Puasa sebagai Bahtera untuk Meraih Taqwa Menuju "Titik Akhir" yang Indah

Prof . DR. Suprapto, M. Ag bersama Ketua Takmir Masjid Al Achwan GPI, DR. H. Maimun Zubair, M. Pd dan Sekrtaris Umum Takmir Masjid Ilhamuddin Kaimuddin, S. Pd, M. Pd. (latar suasana Jamaah masjid di GPI)

"Ibadah puasa mengingatkan manusia tentang pentingnya pendidikan dalam kehidupan. Puasa sendiri dinilai sebagai sarana pendidikan yang efektif dalam mengedukasi tentang kejujuran, menahan hawa nafsu, dan peduli sesama."

BidikNews - Manusia membutuhkan pendidikan yang memiliki daya tarik dan puasa merupakan salah satunya, ujar Prof . DR. Suprapto, M. Ag mengawali kuliah kilatnya Kamis (7/422) Usai sholat Subuh di Masjid Al Achwan Griya Pagutan Indah Mataram.

Puasa merupakan ibadah yang diawasi langsung oleh Allah SWT. Perintah puasa dalam Alquran juga terkonsentrasi dalam satu surah, Al-Baqarah ayat 183-187. “Ini sangat istimewa karena hanya puasa ibadah wajib yang hanya disebutkan terpusat di satu surah,” ujar Prof. DR. Suprapto, M. Ag dihadapan ratusan jamaah subuh masjid Al Achwan itu.

Hal itu berbeda dengan ibadah lain seperti salat dan zakat yang berkali-kali disebutkan Allah dalam berbagai surah dalam Alquran. Meski begitu, ibadah puasa tetap menjadi perintah Allah yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

Puasa disebut sebagai bagian dari pendidikan Allah yang tampak. “Pengaruh dan manfaatnya begitu terasa dalam kehidupan manusia ketika puasa dilaksanakan. Bukan hanya teori,” kata Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram itu.

Allah memantau langsung pelaksanaan puasa membuat proses tersebut semakin berarti bagi setiap manusia. Karena itu, puasa menjadi salah satu metode pendidikan menahan hawa nafsu dan melatih kejujuran yang ampuh.

Dalam kajian subuhnya yang syarat makna itu Prof. DR Suprapto., M. Ag menjelaskan, Ketika kita melaksanakan ibadah puasa, kita akan merasa lebih dekat dan diawasi Allah sehingga enggan berbuat sesuatu yang bukan kebaikan,” tutur Guru Besar yang murah senyum itu.

Puasa membuat manusia teringat akan Allah. Seseorang yang berpuasa akan menggiring dirinya sendiri ke arah kebaikan. Faktor-faktor tersebut menjadikan puasa sebagai salah satu sarana pendidikan yang manjur.” Lanjut Prof. DR. Suprapto.M. Ag.

“Dengan puasa, manusia juga dididik berbagi setelah merasakan apa yang dirasakan orang miskin setiap hari, yakni rasa lapar dan haus, untuk kemudian memperbesar kepedulian kepada mereka.”

Prof. DR. Suprapto.M. Ag. dalam uraian juga mengajak agar  Puasa dan amalan sunah di bulan suci Ramadhan tidak hanya dijadikan ritualitas biasa saja. Tapi hendaknya dijadikan momentum bagi setiap muslim, untuk mengintropeksi dan evaluasi diri dengan cara lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Menurut Guru Besar UIN Mataram itu, mengintropeksi diri tentunya dengan menyadarkan diri sebagai hamba Allah yang telah menempuh kehidupan selama sebelas bulan dengan berbagai aktivitas duniawi.  
Para tokoh agama Jamaah Masjid Al Achwan Lingkungan Griya pagutan Indah Mataram berpose bersana Prof. DR. Suprapto.M. Ag

“Namun, apakah aktivitas duniawi itu sudah mengantarkan kita kepada keridhoan Illahi ataukah sekadar memenuhi hawa napsu manusiawi belaka?” kata Pria yang akrab di sapa Prof Prapto itu.

Jangan sampai berpuasa, sekadar hanya mengganti jam makan, ditambah shalat tarawih dan witir yang hanya dianggap sebagai gerakan dimulai takbiratul ihram sampai dengan salam.

Bulan Suci Ramadhan yang penuh berkah, ampunan dan Magfirah Ini mari kita jadikan sebagai sarana Introspeksi dalam menata dan memperbaiki diri sekaligus kita manfaatkan untuk menumbuhkan jiwa dan semangat beribadah sebagai upaya meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, sehingga dapat menjadi Ramadhan berbaik dari Ramadhan sebelumnya, dengan berbagai kelebihan dan keutamaan yang besar, karena merupakan bulan pengampunan dan bulan berkah bagi umat Islam.” tutur Prof. DR. Suprapto.M. Ag yang diamini ratusan jamaah Masjid Al Achwan.

Diakhir uraiannya, Prof. DR. Suprapto.M. Ag berpesan, melalui Ramadhan ini membuat kita menjadi semakin indah dan bermakna bagi orang lain untuk saling memaafkan, saling memberi hormat, saling mendoakan, dan kita jadikan puasa ini sebagai bahtera pendidikan menuju Takwa sekaligus jalan mulus untuk menggapai titik akhir yang penuh dengan keindahan dan wangi wangi surganya Allah,” Jelas Guru Besar UIN Mataram ini.

Pewarta : dae ompu
Editor  : BN-007

0 Komentar