Kisah Pengabdian DR. H. Arsyad Gani, M.Pd “Menebar Cahaya Ilmu” Dimulai di Desa Awang Lombok Tengah

 


Kisah pengabdian seorang H.Arsyad Gani menjadi guru di pulau Lombok tahun 1970 tepanya di SDN Awang Baru desa Awang Lombok Tengah Provinsi NTB. Bagaimana jalan pengabdian H. Arsyad Gani “Menebar Cahaya Ilmu” di Pulau Lombok itu,? Berikut satu maha karya DR. Syafril, S.Pd, M.Pd yang mengisahkan kisah perjalanan pengabdian seorang H. Arsyad Gani yang dikutip BidikNews.net.

BidikNews.net, Mataram - Tahun 1970-an tidak banyak guru yang sanggup mengajar jauh dari keluarga. Butuh keberanian dan keyakinan kuat untuk putuska meninggalkan keluarga dan berjalan jauh untuk mengabdi ke pulau Lombok. 

Hal itu dilakukan oleh Aji Arsyad (demikian panggilan akrab Dr. H. Asyad Gani) karena kecintaannya pada profesi guru. Beliau mendapat tugas mengajar pertama di SDN Awang Baru Desa Awang. Tahun 1097-an Desa Awang masih tergolong desa terpencil. 

Untuk menjangkau lokasi mengajar di desa Awang Baru, Aji Arsyad harus jalan dari Desa Kidang sambil menunggu laut surut. Kira-kira pukul 14.30 wita baru bisa nyebrang.

Setelah beberapa tahun mengabdi di SDN Awang, beliau pindah ke SDN Rajan Desa Pengembur Kecamatan Pujut -Lombok Tengah. Seperti tak kenal lelah, Aji Arsyad mengajar dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang demi masa depan anak bangsa.

Baginya, tugas mendidik adalah tugas kenabian. Menebar cahaya ilmu pengetahuan. Yang ada dalam benak beliau, Generasi muda haruslah cerdas. Tidak tersisih oleh getirnya kehidupan.

Desa Awang dan Rajan adalah dua desa yang jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota. Tahun 1970-an Listrik belum ada. Alat transportasi utama adalah cikar dan kaki. Air minum mengandalkan sumur Krok. Ba’da isya’ sudah tidak ada aktivitas. Demikian tutur Aji Arsyad!

Kebutuhan makan Aji terkadang disiapkan oleh masyarakat setempat. Aji Arsyad disayang-Aji Arsyad di Hormati. Kehadirannya membawa suluh pendidikan dan peradaban bagi anak-anak di desa terpencil di pulau Lombok ketika itu.

Selain mengajar ilmu umum, Aji Arsyad juga ajarkan anak-anak mengaji. Juga, kadang menjadi Khotib di masjid desa.

"Ril, anak-anak di Desa Awang dan  Desan Rajan Kec. sengkol saat itu banyak yang tidak mau sekolah. Kadang saya harus datangi orang tua siswa agar mau sekolah kan anak mereka" Aji menjelaskan ke saya. "Menjadi guru jaman dulu sangat butuh kerja ekstra Ril-butuh ketulusan murni".

Yah! Syukur alhamdulillah sekarang Desa Sengkol sudah maju dan ekonominya menggeliat. Tentu bukan karena saya.” ujar Aji Arsyad denganmata berkaca-kaca. 

“Allah SWT gerakan hati kami, para guru untuk memilih jalan ini. Juga ikhtiar orang tua siswa saat itu, menyekolahkan anak-anak mereka”. Semabri mengelus dada menandakan rasa syukurnya.

“Insha Allah amal ibadah Aji Arsyad akan dicatat oleh Allah SWT sebagai pahala yang terus mengalir, Sebagai generasi muda, tentu kami semua belajar akan arti kesabaran dan kerja keras, demi pendidikan generasi lewat jalan hidup Aji Arsyad.

Semoga Aji Arsyad senantiasa sehat wal Afiat dan diberikan kesuksesan oleh Allah SWT. Aamiin YRA.

Pewarta: Dae Ompu

0 Komentar