Kenangan demi kenangan hanya akan jadi serpihan masa lalu seseorang. Banyak yang masuk jadi bagian dalam hidup tapi mungkin juga hanya segelintir orang yang benar-benar masuk kedalam hati tiap diri sekaligus mewarnai pelangi dan menerangi kehidupan setiap pribadi. Masa masa itulah kita harus dapat “Menulis Sejarah Diri” agar seseorang bisa merefleksi diri berguna atau tidak bagi pribadinya maupun orang lain.
BidikNews, Mataram - Demikian hikmah dari pesan bijak Staf Pengajar Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram ini agar kita senantiasa “Menulis Sejarah Diri”.
Kita bisa “Menulis Sejarah Diri” bahwa kita terlahir dari seorang ayah dan ibu yang kemudian dari kecil mendidik kita dengan penuh kasih sayang dan menanamkan jiwa budi pekerti yang baik. Dalam sebuah keluarga kecil kita dituntut untuk menjadi orang yang berguna sehingga dapat menggapai hidup bahagia dan sukses.
Kita juga bisa “Menulis Sejarah Diri” bahwa kita semua adalah hamba yang terlahir sebagai seorang pemimpi dengan berjuta-juta impian dan berharap impiannya itu bisa menjadi kenyataan. Mimpi utama kita adalah bagaimana bisa menjadi orang yang berguna dan bermanfaat buat orang-orang disekitar, sehingga menghadirkan rasa senang jika melihat orang lain tersenyum bahagia.
Kita pun di anjurkan untuk “Menulis Sejarah Diri” disaat mampu berjalan sendiri, menyingsing kabut gelap dan menerjang badai kehidupan. Disaat orang lain tertawa dengan hidupnya, maka kita harus terus berjuang dengan sebuah harapan kelak juga bisa seperti mereka.
Kita harus bisa “Menulis Sejarah Diri” ketika kita menjalani kehidupan menahan kenyataan pahit yang terasa berat dan membuat kita terkadang ingin menyerah. Dengan sebuah pengharapan bahwa suatu saat keadaan akan berubah. Kita diajarkan untuk terus berjalan meski perih dan pahit menyertai, bahkan bagimana rasanya sering kali terjatuh dan terluka.
Kita juga bisa “Menulis Sejarah Diri” ketika kita mampu mencapai zona nyaman setelah berjuang melawan batas diri dan keadaan. Berusaha untuk tetap berjalan dan tidak menyerah bisa dilakukan selagi harapan itu masih ada dan terus bertahan.
“Menulis Sejarah Diri” dalam pandangan DR. H. Maimun Zubair, M.Pd mengajarkan kita untuk senantiasa berjalan diatas jalan kebaikan. Kita juga diajarkan untuk lebih bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT.
Sekuat hati kita harus “Menulis Sejarah Diri” bahwa kita akan tetap menjadi seorang pemimpi di jalan Allah, sampai benar-benar dapat merengkuh segala nikmat yang diberikan ketika di panggung dunia hingga di akhirat dengan berbagai keindahan dan kenikmatan surga yang diujanjikan.
Kita juga harus “Menulis Sejarah Diri” bahwa kita tidak akan berhenti dan menyerah, karena kita dapat menemukan sesuatu yang terbaik jika kita menjalani hidup dan kehidupan diatas roda-roda yang di Ridhoi oleh Allah.
Karena itu mari kita semua untuk “Menulis Sejarah Diri” dengan perkataan yang baik, berbuat yang baik, menjalani perintah Allah, menjauhi larangannya dan mentauladani jalan hidup Nabi Muhammad SAW sebagai penerang di dunia hingga menuju akhirat kelak.” tutur DR. H. Maimun Zubair, M. Pd dengan bijak
Pewarta : Dae Ompu
0 Komentar