Penanganan PMK di NTB Hingga 4 Desember 2022 Capai 1.038. 271 Juta Ekor


BidikNews,Mataram,NTB
-Pelaksanaan Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Provinsi Nusa Tenggara Barat terus dilakukan. Petugas Kesehatan Hewan pun tiada henti melakukan penyeprotan desinfetas atau biosecurity kepada sejumlah hewan tenak di seluruh wilayah NTB. 

Kegiatan penyeprotan desinfetas atau biosecurity dilakukan dengan tujuan dari mencegah semua kemungkinan penularan dan penyebaran penyakit. Penerapan biosekuriti pada terutama pada hewan, guna mengurangi risiko penyebaran mikroorganisme penyebab penyakit yang mengancam terutama penyakit Mata dan Kuku yang menyerang Sapi.

Kegiatan penyemprotan atau disinfektan ini dilakukan oleh tim khusus yang telah disiapkan olek pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB untuk menyemprot kandang-kandang ternak di setiap wilayah se NTB untuk menekan ancaman penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak. Selain itu Disinvektan juga dibagikan kepada para peternak.

Hal tersebut dijelaskan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB, drh. Khairul Akbar melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan), drh. Muslih kepada media ini di Kantor Disnakeswan Provinsi NTB (senin,5/12/22). 


Alhasil dari sejumlah rentetan kegiatan tersebut kata drh. Musleh, perkembangan penanganan PMK hingga 4 Desember 2022 di Provinsi NTB secara keseluruhan sebanyak 1.038. 271 ekor. 

Dari 1.038. 271 (Satu Juta Tiga Puluh Delapan Ribu Dua Ratus Tujuh Puluh Satu) ekor ternak tersebut dengan rincian masing-masing kabupaten sebagai berikut. Untuk Lombok Timur, 23.817 ekor sapi sakit, sembuh 23.590 ekor, dipotong bersyarat 99 ekor, mati 128 ekor. Vaksinasi 201.429.

Untuk wilayah Lombok Tengah, dari jumlah komulatif 30.495 ekor sapi sakit, yang sembuh sebanyak 30.467 ekor, kemudian 21 ekor dipotong bersyarat, ada 7 ekor mati, dan 193.384 vaksinasi. 

Sedangkan di wilayah kabupaten Lombok Barat total jumlah hewan sebanyak 16.589 ekor sakit, yang disembuhkan sebnayak 16.567 ekor, dipotong bersyarat  sebanyak 7 ekor, dan mati 15 ekor, sedangkan jumlah yang divaksinasi sebanyak 59.327 ekor. 

Untuk Kota Mataram total hewan ternak sebanyak 692 ekor sakit, 615 ekor sembuh, 70 ekor dipotong bersyarat, dan 7 ekor mati, dan yang vaksinasisebanyak 1.006. 


Kemudian kabupaten Lombok Utara, total hewan ternak 21.589 ekor sakit, yang sembuh sebanyak 21.484 ekor, or dipotong bersyarat 54 ek,  mati 51 ekor mati, yang divaksinasi sebanyak 69.816 ekor.

Disusul pelaksanaan penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK ) di Pulau Sumbawa, antara lain Kabupaten Sumbawa, Jumlah Komulatif hewan sakit sebanyak 12814 ekor, yang sembuh sebanyak 12782 ekor, sedangkan yang dipotong bersyarat sebanyak 11 ekor dan yang mati sebanyak 21 ekor sehingga jumlah komulatif sebanyak 163088 mengingat pada 3 November 2022 juga dilakukan vaksinasi sebanyak 1602 ekor.

Untuk Kabupaten Sumbawa barat, jumlah komulatif hewan ternak sakit sebanyak 3838 sakit, sembuh 3838 sedangan yang dipotong bersyarat dan mati nol. Jumlah komulati yang di vaksinasi sebanyak 20177 ekor.

Disusul kabupaten Bima, sebanyak 6668 ekor sakit, yang sembuh 6664 ekor, dipotong bersyarak dan mati nol. Jumlah komulatif vaksinasi sebanyak 216417 ekor.

Kemudian Kota Bima terdapat 336 ekor sakit, kemudian sembuh 336 sedangkan ptong bersayarat dan mati nol. Yang divaksinasi sebanyak 21179.

Dan yang terakhir di kabupaten Dompu, terdapat 2568 ekor sakit kemudianyang sembuh sebanyak 2180 ekor sementara potong bersyarat dan mati nol. Akan tetapi di wilayah kabupaten dompu masih terdapat 388 ekor yang masih dianggap kasus.


Jadi secara keseluruhan, jelas Kabid Kesehatan Hewan, drh. Musleh, jumlah komulati pelaksanaan penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) oleh petugas kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB sampai dengan tanggal 3 Desember 2022 sebanyak 1.038.271  (Satu Juta Tiga Puluh Delapan Ribu Dua Ratus Tujuh Puluh Satu) ekor. 

Yang membanggakan lagi kata Musleh bahwa sejak 22 November 2022 khusus di pulau Lombok Provinsi NTB menyebutkan PMK dinyatakan nol kasus.

Meski demikian pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB sebagaimana ditegaskan Kepala Dinas Khaerul Akbar kata  Musleh para petugas lapangan diperintahkan untuk terus melakukan monitoring sekaligus menagani PMK diwilayah tugas masing-masing” katanya. 

Meski demikian, Musleh menegaskan bahwa sesuai arahan Kepala Dinas pihaknya akan rutin melakukan monitoring sekaligus melakukan Penanganan terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ini secara terus menerus di sejumlah wilayah se Provinsi Nusa tenggara Barat, guna memberikan pengebalan pada ternak.” katanya. 

Untuk ketersediaan obat-obatan kata Musleh masih banyak tersedia baik di tingakt Provinsi, bakupaten hingga kecamatan. Sehingga para peternak tidak lagi menggunakan obat-obatan lain. Karena obat khusus PMK sudah tersedia” ujar Musleh meyakinkan. 

Pewarta : Dae Ompu



0 Komentar