Ph.D. 

Dalam sambutannya Prof. Mohamad Abdun Nasir, M.Ag., MA., Ph.D. menyampaikan terimakasih kepada Prof. Dr. Nico J.G. Kaptein yang berkenan memenuhi undangan sebagai Narasumber untuk berbagi ilmu tentang pemikiran Snouck Hurgronje kaitannya dengan Islam di Indonesia. 

Materi ini akan menaambah perspektif kita terhadap tradisionalisme Islam di Indonesia dalam pandangan orientalis. Materi yang akan disampaikan tentunya akan dikombinasikan dengan hasil penelitian Prof. Dr. Nico J.G. sendiri dan karena banyak penelitian beliau tentang studi Islam yang mengambil objek penelitian di Indonesia.


“Kehadiran Prof. Dr. Nico J.G. dihadapan kita akan banyak membuka wawasan Keislaman dan pengaruhnya di Indonesia dengan melihat pemikirannya Snouck Hurgronje, sebagai fokus bahasan beliau nantinya yang merupakan seorang berkebangsaan Belanda yang menaruh perhatian lebih terhadap perkembangan Islam secara sosio-antropoligis. 

Perkenalanya dengan Islam, dimulai ketika studinya tentang teologi dan dilanjutkan ke bidang Sastra Arab di Universitas Leiden. Tentu hal ini sangat menarik untuk diperbincangan dalam kuliah umum ini dengan demikian dapat memberikan pengaruh yang signifikan untuk keilmuan di Pascasarjana UIN Mataram”, jelas Prof. Nasir. 

Sambutan selanjutnya disampaikan Bapak Rektor UIN Mataram Prof. Dr. TGH. Masnun, M.Ag., sekaligus membuka acara studium generale. Beliau menyampaikan selamat datang dan rasa senang atas kehadiran Prof. Dr. Nico J.G. sebagai narasumber untuk menambah wawasan Keislaman yang dapat melahirkan banyak perspekektif. 

Terlebih Pascasarjana UIN Mataram senantiasa mengahdirkan narasumber yang berkompeten dan ahli dalam bidangnya dalam hal ini tentang pemikiran seorang orientalis Snouck Hurgronje, telah diakui sumbangsih pemikirannya terhadap perkembangan Islam secara sosio-antropoligis Islam di Indonesia karena banyak penelitian yang dihasilkan Snouck Hurgronje selama tinggal di Indonesia sebelum merdeka. 

Pemikiran Hurgronje menjadikan dirinya dikenal sebagai arsitek kolonial Belanda di bidang teologi Islam dan korelasinya di aspek sosial-budaya. Hingga Puncak kariernya menjabat rektor magnificus Universitas Leiden, merangkap sebagai penasehat pemerintah Belanda.


Rektor Masnun Tahir melanjutkan, Mempelajari pemikiran Keislaman dari ragam perspektif bagian dari menghidupkan alam akademik di kampus kita ini tidak terkeculai pandangan orientalis terhadap Islam. 

Hal ini menjadi keniscayaan bagai mahasiswa Pascasarjana sebagai calon ilmuan dan mesti dekat dengan telinga akademisi. Studi Islam atau dirasah Islamiyah di Barat juga dikenal dengan istilah Islamologi selalu menjadi kajian menarik di belahan dunia termasuk di Eropa dari dulu sampai sekarang. 

Mereka non-Muslim tapi sangat mendalami kielmuan Islam, semangat mereka seharusnya mampu kita tiru, terlepas dari kontroversialnya inilah salah satu tujuan Pascasarjana UIN Mataram menghadirkan narasumber Prof. Nico, hal yang patut kita apresiasi. Terlebih orientalisme terus mengalami perkembanganya dari masa kemasa, dengan berbagai dinamika yang terus berkembang”.

“Selain itu mendalami nash agama mereka kaum orientalis juga banyak meniliti tentang Ulama Nusantara kemudian menjadi biografi yang best seller, buku yang menjadi rujukan dunia. 

Kendati demikian mesti hati-hati terhadap Pemikiran tokoh orientalisme, dan cara kita hati-hati adalah mengenal dan memahami pemikiran mereka secara kritis. Dan Mahasiswa Pascasarjana harus mampu melakukan itu sehingga tercipta academic atmosphere yang kuat di kampus kita tercinta ini” jelas Rektor UIN Mataram.


Selanjutnya Studium general ini dipandu oleh Dr. Dahlia Hidayati, S.Ag.,M.Fil.I. selaku moderator. Prof Nico memaparkan biografi dan pemikirannya tentang Islam di Indonesia mulai dari tahun 1857 sampai dengan tahun 1936. 

Berawal dari pendidikannya pada tahun 1874-1880 mempelajari Teologi dan bahasa Semit di Leiden, pada tahun 1880 Ia menerima gelar doktor Ph.D. di Leiden dengan disertasinya 'Het Mekkaansche feest' ("Perayaan Mekah"). 

Ia menjadi profesor di Sekolah Pegawai Kolonial Sipil Leiden pada 1881. Pada tahun 1885 Snouck Hurgronje secara resmi masuk Islam di hadapan Qadhi Jedah dan menggunakan nama Islam Abdul Gaffar Status baru ini memberikan keleluasaan buat Snouck untuk bebas memasuki kota Mekah dan mendapat akses untuk belajar Islam pada sejumlah Mufti di kota Mekah. Kesempatan ini digunakan unutuk memperdalam Bahasa Arab dan Bahasa Melayu. 

Pada tahun 1889-1906 menetap di Hindia Belanda (Indonesia) perjalananan pertamanya ke Aceh kemudian ke Jawa melakukan penelitian Islam di Aceh dan Jawa. Kemudian tahun 1907 – 1927 menjadi Guru Besar Bahasa Arab dan Islam di Leiden sebagai penerus M.J. de Goeje.

Dalam pemaparannya Prof. Nico menjelaskan secara detail perjalanan Christiaan Snouck Hurgronje berdasarkan tahun perjalanan karirnya yaitu rekam jejak Snouck Hurgronje saat di Jeddah ketika berubah nama menjadi `Abd al-Ghaffaar, ketika ke Indonesia baik saat berada di Aceh dan Jawad hingga menyampaikan manuskrip peninggalan  Snouck Hurgronje.

Topik dibahas detail oleh Prof. Nico, sampai pada akhir materi, Prof Nico pun menghimbau kepada hadirin untuk menekankan aspek tradisionalisme Islam yang sudah dan tengah dimiliki oleh mayoritas Muslim Indonesia sebagai model identitas kebangsaan. Setelah itu dilanjutkan dengan dialog bersama mahasiswa.

Pewarta: Tim BidikNews

0 Komentar