Khutbah Jum`at di Masjid Al Achwan GPI, Khatib Ungkap Tiga Kunci Kebahagiaan yang Diajarkan Rasulullah

Ustadz, Drs. H. Muhammad Nasikhin, M.Ag

Jika kita senantiasa mengingat Allah, maka allah juga kan mengingat hambanya dengan melimpahkan pahala, pertolongan, dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dan apabila kita diberi suatu kenikmatan, jangan lupa untuk selalu bersyukur kepada-Nya karena nikmat tersebut semata-mata datang dari Allah.

BidikNews, Mataram – Setiap insan mebutuhkan Bahagia dalam hidup baik ketika menjalani kehidupan dunia maupun diakhirat kelak.  Itulah sebabnya para khatib dalam setiap klhutbah Jum`atnya senantiasa mengingatkan pada para jamaah akan adanya kunci kebahagiaan yang diajarkjan Rasulullah agar perjalanan hidup didunia untuk menuju akhirat kelak menjadi hamba-hamba yang selalu bahagia.

Demikian Intisari Khutbah Jum`at yang disampaikan Ustadz, Drs. H. Muhammad Nasikhin, M.Ag di Masjid Al Achwan Griya Pagutan Indah Mataram-NTB pada Jum`at, tanggal, 2 September 2022.

Dalam suasana yang khidmat Ustadz, Drs. H. Muhammad Nasikhin, M.Ag menyampaikan Tiga Kunci yang dijarakan Nabi Muhammad SAW  untuk menuju Kebahagiaan dunia dan akhirat, Tiga kunci bahagia itu antara lain ungkap Dosen Senior di UIN Mataram tersebut antara lain 

Pertama, Kita Harus selalu mengingat Allah, 

Prof. DR. H. Ahmad Amir Azi, M.Ag dan Ustadz Drs. H.Dwi Yulianto di masjid Al Achwan

Orang yang selalu mengingat Allah sangat berhati-hati agar terhindar dari perbuatan maksiat. Kalaupun melakukan hal itu, dia segera terpanggil untuk bertobat dan memohon ampunan kepada-Nya.

Sebaliknya, orang yang jauh dari mengingat Allah akan mudah lalai. Dia menganggap ringan perbuatan dosanya, sehingga alih-alih menyesal, justru pada waktu berikutnya dilakukannya lagi. 

Taraf paling parah dari orang yang melupa-lupakan Rabb adalah harta pangkat dan jabatan, polpularitas serta tubuh yang indah dan rupawan. Hal itu ditandai dengan melimpahnya kenikmatan, tetapi membuat si pelaku jauh dari rahmat Ilahi.

Namun, segala yang tersebut itu pada hakikatnya bersifat fana. Semua akan kembali kepada Sang Pencipta. Hanya amal dan perbuatan yang menjadi bekal di Hari Akhir. 

Allah menegaskan dalam Alquran surah al-Baqarah ayat: 152, Terjemahannya, "Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu." Semoga kita termasuk yang mendapatkan naungan-Nya pada Hari Kiamat.”

Kedua, Mensyukuri nikmat yang diberikan Allah.

Selalu bersyukur. Foto : Repro BidikNews

Berapa banyak nikmat Allah yang kita peroleh setiap detik, menit, jam, hari dan seterusnya? Tidak akan pernah mampu kita menghitungnya. Justru sebaliknya, setiap saat kita terlalu sering mengeluh dan merasa apa yang kita inginkan belum dipenuhi oleh Allah dan merasa Allah tidak adil pada kita.

Baru satu hal yang sangat sederhana, sebagai bentuk nikmat Allah yang biasanya kita abaikan. Padahal, terlalu banyak nikmat-nikmat Allah yang lain yang sebenarnya kita peroleh, tapi tidak kita sadari dan lupa kita syukuri, yang telah disediakan Allah di sekeliling kita untuk kita manfaatkan sebaik-baiknya. 

Maka Allah telah berfirman dalam Surat Ar Rahman (QS. 55: 13) yang berulang hingga 31x  ‘Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan’

Ketiga, Ibadah yang nikmat

Nikmatnya Ibadah. Foto repro BidikNews

Dari uraian Khutbah yang disampaikan Ustadz Drs. H. Muhammad Nasikhin, M. Ag tersebut terdapat tanda-tanda orang merasakan nikmatnya ibadah adalah bersegera melaksanakan ketaatan, memperpanjang bacaan shalat, merutinkan puasa, memperbanyak tilawah al Qur'an, merasa rugi jika tertinggal dari melaksanakan ketaatan, dan rindu bertemu dengan Allah untuk merasakan kenikmatan terbesar

Tidak diragukan lagi bahwa ibadah menghadirkan rasa nikmat, kebahagiaan hati kelapangan dada, dan ketentraman jiwa. Rasa-rasa ini hadir ketika seorang hamba sedang melaksanakan ibadah kepada penciptanya. Dan rasa itu terus berlanjut walau sudah selesai dari melaksanakannya.

Seorang yang beribadah merasakan manisnya iman dalam hatinya, kenikmatan bermunajat dalam dzikir mereka, ketenangan dan ketentraman jiwa ketika ruku' dan sujud. Semua ini adalah kenikmatan ibadah yang sebenarnya diharap oleh nafsun muthmainnah (jiwa yang tenang).

Nabi Muhammad SAW selalu menjadi junjungan dan teladan umat Islam di dunia dalam berbagai hal. Termasuk teladan untuk mencapai kebahagiaan hidup. Dalam Islam, tak akan bisa bahagia bila tidak mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT, baik bahagia di dunia maupun akhirat. 

Jamaah sedanng mengaji di masjid al Achwan GPI Mataram

Karena sumber kebahagiaan sejati adalah ketenangan yang bisa dirasakan di dalam hati setiap individu. Kebahagiaan menjadi salah satu anugerah dari sang Ilahi yang tidak ternilai harganya.

Bahagia bukan hanya soal materi, melainkan rasa syukur dan tetap sabar menjalani takdir yang diujikan dari Allah SWT. Hal ini dicontohkan Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya yang dipenuhi kebahagiaan, meskipun Allah SWT selalu memberikan cobaan kepadanya.

Dalam menjalani ujian hidup dari Allah SWT, Nabi Muhammad selalu bersyukur, bersabar, dan juga berdoa untuk tetap bahagia saat menjalaninya. Berikut adalah kumpulan doa Nabi Muhammad untuk mencapai kebahagiaan dalam hidup di dunia dan akhirat.

Diakhir Khutbahnya, Ustadz Drs. H. Muhammad Nasikhin, M. Ag mengajak ummat muslim di Masjid Al Achwan Griya Pagutan Indah Mataram – NTB dan ummat muslim sedunia untuk berdo`a sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW 

"Alloohumma a'innii 'alaa dzikrika wa syukrika wa husni 'ibaadatik." Artinya: "Ya Allah, tolonglah aku untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu."

Pewarta : Dae Ompu

Editor : BN-007



0 Komentar