Kisah Juwita, Wanita “Berlumur Dosa” di Atas Hamparan Sajadah

Foto : Ilustrasi BidikNews.

"Pandangan masyarakat yang cendrung membenci mereka, penghakiman kepada mereka, dan tak menerima-nya, justru membuat mereka akan susah keluar dari dunia nya. Jika orang orang baik selalu berkumpul dengan orang baik, siapa lagi yang akan menunjukkan mereka jalan baik itu?
Beberapa dari mereka bahkan ingin sekali cepat mati, sebab tak lagi mendampatkan tempat di masyarakat, hidupnya di penuhi kebencian, rasanya mereka puas dengan sumpah serapah manusia. Se hina itu kah mereka? Masih bolehkah mereka menyembah Tuhannya,"?


BidikNews - Seorang wanita yang bekerja disebuah Karoaoke Plus Plus di seputar kawasan wisata dunia saat ditemui di sebuah Mushalla dengan mukenah masih menutupi seluruh tubuhnya usai melaksanakan sholat Maghrib duduk bersimpuh “di atas hampana sajadah” sambil mengucap goresan kata-kata dalam do`anya : “Ya Allah, aku nggak betah lagi dengan jalan hidupku sekarang ini, bimbinglah aku ke jalan yang benar ya Allah.”

Di tengah keheningan waktu maghrib itu, terdengar suara doa didiringi tangisan sendu dari seorang wanita sebut saja namanya Juwita, bermunajat dan memohon ampun kepada Tuhan-nya dengan penuh harap dosa-dosanya terampuni, “Ya Rabb, meski dosaku menumpuk, tapi kusadar maafmu begitu luas. Jika yang boleh berharap kepada-Mu hanya orang-orang baik, lalu kepada siapa para pendosa mengharap dan berdoa? Tiada jalan bagiku, kecuali berharap. Meminta maaf-Mu dan aku berserah diri.”

Foto : Ilustrasi BidikNews

Rasa penasaran BidikNews untuk mengetahui tentang gadis itu, akhirnya secara pelan BidikNews mencoba mendekatinya. Sesekali, perempuan berkulit sawo matang ini tak ada tolakan yang keluar dari mulut mungilnya saat BidkNews mendekati dan minta izin duduk di sisinya.

"Silakan, Mas," katanya ramah sambil bergeser ke kiri saat BidkNews hendak duduk. Sambil tersenyum, perempuan ini menanyakan tujuan kedatangan BidkNews.  

Ketika ditanya darimna asalnya dan kerja dimana, Juwita pun menjawabnya dengan jujur bahwa ia berasal dari sebuah daerah tetangga dan bekerja di sebuah tempat hiburan di kawasan wisata ternama di pulau lombok.

Awalnya, wanita yang berparas cantik ini mengira kalau BidkNews akan memanfaatkan jasanya. Namun, setelah dijelaskan maksud dan tujuan BidkNews, Juwita sempat terkejut dan menolak untuk diwawancara. Alasannya, ia takut keluarganya akan mengetahui pekerjaan dia yang sebenarnya.

Meski demikian, Juwita akhirnya bersedia diwawancara tentang kehidupannya. Wanita cantik ini mengaku dilahirkan dari keluarga miskin. Ayah dan ibunya bekerja sebagai buruh tani. Mereka hanya mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai ke tingkat SMA.

"Saya anak pertama dari dua bersaudara , adik saya juga tidak tamat SD. Sekarang sudah berkeluarga dan menjadi buruh tani di desanya," kata Juwita yang mengaku sudah berusia 29 tahun itu.

Juwita terjun ke dunia hiburan malam sejak tahun 2017. Saat itu, ia datang ke Lombok dengan tujuan mencari pekerjaan. Namun karena hanya tamat SMA, ia mengaku tidak ada perusahaan yang bersedia menerimanya. Hingga akhirnya, ia bertemu dengan Seorang Pria paru baya sebut saja namanya Mas P. Pria itu membiayai semua kebutuhan hidupnya dan dijadikan simpanan sewaktu waktu dibutuhkan oleh Mas P baru didatanginya.


Setelah puas dan bosan, Mas P membawa Juwita ke tempat karaoke plus-plus di kawasan wisata terkenal di Pulau Lombok. Awalnya, Juwita tidak tahu kalau karaoke plus-plus adalah kompleks tempat berkumpulnya para penjaja cinta dan lelaki hidung belang.

Seiring berjalannya waktu, Juwita selalu bergelut dengan bathinnya. Mau berhenti bekerja di tempat itu, factor kebutuhan hidup terus mengejar. Akhirnya Juwita hanya bisa pasrah sampai waktu yang tidak ia tau kapan sandiwara hidupnya itu berakhir.

"Sebenarnya saya mau pulang. Tapi saya malu pada keluarga dan tetangga. Padahal kota saya dengan Lombok NTB ini bersebelahan," kata Juwita sambil menyebutkan salah satu kota tempat asalnya.

Meskipun sudah menjerumuskan Juwita ke tempat Karaoke Plus-plus, Mas P yang menjadikannya sebagai wanita simpanan itu tetap mendatanginya. Hingga akhirnya, mereka menikah siri dan memiliki satu anak. "Saat hamil, saya keluar dari lokasi karaoke plus plus itu dan hidup bersama Mas P di sebuah rumah kost," aku Juwita.

Nasib baik nampaknya belum berpihak pada saya,” tutur Juwita. Beberapa bulan kemudian Mas P tak pernah hadir dalam hidup saya, sementara saya sudah mengandung tujuh bulan.

Pada tahun 2019 saya pun melahirkan seorang bayi perempuan dan sekarang sudah berusaia 2 tahun.” Kisah Juwita.

Foto : Ilustrasi BidikNews

Setelah anak saya memasuki usia dua tahun, saya kembali ke dunia plus plus. “Mau gimana lagi mas, terpaksa harus saya jalani kembali karena saya dan anak saya butuh untuk hidup.” Ujar Juwita sambil meneteskan air mata.

Tapi mbaknya rajin sholat, sementara perbuatan yang hina ini masih terus dijalani,”kata BidikNews mencoba untuk mengorek tentang dirinya.

“Begini mas, Saya adalah seorang hamba yang harus tau diri bahwa saya harus mengingat pencipta saya. Sholat bagi saya adalah kewajiban saya sebagai orang muslim yang beriman. Saya melakukan pekerjaan ini semata-mata hanya tuntutan kebutuhan hidup saya dan anak saya. Jalan hidup ini saya bisa akhiri kapan saja dan sekarang pun bisa menutup memori hidup saya didunia yang berlumur dosa ini” kata Juwita penuh yakin.

Disetia sholat saya selalu berdoa, karena saya tau Allah akan mendengar do`a do`a saya,” kata Juwita.  Dan BidikNews pun pamit sembari menyerahkan amplop berisi uang sekedarnya untuk Juwita dan anaknya.

Kisah Juwita ini, adalah salah satu dari sederet panjang kisah wanita wanita yang terlanjur bergelut dalam lingkaran hitamnya dunia. Satu pelajaran berharga, ketika Juwita selalu bergelimang maksiat dalam hidupnya ternyata ia tak lupa bahwa diri nya selalu menginga Yang Maha Pencipta sebagai sandaran permohonan dalam do`a do`anya.

Juwita sadar betul, Allah melarang para hamba-Nya berputus asa dari rahmat dan ampunan-Nya, karena pintu tobat selalu terbuka, kapan saja. Allah selalu menginginkan kebaikan bagi hamba-Nya. Dia tidak menginginkan kehinaan dan kezaliman menimpa hamba-Nya.

Allah pun menangguhkan siksa para hamba agar mereka mau bertobat. Jika mereka bertobat, maka Allah akan menerimanya dengan memberi ampunan, meski dosa-dosanya membumbung setinggi langit dan membentang seluas bumi.

Kalimat kalimat suci itu sering dibaca dan dihayati Juwita dan akhirnya ia pun sadar dan berobat untuk tidak lagi kembali ke lembah dosa sebagaimana yang dijalaninya bertahun tahun.

foto : iluistrasi BidikNews.

Sampai berita ini ditulis, Juwita dan anaknya telah berada dikampung dan sudah menikah baik-baik dengan pria di desanya sambil bertani.

Alhamdulillah, saya dan anak saya kembali ke kampung dan saya sudah menikah lagi.”katanya. Terima kasih telah meberikan saya semangat untuk terus menatap masa depan yang lebih baik dan bermakna, dan saya terus belajar tentang arti kehidupan yang sebenarnya dan selalu memohon ampunan dari Allah SWT,” tutur Juwita melalui telpon genggamnya.


Pewarta : Tim BidikNews
Editor    : BN-007








0 Komentar