QURBAN DAN GELIAT EKONOMI UMAT (3)


Dr. Muhammad Irwan, MP
Akademisi FEB Unram/Ketua Umum RKB Pulau Lombok

Geliat Ekonomi Ummat

Iman yang kokoh dan kuat disertai dengan pemahaman dan kesadaran yang tinggi untuk menjalankan perintah agama, mendorong umat Islam yang tergolong mampu secara materi (kaya) untuk melaksanakan kurban. Tidak hanya orang kaya, orang tidak mampupun berlomba-lomba untuk melaksanakan qurban meski sekali seumur hidup. Mereka menyisihkan pendapatannya setiap hari yang pas-pasan, berharap dapat berqurbantahun ini. 

Begitulah kesadaran imaniah, terus terpatri dalam diri insan beriman, membagi rasa dan kenikmatan, membagi kebahagiaan bersama. Mereka selalu memikirkan keadaan saudara sesama muslim, tidak mementingkan kepentingan individu, tidak kikir, pelit, tidak serakah dan tamak. Mereka sadar bahwa Islam adalah agama persaudaraan, agama solidaritas, agama saling menyintai antara kaum berada (kaya) dengan orang yang tidak berada (miskin).

Sirkulasi Uang

Aktivitas qurbanyang dilakukan oleh umat Islam, menandai terjadinya sirkulasi dan distribusi harta (material) berupa uang dari orang yang mampu kepada orang yang tidak mampu. Perintah berqurbansecara langsung menunjukkan terjadinya aktivitas ekonomi secara Islami, yaitu berfluktuasinya sejumlah uang dalam jangka waktu tertentu. 

Ekonomi Islam memerintahkan kepada orang yang mampu untuk mendistribusikan hartanya (uangnya) salah satunya untuk membeli hewan qurbanagar terjadi keadilan dan pemerataan. Dengan berkurban, ekonomi Islam memberikan solusi untuk mengatasasi ketidakadilan dan ketimpangan. Ekonomi Islam memberantas sikap kikir dan penumpukan harta terfokus pada individu tertentu tanpa memperhatikan kondisi orang lain dengan tidak melakukan distribusi harta kekayaan.  

Pasar hewan qurban, Foto : Ilustrasi BidikNews

Betapa banyak uang yang beredar di masyarakat pada hari-hari ini, terutama yang tertuju kepada pedagang hewan qurban dan orang-orang yang membantunya. Permintaan terhadap hewan qurban ( Sapi, Kerbau, Kambing, Domba) pada hari-hari ini cukup signifikan. 

Orang-orang beriman yang mampu dan terketuk hatinya untuk berqurbanbaik secara sendiri maupun berkelompok melakukan pembelian hewan-hewan qurban tersebut.  Di setiap rumah Ibadah, Panti-panti asuhan, terdengar laporan sejumlah hewan yang sudah diterima. Demikian halnya instansi pemerintah dan swasta secara individu dan bersama melakukan pengumpulan uang untuk berkurban. 

Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi khususnya jumlah uang yang beredar sedang menggeliat dan berkelindan di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Ini menunjukkan bahwa betapa aktivitas ekonomi umat Islam melalui perintah berqurban telah mengalir kepada masyarakat secara umum.   Daging qurbanyang telah disembelih kembali diberikan kepada orang-orang yang telah ditentukan oleh agama.  Sepertiga untuk yang melakukan qurban,  sepertiga untuk fakir miskin dan sepertiga untuk jiran tetangga.

Gairah Peternak dan Penjualan Hewan

Sungguh indah umat melaksanakan prinsip ekonomi Islam, melaksanakan distribusi harta (kekayaan) untuk kepentingan bersama. Dampaknya timbul interaksi sosial, solidaritas sosial dan keadilan dalam berdistribusi. Ekonomi umat ini akan terus berjalan seiring dengan semakin baiknya kualitas kehidupan, semakin memahami ajaran agama, semakin tinggi kedasaran  dan semakin kokoh imaniah dalam menjalankan ajaran  Islam.  


Potensi ekonomi umat yang mampu tergolong besar akan mampu menata perekonomian menuju arah yang lebih baik, kaum tidak mampu akan dijamin berubah kondisi ekonominya ke arah yang lebih baik dari kondisi yang dialaminya pada saat sekarang. Itulah indahnya Ekonomi Islam.

Tetesan aliran uang dari orang yang mampu berqurban tertuju kepada para peternak, dan penjual hewan, khususnya yang termasuk dalam jenis-jenis hewan yang sah untuk dikorbankan. Para peternak dan penjual hewan akan semakin bersemangat untuk memenuhi kebutuhan hewan qurban setiap tahun.  Siklus pelaksanaan qurbantidak hanya bersifat sesaat melainkan berjalan sepanjang tahun. 

Geliat masyarakat yang ingin berusaha dan beternak semakin tinggi, dimulai dari persiapan usaha hingga mencari tempat untuk berusaha. Dinamisasi usaha terus berjalan, kebutuhan akan lahan usaha bertambah, ketersediaan bahan pakan dan makanan harus cukup serta keterlibatan tenaga kerja juga banyak.  

Aktivitas ekonomi berupa permintaan dan penawaran terus berputar sepanjang tahun. Semakin banyak yang melakukan qurban mengindikasikan bahwa  permintaan terhadap hewan qurban bersifat pasti meskipun jumlahnya berfluktuatif. Ibadah qurban telah memotivasi masyarakat secara individu dan bersama-sama untuk berpacu dan berlomba berusaha terank meskipun hasil atau keuntungan diperoleh pada waktu pelaksanaan qurban (bulan Zulhijah). 


Para peternak dan penjual ternak berupaya menawarkan dagangannya pada tingkat harga yang dapat memberikan keuntungan maksimal dan halal yang menjadi dambaan dan harapan mereka. Aktivitas ekomomi ini akan terus berlangsung dan para peternak serta penjual hewan dapat mampu berusaha secara terus menerus.  

Geliatnya ekonomi umat terutama yang dilakukan oleh para peternak dan penjual beserta komponen pendukungnya merupakan jalan untuk mengangkat harkat dan martabat umat Islam ke jenjang yang lebih baik.  Semangat untuk memenuhi permintaan hewan  qurbanyang rutin berlangsung setiap tahun, tentunnya akan berjalan bila diimbangi dengan ketersediaan modal yang memadai. 

Masalah modal usaha merupakan masalah krusial yang dihadapi oleh setiap pengusaha, terlebih akses untuk berhubungan dengan Lembaga keuangan formal sangat terbatas.  Usaha ini akan semakin bergeliat, bila modal usaha diperoleh dari dana umat Islam sendiri seperti ZAKAT yang dikelola oleh BAZNAS melalui kegiatan produktif.  

Semoga, usaha umat Islam untuk melaksanakan aktivitas ekonomi secara Islami dapat berjalan dengan baik, sehingga suatu saat pelaku ekonomi muslim dapat memainkan peran yang signifikan dalam percaturan ekonomi nasional. Aamiin.

Pewarta : Tim BidikNews
Editor  : BN-007

0 Komentar