Sungguh Mulianya Mengungkapkan Kata Maaf dan Memaafkan


Dalam kehidupan, setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, dan sebagian di antara mereka ada yang merasa menyesal jika pernah melakukan kesalahan tersebut. Yang terbaik buat kita hari ini adalah bersama-sama bangun kembali dengan semangat baru, ketulusan hati dan semangat persaudaraan. Jangan ada yang berkata, “Tiada maaf bagimu.” Ahli hikmah mengatakan,  “Ingatlah dua hal dan lupakanlah dua hal. Lupakanlah kebaikanmu kepada orang lain dan lupakanlah kesalahan orang lain kepadamu.

BidikNews,Mataram,NTB - Seorang Muslim, jika ia melakukan kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja tentu membuat hatinya tidak tenang, ia akan resah seumur hidup jika masih teringat kesalahannya. Salah satu cara untuk menyelesaikan masalah adalah minta maaf, jangan malu dan jangan ragu buat ngakuin semua kesalahan kita, karena tujuan dan niat kita baik.

Setiap orang mempunyai cara tersendiri untuk meminta maaf. Tak kiralah minta maaf kepada kawan, suami/isteri, ibu-bapa, adik-beradik, atau sesiapa pun Mungkin cara yang paling mudah untuk meminta maaf adalah dengan hanya menyampaikan lewat media sosial. Tetapi ada cara yang paling sopan ketika meminta maaf, yaitu bertatap muka langsung.

Mulianya Memaafkan

Setiap manusia pernah melakukan kesalahan. Kesalahan, kekhilafan adalah fitrah yang melekat pada diri manusia. Ini berarti bahwa manusia yang baik bukan orang yang tidak pernah berbuat salah, Tetapi, manusia yang baik adalah manusia yang bisa memaafkan kesalahan orang lain yang telah melukai hati perasaannya.

Kata maaf berarti “menghapus”, yaitu yang memaafkan menghapus bekas-bekas luka di hatinya. Bukanlah memaafkan namanya, apabila masih ada tersisa bekas luka itu didalam hati, bila masih ada dendam yang membara.

Boleh jadi, ketika itu apa yang dilakukan masih dalam tahap “masih menahan amarah”. Usahakanlah untuk menghilangkan noda-noda itu, sebab dengan begitu kita baru boleh dikatakan telah memaafkan orang lain.

Agama mengajak manusia untuk saling memaafkan. Dan memberikan posisi tinggi bagi pemberi maaf. Kerana sifat pemaaf merupakan sebahagian dari akhlak yang sangat luhur, yang harus di ikuti bagi seorang Muslim yang bertakwa.

Al-Quran memang menetapkan, bahawa seseorang yang diperlakukan secara zalim diizinkan untuk membela diri tapi bukan didasarkan balas dendam. Pembelaan diri dilakukan dengan penuh simpati seraya menunjukan perangai yang luhur, bersabar, memaafkan dan toleran. 

Let’s gone be by gone (yang lalu biarlah berlalu) bangunkan kembali masa depan dengan semangat yang baru. Kita selalu lupa, hanya kerena kesalahan yang telah dibuat orang lain, kita melupakan semua kebaikan yang pernah dibuatnya. Untuk itu, kita juga harus memperlakukan semuanya secara seimbang.

Pewarta : Dae Ompu

0 Komentar