Cak Imin Serius Nyapres Meski Tanpa Dukungan NU, Begini Jawaban Cerdas Akdiansyah

Podcast yang dipandu TGH. Muammar Arafat bersama Anggota DPRD NTB Fraksi PKB Akdiansyah, SHI

Jalan Tengah Inspiratif Asuhan TGH. Muammar Arafat terus berinovasi dalam mengoptimalkan komunikasi public, salah satunya dalam program Podcast. Episode podcast kali ini menghadirkan Anggota Dewan Provinsi NTB Fraksi Partai PKB, Akdiansyah,SHI, dengan tema “ Cak Imin Serius Nyapres Meski Tanpa Dukungan NU


BidikNews - Perhelatan Pesta demokrasi lima tahunan sdh mulai dihembuskan lewat media online dan baliho. Masing-masing Kader Parpol sudah mulai menggiring Opini untuk Mengusung Ketua Parpolnya untuk Maju sebagai Capres dan Cawapres pada Pemilu 2024.

Podcast yang dipandu TGH. Muammar Arafat tersebut Anggota DPRD NTB Akdiansyah dengan cerdas dan bijak menjawab pertanyaan seputar keseriusan Ketua umum Partai PKB Muhaimin Iskandar, untuk Maju sebagai Capres pada pemilu tahun 2024.

Akhdiansyah Membenarkan Bahwa ketua umumnya partai PKB Cak Imin serius bahkan Super serius untuk mencalonkan diri sebagai Capres pada pemilu tahun 2024.

Akhdiansyah menjelaskan, karna memang menjadi Pemimpin sebenarnya adalah suatu perintah bahwa ada hal hal yang harus di perbaiki di Indonesia ini, bukan hanya semangat ingin berkuasa, tapi semangat berkuasa dalam prespektif PKB sebenarnya adalah dakwah," ujar Akdiansyah.

“Saya kira Gus Muhaimin hari ini memang menyatakan dirinya untuk Maju sebagai Capres dan seluruh instrumen PKB 100 Porsen dukungan untuk cak Imin dan bahkan banyak sekali dukungan mengalir untuk cak Imin, ini semua akumulasi eksistensi beliau sebagai politikus dan negarawan di Indonesia ini "kata Akdiansyah.

Ketua PKB H. Muhaimin Iskandar bersama Akdiansyah

Akdiansyah yang akrab disapa Guru To'i, mengatakan saya kira kita semua harus memberikan ruang kepada beliau untuk bisa mengaplikasi pikiran, gagasan,cita- cita dan niatan untuk memperbaiki Indonesia, dan  itu merupakan hajatan besar beliau.”lanjut Akdiansyah.

Dalam podcast itu Akdiansyah, dicecar dengan pertanyaan sejak pertama kali menyatakan dirinya bahwa PKB anak kandung dari NU, namun ada beberapa statemen berseliweran menyebutkan bahwa NU tidak mendukung Gus Muhaimin untuk Maju sebagai Capres.

Akhdiansyah memberikan penjelasan yang cukup brilian, bahwa secara struktural jelas bahwa NU telah melahirkan Partai politik PKB pada tahun 1999 dan secara kultural ketika ada informasi seperti itu tentu akan berdampak pada jamaah NU.

Diungkapkan Akdiansyah, sejauh ini PKB selama 20 tahun terakhir kerap bekerja sama di basis basis NU, tentu PKB juga melanjutkan cita-cita dan gagasan NU itu sendiri.  

Massa NU dan PKB menjadi satu

Terkait tidak didukung secara struktural kata Akdiansyah memang wajar karena NU sudah mengatakan dirinya bahwa NU tidak boleh berpolitik praktis dan PKB sendiri mengapreasi keputusan NU itu, karna NU adalah Ormas yang alat politiknya PKB, tapi secara kultural yang pasti 99 porsen jamaah NU mendukung Muhaimin Iskandar." ungkapnya

Secara historis Posisi NU hari ini masih menunjukkan eksistensi sebagai ormas yang netral, bagus, besar dan payung dari semua kelompok politik yang ada di Indonesia. Sehingga kultur dan idiologis tidak boleh di bantah bahwa PKB itu anak tunggal dari NU dan otomatis jemaah NU bertahun tahun akrab dengan PKB, kata Akdiansyah.

Bahkan Muhaimin Iskandar sendiri mengintruksikan kepada kader partai PKB untuk tidak meninggalkan NU. Dampingi serta rawat dan kerjakan apa yang dihajatkan NU. PKB juga telah menyelesaikan Agenda besar, terkait undang undang pesantren, ekonomi Umat karena ini bagian dari hajatan NU, apakah semua ini masih diragukan oleh NU,” kata Akdiansyah dengan nada Tanya.

Ditanya terkait ambang batas calon presiden, sementara Partai PKB masih membutuhkan partai koalisi.
Akdiansyah tak membantha jika seluruh partai tidak ada yang bisa sendiri. Karna menurut undang undang pemilu bahwa Capres 20 porsen, seperti Partai Golkar,PKB, Gerindra harus cari teman untuk memenuhi abang batas tersebut.

Terkait Cak Imim harus Capres dan Cawapres itu tergantung analisa politik karena tidak ada yang terkunci mati, tapi hari ini Muhaimin tekadkan diri akan maju menjadi Capres.”tegas Akdiansyah.

Disinggung soal wacana Penundaan Pemilu, mengingat Muhaimin Iskandar turut mendukung wacana tersebut.


Dengan bijak Akdiansyah menjawab tergantung bgaimana melihatnya, Pak Muhaimin hanya mengusulkan saja, berdasarkan aspirasi yang berkembang dibawah,”kata Akdiansyah.

Ditambahkan Akdiansyah Pernyataan itu muncul setelah pak Muhaimin sebagai Ketua DPR berdiskusi dengan sejumlah pakar ekonom serta para pelaku UKM dan prinsipnya penundaan pemilu itu adalah jalan terbaik dari pilihan terburuk,” kata Akdiansyah menirukan pernyataan Muhaimin.

Menurut Muhaimin kata Akdiansyah, dengan pertimbangan-pertimbangan para ekonom tadi jika pemilu dilaksanakan disaat kita recoveri dari wabah covid maka potensi konflik dan ketidakpastian ekonomis bisa saja terjadi dan Indonesia bisa ambruk. Sehingga pilihan menunda pemilu itu merupakan pilihan rasional secara ekonomis.”terang Akdiansyah.

Pilihan pilihan seperti ini maka Pak Muhaimin sebagai wakil rakya akan menyampaikan ke Presiden Jokowi, menyampaikan ke partai partai politik lainnya bahkan menyampaikannya ke public,” kata Akdiansyah.


Pewarta : Tim BidikNews
Editor    : BN-007

0 Komentar