Merajut Pakaian Taqwa, Busana Rohani yang Memperindah Prilaku Orang Beriman


Pada kultum di hari terakhir Minggu, 1 April 2022 dari Ibadah Puasa kita pada bulan Ramadhan 1443 H/2022 M ini, tema yang di angkat adalah “Libasuttaqwa” atau Pakaian taqwa. Demikian DR.H. Maimun Zubair mengawali ceramahnya dihadapan jamaah sholat subuh Masjid Al Achwan Griya Pagutan Indadah Mataram

BidikNews – Dijelaskan DR. H. Maimun Zubair, dalam surah Al A’raf ayat 26 Allah berfirman, Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutup auratmu dan untuk perhiasan bagimu, tetapi pakaian taqwa (Libasuttaqwa) itulah yang paling baik.” kata Maimun.

Pada ayat di atas, ujar Maimun, Allah menggabarkan bahwa telah disiapkan kepada umat islam yang beriman pakaian taqwa (libasuttaqwa), suatu pakaian rohani yang dapat memperindah prilaku dan sikap hidup orang beriman, baik dalam kaitannya dengan amaliah kepada Allah maupun amaliah sosial.

Dijelaskan H. Maimun, Para ulama memberikan penjelasan bahwa libasuttaqwa (pakaian taqwa) itu sama maknanya dengan pakaian rohani, Jika Baju taqwa yang kita pakai menutupi badan berfungsi menutup aurat secara pisik, maka libasuttaqwa menutup aurat secara rohani, sehingga kekhilafan yang berhubungan dengan pekerjaan rohani dapat tertutupi.” Ujar Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram itu.


Semenjak terbit hilal Ramadhan satu bulan yang lalu, menjadi permulaan bagi kita untuk merajut benang-benang sebagai bahan dasar libasuttaqwa. Semua event ibadah di bulan Ramadhan adalah benang yang kita rajut menjadi bahan dasar libasuttaqwa; Puasa , qiyamullail (Tarawih dan tahajud),  tadarrus al qur’an, dan amaliah sosial lainnya juga menjadi benang-benang dari libasuttaqwa.” Kata Maimun dalam ceramahnya.

Semakin maksimal kita menunaikan amalan-amalan ramadhan, maka semakin bagus dan indah rajutan libasuttaqwa yang kita hasilkan. Dan hari ini menjadi deadline waktu terakhir bagi kita untuk menyelesaikan tenunan libasuttaqwa.” lanjutnya.

Disebutkan DR. H. Maimun, Allah menjelaskan dalam firmann-Nya di surat al Fathir ayat 32; bahwa ada tiga tingkatan kelompok manusia sesuai hasil rajutan benang-benang taqwa yang dihasilkan;

Pertama, Rajutan paling rendah nilainya adalah orang yang mendzalimi dirinya sendiri dalam beramal (Faminhum dzolimun linafsih), yakni yang menjalankan amaliah Ramadhan paling minim, malas-malasan, dan asal-asalan. Itulah orang yang mendzolimi dirinya, karena melaksanakan amal yang akan diterima oleh dirinya sendiri saja malas-malasan dan asal-asalan.

Kedua, Rajutan yang sedang-sedang dan kualitas pertengahan (Minhum Muqtashid), adalah orang yang menjalankan ibadah di bulan Ramadhan tidak istiqomah, ada saja amalan-amalan yang bolong-bolong, sehingga kualitas libasuttaqwa  yang dihasilkan tidak maksimal.

Ketiga, Rajutan yang berkualitas tinggi (Minhum Sabiqun bil Khairot), adalah orang yang maksimal dalam menjalankan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan. Seluruh event Ramadhan diikutinya dengan maksimal dan istiqomah.


Dalam ceramahnya, Maimun, mengungkapkan, Pada hari ini adalah hari terakhir dari kesempatan kita melaksanakan ibadah Ramadhan untuk merajut benang-benang ketaqwaan. Maka beruntunglah yang merajut dan menenun dengan maksimal dan istiqomah, sementara bagi yang merajut kurang bagus tidak ada gunanya menyesal. ” Kata H. Maimun

Tiga tingkatan kelompok manusia sesuai hasil rajutan benang-benang taqwa yang dihasilkan itulah yang dapat menanamkan kesadaran yang membuat kita takut atau malu berbuat dosa.

H. Maimun menegaskan bahwa, baju Taqwa dimaksud, tidak seperti baju dalam arti fisik dan aksesori yang kita pakai sehari-hari, akan tetapi takwa adalah baju (pakaian) kemuliaan yang akan melindungi kita dari murka Allah dan azab-Nya.

Diakhir ceramanya, H. maimun menyebutkan, bahwa orang arab berkata, “Qad jaffal qalam” (tinta sudah kering), maka sikap yang paling bagus kita lakukan adalah mengevaluasi diri masing-masing, kemudian beristigfar, dan tidak lupa berdoa dengan penuh keyakinan dan ketulusan hati, agar kita bertemu lagi dengan Ramadhan 1444 H yang akan datang.’ Urai DR. Maimun Zubair menutup ceramahnya dihadapan jamaah yang selalu setia menjalani ibadah selama Ramadhan 1443 di masjid Al Achwan Griya Pagutan Indah Mataram.


Melalui Kesempatan pula bertepatan dengan hari terakhir puasa di Bulan Ramadhan 1443 H/2022 M, DR. H. Maimun Zubair, M.Pd beserta keluarga serta seluruh Takmir Masjid Al Achwan Griya Pagutan Indah Mataram mengucapkan Minal aidinwalfaidzin, Mohon Maaf Lahir Bathin, semoga alam ibadah selama Bulan Ramadhan senantiasa diterima oleh Allah SWT.

Pewarta : Dae Ompu
Editor  : BN-007

0 Komentar