Ramadhan Sedang Berkemas Meninggalkan Kita


Oleh : Ir. H. Rivai - Pengurus Takmir Masjid Al Achwan - GPI Mataram


Beberapa intisari makna Ramadhan yang suci dirangkum dari ceramah -ceramah Profesor, Doktor serta para Ustadz di Masjid Al Achwan Griya Pagutan Indah Mataram - Nusa Tenggara Barat.

BidikNews - Terkadang kita terlalu percaya diri akan bisa menjumpai ramadan tahun depan, hingga akhirnya meremehkan apa yang kita jumpai sekarang, malas-malasan beribadah, tak meninggalkan perbuatan jelek, dan bahkan mungkin berani untuk meninggalkan kewajiban di bulan ramadan. Naudzubillahi min dzalik. Padahal, pahala dan ampunan menjadi produk terbaik dari Allah Maha Agung yang tidak bisa ditemukan di bulan-bulan lain.

Demikian intisari dari sejumlah ceramah para Prof serta Doktor maupun Ustadz yang kita dapatkan di Masjid Al Achwan Griya Pagutan Indah Mataram Nusa Tenggara Barat, sejak 1 Ramadhan hingga diujung akhir Bulan Ramadhan untuk meraih kebahagiaan di bulan penuh magfirah ini.

Pernahkah kita mencoba membuka foto-foto lama ramadhan atau lebaran beberapa tahun lalu? Tanpa disadari ternyata banyak yang sudah meninggalkan kita di tahun ini. Bahkan sebagian dari mereka ada yang sudah meninggal, sakit, atau pun nikmat keimanannya sudah dicabut oleh Allah.

Ustadz, Ir. H. Rivai beserta keluarga, selalu berharap bisa bertemu dengan Ramadhan di tahun berikutnya.

Para penceramah serta ustadz sering mengatakan, "Belum tentu kita menjumpai ramadan tahun depan." Terdengar klasik memang, tapi banyak benernya.  Mereka yang pernah bersama kita pada Ramadhan tahun lalu juga pasti gak pernah menyangka kalau tahun selanjutnya tak bisa lagi menjumpai ramadhan? Pastinya tak ada bisa merencanakan tentang kematian dan takdir.

Sebuah kisah yang dialami salah seorang amil zakat pada salah satu masjid di Kota Mataram. Di Masjid itu, ia didapuk menjadi amil zakat. Beliau sangat semangat setiap kali menakar zakat, menjadi orang yang pertama kali datang demi mengurusi zakat banyak orang. Dengan usia yang belum terlalu tua, semangatnya menular kepada amil zakat yang lain.

Menjelang hari raya, dengan keramahan yang tak lepas dari wajahnya, ia pulang ke kampung halamannya mengendarai motor seorang diri. Perjalanan panjang dari kota ke kampung cukup jauh dan melelahkan, tetapi jalan panjang itu bisa beliau taklukkan dengan gagahnya hingga sampai ke orang tua dan disambut oleh saudara serta keluarga dengan penuh kebahagiaan.

Kebahagiaan yang tak terkira ketika bisa berkumpul dengan keluarga di hari raya. Begitu pula yang beliau rasakan. Tak berselang lama, sebagai tetangga di kota mendapatkan kabar duka . Ia pamit hendak beristirahat sebentar sepulang sholat Idul Fitri, tapi siapa yang sangka itu adalah awal dari tidur panjangnya?

Menyaksikan kisah di atas, tentu tergerak hati kita untuk ber muhasabah? Sudahkah kita memaksimalkan amalan kita di bulan ramadan? Ataukah malah kita banyak menyia-nyiakannya? Ramadan kian berlalu, waktu terus berjalan tanpa memedulikan kita yang hanya duduk terdiam.

Waktu yang terasa makin cepat berlalu pun juga kita rasakan.Terlebih lagi waktu yang sedang kita jalani ini, bulan ramadan. Ramadan yang rasanya baru saja kemarin kita dengan sukacita menyambutnya, ternyata sekarang kita sudah berada di penghujungnya. Pertanyaan itu kembali lagi dalam benak, apakah kita sudah memanfaatkannya? Ataukah justru kiat menyesal telah menyia-nyiakan Ramadan ini.?


Bulan Ramadhan kita jadikan sebagai ladang untuk berbagi dan berbuat baik. Perbuatan baik serta berbagi adalah perbuatan mulia. Momentum Ramadhan ini kita bisa memotivasi diri masing-masing. Meski motivasi masing-masing orang memang berbeda. 

Ada orang yang bisa termotivasi dari peristiwa orang lain, semangat dari luar, tapi ada pula orang yang motivasi itu harus bangkit dari dirinya sendiri tanpa campur tangan pihak lain. Tapi kita berharap, kita bisa sesegera mungkin menemukan motivasi itu.

Sekarang coba kita tanya pada diri sendiri. Ramadan tersisa tinggal 10 hari, apa sih alasan kita masih menyianyiakan kesempatan ini? Wahai diri, kita tidak pernah bertanya manakah antara ramadan atau kematian yang akan datang mendahului, sayang seribu sayang jika kita lewatkan begitu saja. mari kita semua introspeksi diri. Termasuk saya sendiri,,!

Semoga amal-amal kita selama menjalankan ibadah puasa dibulan ramadhan hingga ujung akhirnya nanti akan menjadi catatan baik untuk mendapatkan surge yang dijanjikan Allah SWT.

Pewarta : Dae Ompu
Editor    : BN-007


0 Komentar