Hindari Serakah Maka Puasa lah, Sebagai Terminal Menuju Jalan Takwa

Profesor Muhammad Abdun Nasir. Foto : Repro BidikNews

Allah SWT dalam firmanNya . "Wahai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu/terdahulu, agar kamu bertaqwa" (Q.S Al Baqarah 183)

BidikNews - Ayat ini mengingatkan ingatan kita akan tujuan dan makna ibadah puasa yang kita jalani selama sebulan kedepan, bahwa tujuan dan maknanya adalah untuk kita bertaqwa kepada Allah.

Hal itu disampaikan Profesor Muhammad Abdun Nasir dalam uaraian hikmah Puasa di Masjid Al Achwan Griya pagutan Indah Mataram, hari ke 4 Ramadhan 1443 H atau 6 April 2022.

TitahNya jelas pada makhluk ciptaannya. Ayat-ayatNya berbunyi agar makhlukNya melakukannya sebagaimana para Nabi melakukannya. Puasa adalah menahan diri, menahan diri dari makan dan minum dari sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Menahan diri dari keserakahan.

Puasa merupakan ibadah untuk Allah. Seorang hamba mendekatkan diri kepada Tuhan-nya dengan meninggalkan apa-apa yang dicintai jiwa dan nafsunya, Dari situ nampak ketulusan iman seorang hamba, kesempurnaan penghambaannya, kecintaannya kepada Tuhan-nya dan harapnya kepada pahala-Tuhan-nya.

Puasa tidak hanya sebatas menahan diri secara fisik, setelah seharian menahan lapar dan haus. Ketika tiba waktu berbuka, kita menyuguhkan hidangan yang lebih dari cukup, seolah ada upaya balas dendam dengan porsi makan yang berlebih.

“Esensi puasa sebagai terminal untuk melatih ketakwaan antara hamba dengan RabbNya dan mengevakuasi diri dari keserakahan. Menuju tempat yang aman yaitu takwa. Kita harus menegaskan bahwa ibadah puasa bukanlah kegiatan fisik semata, ibadah puasa tidak dimaknai sekadar tidak makan dan tidak minum. “Ujar Prof. Abdun Nasir, Guru Besar di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram ini.

Puasa termasuk amalan yang tersembunyi dan amalan batin yang tidak bisa dilihat orang lain, sehingga tidak mudah disusupi riya. Puasa juga adalah, cara untuk menundukkan musuh Allah. Karena sarana yang dipergunakan musuh adalah syahwat.” Kata Prof Abdun Nasir

Syahwat bisa menjadi kuat karena makanan dan minuman. Selagi lahan syahwat tetap subur, maka syetan bisa bebas berkeliaran. Puasa melatih diri untuk mengekang jiwa, melembutkan hati dan mengendalikan syahwat.

Berbuka bersama setelah berhasil taklukkan nafsu sepanjang hari. Foto Repro BidikNews

Karena itu kata Prof Abdun Nasir, Ketika seseorang ikhlas dalam menjalankan perintah Allah dan mampu meninggalkan larangan-Nya dengan kemampuan mengendalikan syahwatnya, maka pada saat itu ia mencapai derajat takwa.

Hikmah puasa Ramadhan lainnya yaitu dapat mensucikan jiwa. Dengan menjalankan ibadah puasa, manusia telah memilih untuk menahan diri dari hal-hal yang sebenarnya halal untuknya. Puasa Ramadhan sebagai wujud rasa mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.

Semoga amal puasa kita diterima oleh Allah SWT dan kita bisa mengevakuasi diri dari keserakahan atas puasa yang kita jalani.” Ujar Prof Abdun Nasir mengakhiri ceramahnya.


Pewarta : Dae Ompu
Editor    : BN-007

0 Komentar