Polresta Mataram : Jangan Biarkan Generasi Penerus Bangsa Hanyut Dalam Arus Kehancuran Akibat Narkoba

Kasat ResNarkoba Polresta Mataram Kompol I Made Yogi Purusa Utama bersama Pimpinan Umum BidikNew Salahuddin Dae Ompu

Narkoba. kata yang sering kali dijumpai di tengah-tengah masyarakat, baik tua maupun muda, pelajar ataupun pekerja. Banyak sekali orang mencobanya tapi tak sedikit pula yang memnghindari serta membenci barang “Hantu” haram perusak generasi penerus bangsa ini. Judul diatas merupakan hasil perbincangan singkat Pimpina BidikNews Salahuddin Dae ompu bersama Kasatresnarkoba Polresta Mataram Kompol I Made Yogi Purusa Utama.


BidikNews - Upaya Aparat Kepolisian maupun Badan Narkotika Nasional (BNN) baik pusat, provinsi dan kabupaten atau kota dalam memberantas peredaran gelap narkoba tak pernah selesai. Walaupun ratusan kilogram narkoba dan jutaan obat terlarang diamankan, namun selalu ada kiriman narkoba baru dari luar daerah yang masuk ke wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
 
Indonesia, khususnya NTB ini merupakan salah satu dari sederet panjang daerah di Indonesia yang menjadi “surga” para sindikat narkoba. Walaupun Kepolisian serta BNN mapun pemerintah terkait sudah banyak menyita narkoba yang masuk ke NTB, selama masih ada permintaan maka, tetap ada pengiriman.

Kasat ResNarkoba Polresta Mataram Kompol I Made Yogi Purusa Utama bersama BidikNews nampaknya sepakat dengan kondisi tersebut diatas saat bincang singkat di Mapolres Mataram.

Dalam perbincangan singkat tersebut, Kasat ResNarkoba Polresta Mataram Kompol I Made Yogi Purusa Utama dan BidikNews.net menyebutkan bahwa dalam bisnis peredaran gelap narkoba, tidak ada bandar yang rugi. Semakin banyak barang yang disita BNN atau polisi, maka stok semakin sedikit. Namun dengan permintaan yang masih banyak, para bandar menjual dengan harga jauh lebih tinggi. Tentu hal krusial yang harus disikapi bersama.
 
Kaitan dengan kondisi peredaran narkoba diwilayah hukum Kota Mataram baik Kasat Narkoba Polresta Mataram maupun Bidiknews.net membenarkan bahwa narkoba di Kota Mataram Penyebarannya sudah merambah ke kampung – kampung dibeberawa wilayah zona merah seperti caklra, Ampenan dan Sandubaya.

Dalam perbincangan singkat tersebut, BidikNews dan Kasat narkoba Polresta Mataram sama-sama berasumsi bahwa para pengguna dan pengedar narkoba dikota mataram awalnya, penasaran dengan barang haram itu kemudian mereka coba-coba untuk merasakannya dan pada akhirnya ketagihan. Setelah merasakan narkoba maka ia akan terus mengkonsumsi. Awalnya membeli dengan harga murah lama kelamaan seharga berapa pun ia akan berupaya untuk mendapatkannya.

Pada akhirnya mereka pun menjadi ketagihan dan sedikit yang beralih menjadi pengedar sekaligus bandar. Siklus ini yang harus diputus mata rantainya,” ujar I Made Yogi yang di iyakan BidikNews bersemangat.

Kepada Kasat Narkoba, BidikNews mengatakan hasil pantauannya bahwa Kota Mataram menjadi “surga” bagi para pengedar dan bandar narkoba dan kenapa barang itu terus mengalir masuk ke wilayah Kota Mataram tanya BidikNews.  

“Ya sepanjang permintaan banyak barang ini akan terus masuk. Karena masih banyak yang menjadi pengguna," Kata I Made Yogi.
 
Modus operandi para sindikat dan pengedar serta Bandar narkoba di Kota Mjataram pun sangat beragam, bisa komunikasi lewat handphone dan juga menggunakan jasa pengiriman barang,” kata Kompol I Made Yogi Purusa Utama

Narkoba seakan menjadi hantu yang sangat sulit diberantas di kalangan para pelajar. Jika ini terjadi terus-menerus bagaimanakah nasib bangsa ini, yang sekarang ada di tangan para pelajar selaku penerus bangsa di Kota Mataram dan NTB umumnya.?  

Inilah pertanyaan untuk segera dijawab dengan tindakan bersama.” tegas  I Made Yogi.

Hasil penelusuran BidikNews dari berbagai sumber menyebutkan bahwa kondisi penduduk Indonesia yang terpapar narkotika, pertama adalah kelompok yang pernah mengonsumsi narkotika sebanyak 4.534.744 pada 2019. Angka ini naik menjadi 4.827.619 pada 2021. Kedua, kelompok setahun pemakai yakni 3.419.188 pada 2019 meningkat menjadi 3.662.646 pada 2021.

Menurut laporan Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah tersangka kasus narkotika dan obat-obatan terlarang atau narkoba di Indonesia menurun selama tiga tahun terakhir. Pada 2021 tersangka kasus narkotika nasional berjumlah 1.184 orang, turun 9,41% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 1.307 orang.

Bayangkan saja, Kata Ujar  I Made Yogi para generasi penerus bangsa ini seharusnya dapat hidup layak menjadi seorang yang berguna bagi bangsa dan Negara serta masyarakat, tetapi mereka malah mati karena narkoba. Dapat dibayangkan jiwa-jiwa yang mati karena narkoba selama rentang waktu tersebut dapat mendekati angka ratusan ribu jiwa.

Hal tersebut sudah sepatutnya dijadikan sesuatu yang mendapat perhatian khusus, karena mereka memegang kunci menuju masa depan Indonesia. Merekalah yang akan menjadi penerus bangsa Indonesia.” Ujar  I Made Yogi.

Tetapi yang pasti, kerjasama semua pihak baik aparat pemerintah maupun masyarakat untuk bersama-sama mencegah peredaran narkoba. Agar masa depan para generasi penerus tidak hancur.

Kita semua jangan biarkan generasi penerus bangsa Indonesia hanyut dalam arus kehancuran yang dibawa oleh narkoba.” Ujar  I Made Yogi Perusa.

I Made Yogi juga mengajak seluruh elemen masyarak Kota Mataram untuk terus mensosialisasikan tentang bahaya narkoba pada mereka. Ajari mereka untuk mengatakan 'tidak' pada Narkoba, Selain itu para orang tua agar membekali anak-anak strategi untuk menghadapi ancaman narkoba.

Sepakast untuk bersama pemerintah dan aparat terkait bersama-sama berantas narkoba

Yang lebih penting lagi kata  I Made Yogi, agar kita semua mapu mengatasi gangguan mental yang membuat anak mengonsumsi narkoba dan dibarengi dengan membuat peraturan yang ketat dan tegas di dalam ruang lingkup keluarga dan lingukungan sekitar.

Selain itu, kata I Made Yogi, kita harus mengetahui aktivitas anak kita yang dilakukannya diluar rumah dan serinbg-seringlah kita menyampaikan serta komunikasi yang terbuka dan positif dalam setiap  gerak langkah yang dilakykaknya.

Tentu dukungan dan contok positif harus dikedepankan agar mereka tak hanyut dalam rayuan-rayuan teman sekitar yang telah terpapar narkoba,” Ujar  I Made Yogi.

Perbincangan singkat yang cukup bermakna ini diharapkan dapat memberi edukasi kepada masyarakat agar senantiasa mewaspadai bahaya narkoba yang kerap hadir bagai hantu bagi generasi penerus bangsa.

BidikNews pun pamit kepada Kasat Narkoba Polresta Mataram sembari menyodorkan tangan untuk bersalaman diiringi dengan senyuman khasnya.

Pewarta : Dae Ompu
Editor    : BN-007

0 Komentar