Rakus dan Serakah akan Harta serta Kekuasaan Membuat Mata Hati Menjadi Buta dan Tuli


                                            Oleh : Drs.Abdul Mared H.M.Yusuf.

RASULULLAH pernah mengatakan bahwa satu saat nanti akan datang suatu zaman dimana perhatian manusia hanya tertuju pada urusan perut dan kehormatan. Orientasi mereka pada kebendaan (materi) semata-mata. Yang hak dikatakan bathil, yang haram dikatakan halal, yang benar dikatakan salah dan yang salah dibenarkan. 

BidikNews, Mataram - Keadaan yang terjadi sekarang boleh jadi benar seperti yang dikatakan Rasulullah. Sikap hidup yang serba materi dan nafsu syahwat telah menguasai manusia modern.

Yang nampak terlihat seakan bahagia padahal sesungguhnya jiwanya telah didera tak habisnya oleh persoalan dunia. Masalah akhirat hanya terkadang saja tersentuh. Ingat akhirat ketika datang musibah namun setelah itu menjauh bahkan tak menghiraukannya lagi.

Nafsu kebendaan telah menguasai diri sehingga mendorong hati menjadi kasar, suka mengancam dan rakus. Keadaan seperti itu akan berpengaruh terhadap kehidupan suatu negeri dengan berbagai macam masalah. 

Sebaliknya manakala suatu negeri dihuni penduduknya yang beriman dan bertakwa maka kehidupan menjadi tenteram, sehingga Allah menurunkan keberkahan bagi penduduknya.

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”(QS  al  A’raf :96).

Tamak rakus terhadap harta, jabatan, kedudukan bisa merusak agamanya karena tidak secara sadar orang-orang seperti itu akan suka menebar kebohongan, berbuat keji menghalalkan segal;a macam cara agar keinginannya tercapai. 

Rasulullah mengingatkan dunia itu tempat ujian dan cobaan. Kerakusan harta dan jabatan merupakan sumber kezdaliman. Banyak orang yang diberi kekayaan, jabatan dan kekuasaan namun menjadi sombong, angkuh memutuskan silaturahim ukhuwah Islamiyah.

Orang-orang yang gila kepada harta, kedudukan, jabatan, dan cinta kepada dunia, mereka akan menyesal pada hari kiamat. Yaitu ketika mereka diberikan catatan amalnya dari sebelah kirinya. Semua kekuasaan, jabatan, dan hartanya tidak bermanfaat di akherat.

"Hartaku sama sekali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku dari padaku“ (QS.Al-Hâqqah:28-29 ).

MANUSIA SERAKAH KARENA TIDAK PERNAH PUAS

Semua manusia  awalnya berada pada fitra Islami. Namun lama kelamaan fitra Islami itu rusak karena intervensi nilai jahiliyah serta tingkah laku manusia itu sendiri.

Akibatnya, kerusakan moral dan perilaku jahiliyah mewarnai hidup dan kehidupan dimana-mana. Di gedung, di kantor, terminal dan di pasar, bahkan di tempat suci yang semestinya orang tunduk kepada Allah SWT, sehingga sifat sebagian manusia sama dengan sifat syaitan. Bahkan lebih.

Pada hal sifat khusus syaitan adalah ingkar kepada Allah SWT dan selalu berbuat kejahatan.  Jika syaitan ada yang patuh dan berbuat baik, maka ia tidak lagi dinamakan syaitan.

Sedangkan manusia, diciptakan Allah SWT dengan sifat ganda, yaitu  patuh dan ingkar.  Kepatuhan manusia kepada Allah bisa menyamai malaikat. Bahkan bisa melebihi.

Kalau malaikat patuh tidaklah aneh, karena ia tidak mempunyai sifat ingkar.  Tapi jika manusia yang patuh kepada Allah SWT, boleh dikatakan luar biasa, karena manusia memiliki sifat ingkar yang kadangkala manusia itu sendiri tidak mampu mengekang dan mengendalikannya.

Sebaliknya, keingkaran manusia juga bisa melebihi syaitan.  Sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam  Al Quran, syaitan tidak pernah memaksakan kehendaknya kepada manusia, tapi hanya membujuk agar manusia mau berbuat kejahatan.

Syaitan tidak pernah membunuh manusia. Tapi karena kebiadaban, manusia ada yang tega menggorok, memotong dan mencincang manusia. 

Dengan dasar itulah Allah SWT dalam  Al Quran mengatakan bahwa manusia bisa menjadi syaitan.  Maksudnya bukan bentuk manusia yang berubah menjadi syaitan. Tapi perangai manusia itu sendiri  yang sama dengan perangai syaitan. Bahkan lebih buruk dan biadab.

Dalam sebuah hadits Rasulullah menggambarkan, bila seekor harimau dimasukkan ke dalam kandang kambing, yang akan dimakan harimau  hanya seekor atau dua ekor kambing. Setelah itu harimau pergi.  Tapi, jika manusia yang dimasukkan,  jangankan satu kandang, berpuluh-puluh dan beratus-ratus kandang, bahkan dengan kandang-kandangnya akan habis oleh manusia.

Artinya, dalam mengarungi hidup dan kehidupan di atas dunia ini, manusia yang tidak kanaa tidak akan pernah puas dan tidak akan pernah merasa cukup terhadap kebutuhan, sehingga sudah dapat satu ingin dua, dapat dua ingin tiga. 

Bahkan dalam satu adist Nabi Muhammad SAW menjelaskan, manusia diberi dua lurah yang penuh emas dia tidak bersyukur, tapi minta satu lurah lagi. Begitulah keserakahan manusia yang dikendalikan hawa nafsu.

Dan manusia seperti inilah yang akan membawa kerusakan di bumi Allah yang juga akan membawa kesengsaraan pada mansyarakat. Karena dia akan memakan apa saja yang ada disekelilingnya. Batu, aspal, kayu, tanah, semen, besi akan dilibas dan dimakannya.

Tidak peduli haram atau halal, masa bodoh apakah orang akan teraniaya, merana dan sengsara. Yang penting nafsu angkara murkanya terpenuhi, meski pun menari di atas bangkai teman sendiri dan bergembira di atas penderitaan orang lain.

Untuk mengatasi semua inilah Allah SWT membimbing dan menuntun manusia dengan mewajibkan beribadah kepada-Nya, agar manusia itu selalu memiliki rohani yang bening dan bersih, sehingga mampu  mengendalikan  nafsu angkara murka yang serakah, biadab, sadis dan biringas.

Namun kadang kala sebagian manusia tidak menghiraukan perintah dan larangan Allah, apa lagi bimbingan dan tuntunan-Nya, sehingga manusia itu lupa diri dan lupa daratan. Pada hal orang lupa diri lupa kepada Tuhan dan orang yang melupakan tuhan, temannya adalah syaitan, 

SERAKAH BISA BAHAYAKAN UMAT MANUSIA

Keserakahan manusia tidak akan pernah hilang kecuali setelah kematian menjemputnya. Serakah merupakan sikap yang tak pernah merasa puas dengan yang sudah dicapai. Karena ketidakpuasannya itu, segala cara pun ditempuh.

Serakah adalah salah satu dari penyakit hati. Mereka selalu menginginkan lebih banyak, tidak peduli apakah cara yang ditempuh itu dibenarkan agama atau tidak. Tak berpikir apakah harus mengorbankan kehormatan orang lain atau tidak. Yang penting, apa yang menjadi kebutuhan nafsu syahwatnya terpenuhi.

Bila tidak segera dibersihkan, penyakit sosial ini dapat menimbulkan malapetaka. Orang yang serakah, akan membuat mata hati dan pendengarannya menjadi tuli.

Serakah juga menjadi pintu masuknya setan. Bila masuk dalam hati orang yang serakah, setan akan menghiasinya dengan sifat-sifat tercela lainnya. Dan orang yang serakah itu selalu menganggap baik apa yang dilakukannya, meski kebanyakan orang melihatnya sebagai suatu keburukan.

Serakah, ternyata tidak sebatas pada harta benda semata-mata. Ada orang yang serakah kepada wanita ataupun jabatan. Orang yang serakah kepada wanita, akan menjadikan wanita itu sebagai pemuas nafsunya belaka. Orang yang serakah kepada jabatan, akan berusaha mendapatkan apa yang menjadi incarannya dengan segala cara. Tak pernah berpikir apakah cara yang ditempuh baik atau buruk.

Namun, ada juga serakah dalam hal kebaikan. Serakah ini bisa memberikan jaminan keselamatan bagi pelakunya di dunia dan akhirat. Serakah yang baik merupakan sifat yang dimiliki oleh orang beriman.

Serakah yang baik akan mendorong orang beriman untuk berlomba-lomba meraih ridha Allah SWT. Mereka tak peduli bagaimana kondisi diri. Yang mereka lihat adalah ridha Allah SWT semata. 

Orang yang serakah kepada kebaikan ini justru dianjurkan Rasulullah SAW karena membuat mereka bersungguh-sungguh dalam beribadah dan beramal. Mereka juga menginfakkan sebagian hartanya di jalan Allah SWT. Disadur dari berbagai sumber.

Drs.Abdul Mared H.M.Yusuf adalah :

  • Dewan pembina Kerukunan MasyarakAT Hukum Adat Nusantara NTB (Kermahudatara NTB)
  • Alumni, Universitas Islam Indonesia ( UII ) Yogjakarta Thn. 1991

Pewarta : Salahuddin Dae Ompu


0 Komentar