Target Investasi 2022 Menembus Batas, Rp21,1 Triliun Masuk NTB, “Ramah Investasi” Jadi Magnet Para Investor


Manfaat investasi bagi daerah memiliki korelasi positif terhadap pembangunan infrastruktur. PDB yang naik akan mendukung upaya pembangunan dari pemerintah, sementara pemerintah pun akan lebih giat membangun infrastruktur guna menyokong dan menarik investor. 

BidikNews,Mataram,NTB - Keadaan politik dan keamanan suatu daerah juga dapat mempengaruhi nilai investasi. Apabila daerah tersebut berada di situasi politik dan keamanan yang tidak baik, maka para investor cenderung untuk menarik investasinya dan hal ini yang membuat nilai investasi menjadi turun. Investasi disektor industry pun demikian, semakin banyaknya investor sector industry yang tertarik untuk menyuntikkan dana pada daerah, maka nilai investasinya pun akan meningkat juga. Hal ini dapat membantu peningkatan  arus ekonomi di suatu daerah terus berputar.

Faktor terakhir yang dapat mempengaruhi investasi adalah kondisi sarana dan prasarana yang tersedia. Semakin baik kondisi sarana dan prasarana yang disediakan, maka akan semakin banyak pula investor yang tertarik untuk menyuntikkan dana ke daerah.

Karena itu NTB telah siap untuk itu, dan hasilnya pun tak mengecewakan. Dengan slogan “NTB Ramah Investasi” maka pada tahun 2022 nilai investasi yang ditargetkan sekita Rp18 Triliun ternyata mampu menembus batas mencapai angka Rp21,1 Triliun.

Hal tersebut terungkap ketika Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Muhammad Rum melakukan Press Release pada Rabu, 25 Januari 2022 di Mataram.


Dalam keterangannya, Kadis  DPMPTSP NTB mengatakan bahwa dalam rangka mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan, Jajaran Dinas DPMPTSP NTB terus bergerak untuk memacu pertumbuhan ekonomi dengan cara peningkatan iklim Investasi dan Realisasi Investasi yang kondusif. Semakin membaiknya iklim investasi dapat ditunjukkan dengan semakin meningkatnya realisasi investasi baik PMA maupun PMDN.” Ujar Muhammad Rum mengawali keterangan Persnya. 

Disebutkannya, bahwa nilai investasi tahun 2022 Pemprov NTB sebenarnya hanya menargetkan nilai investasi yang harus dipenuhi dalam RPJMD tahun 2022 sebesar  Rp. 15.428.818.751.352,- sedangkan Pemerintah Pusat menetapkan target nilai investasi untuk NTB sebesar  Rp.18.500.000.000,-.” jelas Muhammad Rum.

Namun tak disangka Realisasi nilai investasi yang masuk NTB tahun 2022 ini melampaui target RPJM dan target Pemerintah Pusat. Terhitung mulai Januari s/d Desember Tahun 2022 nilai Investasi yang masuk NTB sebesar Rp. 21.606.673.873.316,- terdiri dari PMDN sebesar Rp. 14.177.661.576.421 ,- dan PMA sebesar Rp. 7.429.012.296.895,-“ jelas Muhammad Rum dengan bangga.

Pada bagian lain, Muhammad Rum juga menyebutkan bahwa nilai investasi di sejumlah kabupaten/kota di NTB. Dikatakannya, Realisasi tertinggi pada periode Oktober – Desember 2022 Kab. Sumbawa Barat menduduki posisi tertingg dengan realisasi nilai investasi sebesar Rp. 3,628 Triliun, kemudian disusul Kab. Dompu sebesar Rp. 1,782 Triliun dan Kota Mataram Rp. 630 Miliar. 


Sementara Realisasi terendah pada periode Oktober – Desember 2022 dimiliki oleh Kota Bima sebesar Rp.187 Juta disusul Kab. Bima Rp. 4,707 Miliar kemudian Kab. Lombok Barat sebesar Rp. 18,010 Miliar.” terang Muhammad Rum.

Muhammad Rum juga menyebutkan bahwa, Kontribusi Sektor ESDM pada periode Oktober – Desember 2022 mencatat realisasi tertinggi sebesar Rp. 4,948 Triliun Posisi kedua adalah sektor Pos, Telekomunikasi, System & Transaksi Elektronik sebesar Rp. 353 Miliar dan disusul sektor Perindustrian sebesar Rp. 344 Miliar.

Sedangkan Realisasi terendah pada Oktober – Desember 2022 dimiliki oleh Sektor Lingkungan Hidup Rp. 0,- disusul Sektor Kesehatan, Obat dan Makanan Rp. 2,044 Miliar ,- dan PUPR sebesar Rp. 17,260 Miliar.” Ungkapnya.

Dampak positif dari meningkatnya nilai investasi yang masuk di NTB tentu menggerek peningklatan Penyerapan tenaga kerja di NTB. 

Dijelaskannya,  Triwulan IV tahun 2022 penyerapan tenaga kerja sebanyak 437 Orang tenaga kerja Indonesia (TKI), sementara tenaga kerja asing (TKA) tidak ada. Untuk Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (132 orang), Transportasi (105 orang) dan Perdagangan (78 orang) 


Kab./Kota yang memiliki serapan Tenaga Kerja tertinggi pada triwulan IV Tahun 2022 adalah Kab.Sumbawa Barat (143 orang), Kab. Lombok Barat sebanyak 119 orang, disusul Kab. Loteng sebanyak 52 orang,” bebernya.

Dalam mketerangannya, Muhammad Rum menyebutkan Realisasi Investasi PMA didominasi dari Gabungan Negara, Australia, Kanada,Prancis dan Korea Selatan. 

Selain itu, kata Muhammad Rum hingga desember 2022 Jumlah negara yang berinvestasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat tercatat sebanyak 16 Negara.

Dengan capaian investasi yang memuaskan ini kata Muhammad Rum mengantarkan provinsi NTB menempati posisi urutan 11 dari 34 provinsi yang ada di Indonesia.

“Suatu keberhasilan yang sangat mambanggakan bagi rakyat dan pemerintah provinsi NTB.” Ujar Rum sambil tersenyum bangga.

Dalam keterangannya, Muhammad Rum juga membeberkan sejumlah proyeksi peluang investasi pada tahun 2023 yang kini tengah diincar para investor seperti, di Gili banta dan Pulau Kelapa Sape Bima, Kemudian Tambang Tembaga di Hu`u Dompu, Teluk Santong, Smelter di mKSB dan Lunyuk.

Posisi pulau Gili Banta yang berdekatan dengan Pulau Komodo nantinya akan menjadi primadona bagi para investor untuk berinvestasi di wilayah itu.

Sedangkan di Lunyuk Sumbawa kata Muhammad Rum, Investor saat ini tengah membidik areal lahan seluas 30 ribu hekter untuk penanaman Ubi Kayu (singkong besar) yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan baku tepung Tapioka sekaligus akan membangun pabrik tapioca terbesar di wilayah Timur Indonesia mengingat tepung Tapioka masih di import oleh pemerintah indonesia.

Rencana pembangunan pabrik industry tepung tapioca ini nantinya apakah di kabupaten Sumbawa atau di kabupaten Bima dan saat ini tengah dilakukan study kelayakan oleh pihak investor,” ujar M.Rum.

Pada bagian lain proyeksi peluang investasi 2023 juga akan dihasilkan dari prouek kereta gantung di Lombok Timur sebesar Rp22 Triliun, Mandalika Rp1,3 Triliun serta peluang investasi yang di rancang Brida NTB berupa pabrik bata hasil olah limbah plastic. Ditambah lagi dengan investasi di sector Peternakan Banyumulek Lombok Barat maupun peluang investasi yang akan masuk di salah satu Gili Palangan senilai Rp11 Triliun.


Dalam uraiannya, Muhammad Rum menyampaikan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang telah bersama-sama memberikan suasana yang kondusif sehingga para investor merasa nyaman untuk berinvestasi di NTB.

Masuknya investor di daerah NTB wajid didukung bersama karena dengan hadirnya investor ada kaitannya untuk pembanguna daerah. Karena itu media masa dan wartawan diminta untuk memberikan dukungan terhadap dunia investasi di daerah NTB tercinta ini,” harapnya.

Muhammad Rum juga mengungkapkan bahwa dalam rangka mendukung terjaminnya keamanan untuk berinvestasi, maka di era Zul - Rohmi Pemprov NTB telah membentuk Satgas Investasi yang membantu memberikan solusi jika ada hambatan bagi para investor yang ingin berinvestasi di NTB dengan melibatkan semua pihak termasuk Imigrasi.

Diakhir pemaparannya, Kadis DPMPTSP NTB Muhammad Rum menyampaikan, NTB yang Ramah Investasi telah memberikan ruang dan waktu kepada para investor untuk berlomba mengisi pundi-pundi rupiah bagi daerah dan rakyat NTB yang pada gilirannya nanti akan menghantarkan NTB yang Gemilang dimasa sekarang dan akan datang.

Pewarta: Dae Ompu


0 Komentar