Memahami Zero Waste dalam Kehidupan dan Penerapannya, Ini kata Wagub NTB

Wakil Gubernur Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Prov. NTB, Ir. Madani Mukarom B.SC.F, M.SI. Foto : Repro BidikNews.

BidikNew
s - Wakil Gubernur Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd pada setiap kesempatan mengajak dan menghimbau seluruh pihak dan masyarakat untuk mau menjadi pioner kebersihan, mewujudkan NTB bebas sampah (zero waste) mulai dari  sekarang serta harus di mulai dari diri sendiri dan dari lingkungan terkecil, yakni memilah sampah dari rumah tangga.

Ajakan tersebut kerap disampaikan Wagub yang  akrab disapa Umi Rohmi dalam setiap momen terkait kesehatan Lingkungan di wilayah Provinsi NTB. Ummi Rohmi, menegaskan betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan memilah sampah untuk diolah agar terbebas dari bencana atau penyakit.

Penyebab stunting dan berbagai penyakit yang banyak dialami masyarakat, menurut wagub bukan saja diakibatkan oleh kekurangan gizi, namun 70 persen diakibatkan oleh persoalan lingkungan.

"Maka dari itulah kebersihan sudah menjadi kebutuhan kita, bahkan kewajiban yang harus kita wujudkan di NTB," jelas Wagub.

Menurutnya, mewujudkan dan menjaga lingkungan ini, bukan saja pekerjaan pemerintah, namun sinergi dan kerjasama semua pihak. Semua harus bergerak, termasuk Pemerintah, sektor swasta, Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (Hakli) dan masyarakat NTB.

"Semua pihak harus sungguh-sungguh bergerak, sesuai dengan lingkungan, komunitasnya dan tanggungjawabnya, dimana dia harus bergerak," tegas Wakil Gubernur Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd.

Ia juga mengajak masyarakat menjaga lingkungan. Salahsatu cara yang sederhana dan mudah dilakukan dengan cara memilah dan mengelola sampah.

"Jangan disatukan sampah non organik seperti plastik, beling dan lainnya. Begitupun sampah organik seperti sisa makanan, limbah dapur dan dedaunan untuk dipisahkan," ujarnya.

"Sampah ini kalau kita pandai memperlakukannya dengan cara mengelolah dan memilahnya akan menjadi sumber daya. Sampah ini tidak menjadi jijik dan dapat meminimalisir bencana dengan nilai ekonomi yang dapat menghasilkan uang," katanya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi NTB, Ir. Madani Mukarom B.SC.F, M.SI. Foto : Repro BidikNews

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi NTB, Ir. Madani Mukarom B.SC.F, M.SI. kepada awak media  mengatakan, pihaknya kerap mendapat kritikan tetapi ia sangat  mengapresiasi kritik program unggulan NTB Zero Waste. Justru sebaliknya, Madani Mukarom menyebut dalam tiga tahun terkahir ini, program unggulan ini telah membuahkan hasil.

“Kami saat ini terus memperkuat kabupaten/kota dalam hal strategi penanganan dan pengurangan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga,” kata Kadis LHK NTB Madani Mukarom.

Dijelaskan Madani Mukarom bahwa, NTB Zero waste adalah salah satu program unggulan pemerintah provinsi NTB yang bertujuan untuk mewujudkan NTB yang bebas sampah pada tahun 2023.

Zero Waste adalah model pengelolaan sampah yang memperlakukan sampah sebagai sumber daya. Zero Waste juga merupakan penerapan konsep pengelolaan sampah berbasis pengurangan jumlah sampah, daur ulang sampah, penggunaan kembali sampah, dan konsep ekonomi sirkuler (Circular economy).

Target Program NTB Zero Waste Target dari program ini adalah 70% berupa pengelolaan sampah dan 30% berupa pengurangan sampah pada tahun 2023.

Dengan misi NTB Gemilang maka Pemrov. NTB dibawah kepemimpinan Gubernur Dr. H. Zulkieflimansyah dan Wagub Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, bertekad mewujudkan NTB Bebas Sampah (Zero Waste)." kata Madani Mukarom.

Ditempat terpisah Sabil Rizaldi, salah satu pegiat Kesehatan Lingkungan NTB  menyebut Zero waste ini diartikan sebagai sebuah konsep yang mengajak masyarakat untuk hidup bebas sampah. Sulit memang, tapi setidaknya mulai berusaha mengurangi produk sampah pribadi. Siapa yang familiar dengan konsep zero waste yang diterapkan dalam gaya hidup sehari-hari?

Menjalankan gaya hidup zero waste ini memang tidak membuat kita benar-benar bebas dari sampah. Hanya saja kita harus lebih bijak menggunakan barang dan bagaimana memanfaatkannya agar tidak mengancam lingkungan.

Sabil Rizaldi, Pegiatn Kesehatan Lingkungan NTB. Foto: Repro BidikNews

Dijelaskan Sabil Rizaldi, beberapa hal sederhana yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan kita bisa melakukan mulai dari sekarang, antara lain seperti :

Jauhi Barang Sekali Pakai

Sebisa mungkin, kita harus menjauhkan diri dari barang sekali pakai. Pasalnya, jenis barang ini justru menghasilkan banyak sampah. Namun, coba dulu cara ini sampai kita sendiri merasa produksi sampah berkurang jauh.

Apa saja contoh barang sekali pakai? Ini termasuk bungkus makanan saat kita beli di luar, bisa plastik, styrofoam, kotak makan kertas, sendok plastik, gelas plastik, botol minum plastik, sedotan plastik atau kertas, tisu, bungkus cemilan, dan kemasan saus sachet.

Pilih barang yang bisa dipakai berulang

Banyak sebenarnya barang-barang yang bisa dipakai ulang dan tidak ribet. Misalnya, selalu bawa kotak makan lipat, botol minum, sedotan non plastik, tas belanja lipat, dan kain kecil untuk membungkus makanan.

Untuk perlengkapan pribadi, bisa gunakan sapu tangan atau handuk kecil untuk pengganti tisu, menstrual cup untuk pengganti pembalut, sikat gigi bambu, dan reusable cotton pads sebagai alternatif kapas.

Belanja cerdas

Ini juga gampang buat dipraktikkan di kehidupan sehari-hari. Kita sering belanja untuk keperluan rumah, Sebelum pergi belanja, catat dulu apa saja yang ingin dibeli. Kemudian, bawalah tas belanja  sesuai dengan banyaknya belanja dan wadah-wadah untuk bungkus makanan.

Misalnya, saat ke pasar atau supermarket, banyak makanan yang harus ditimbang lalu dibungkus plastik, misalnya daging, ikan, sayur, buah, dan bumbu masak. Karena Anda sudah tahu mau beli apa, jadi siapkan wadahnya sendiri. Bisa pakai plastik bekas, tas kecil, atau toples.

Tolak calon sampah

Cukuplah kita memiliki sampah dari barang-barang yang masih sulit dicari alternatifnya. Tolak semua calon sampah yang memang tidak berguna. Misalnya kartu nama, brosur, dan pamflet. Jika membutuhkan, sebenarnya difoto saja cukup untuk melihat informasinya." kata Alumni Fakultas Hukum Universitas Mataram ini.

Pewarta : Tim BidikNews
Editor    : BN-007

0 Komentar