Cibiran serta Sindiran Dapat Membangkitkan Motivasi Diri

 


      
Ketika kaki melangkah nan jauh, Meniti jalan setapak penuh onak dan duri, Tiada secuilpun hati cemas dan menciut, Secercah harapan tersua di depan mata

Demikianlah untaian syair penyemangat yang terucap dari setiap mulut seseorang yang ingin melakukan perubahan kehidupan yang lebih baik pada hari ini dan masa datang. Berbagai ikhtiar telah dilakukan di kampung halamannya untuk meraih terbaik, namun belum memberikan hasil yang memuaskan.” Ujar Muhammad Irwan.

Perjalanan kehidupannya tidak mengalami perubahan, ujar Muhammad Irwan, jangankan sama dengan hari kemarin lebih baikpun tidak. Ia tidak ingin menjadi orang yang tidak mengalami perubahan atau merugi, ia tidak ingin menjadi orang yang terhina dan celaka karena tidak memiliki motivasi dan inovsasi dalam dirinya. 

Ocehan keluarga dan tetangga selalu mengiang di telinganya. Cibiran dan dan sindiran selalu didengarnya. Julukan pengangguran dan tidak memiliki pekerjaan disematkan padanya, dan lain-lain kalimat yang menyayat hati kerap didengarnya setiap hari. Kalimat yang membuat sakit hati di dengar, tetapi menjadi sebuah motivasi diri untuk berbangkit.  

Tetapi, Ia teringat teori motivasi Abraham Maslow yang didengar waktu kuliahnya dulu salah satunya adalah : “Penghargaan”. Ia tidak mau harga dirinya tercabik-cabik karena dihina lantaran tidak punya pekerjaan atau menganggur. Ia tidak mau dirinya dianggap sebelah mata lagi, dan ia butuh penghargaan dari orang lain. 

Ia tidak mau terus dihina sebagai seorang sarjana yang tidak bermutu, tidak berkualitas dan hanya menjadi beban orang tua dan masyarakat. Ia harus bangkit, ia harus keluar dari julukan penganggur, bebas dari sebutan orang yang tidak memiliki kreasi dan kreativitas, orang yang tidak berdaya guna dan berhasil guna. 

Yang lebih menyakitkan lagi adalah julukan orang pemalas. Ia tahu juga bahwa sifat malas adalah salah satu jenis penyakit rohani (jiwa). 

Perkataan dan cibiran serta sindiran yang sering terdengar membuat dirinya malu. Dan yang lebih membuat dia malu adalah dia sebagai umat Islam tidak mau berbangkit dari motivasi yang disitir oleh Allah dalam salah satu firmaNya dalam surat Al-Jumuah ayat 10 yang artinya : Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. 

Ayat ini secara tegas memotivasi umat manusia (Islam) untuk melakukan aktivitas di seluruh pelataran bumi. Jika dikampung halaman sudah tidak ada lagi potensi dan peluang untuk mengembangkan diri, maka tinggalkanlah kampung halaman itu, bertebaranlah di muka bumi ini, pergi merantau di sekitar kampung halaman atau merantau ke tanah seberang. 


Dijelskan Muhammad Irwan, Motivasi untuk berbangkit tidak hanya terdapat dalam Al-Qur’an, Rasulullah pun menghadirkan banyak hadist tentang motivasi untuk bangkit dari ketidakberdayaan. Salah satunya adalah “Barang siapa menjadi beban dari kerja tangannya sendiri, maka diampunilah dosanya (HR. Muslim). 

Berangkat dari motivasi Islami ini kata Muhammad Irwan, tidak ada jalan lain bagi setiap insan untuk membangkitkan dirinya dengan mencari aktivitas yang dapat merubah kondisinya pada saat ini. 

Setiap diri harus memiliki tekad untuk melakukan perubahan tatanan kehidupan. Dia tidak hanya duduk berpangku tangan arau menghabiskan waktu tanpa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Di dalam diri harus tertanam tekat bahwa sebaik-baik manusia adalah memberikan manfaat bagi orang lain. 

Membangkitkan motivasi diri adalah bermula dari diri sendiri bukan pada orang lain, meski motivasi timbul karena berasal dari orang lain. Berangkat dari pengertian motivasi adalah kecenderungan yang timbul dalam diri seseorang secara sadar atau tidak sadar melakukan tindakan-tindakan dengan tujuan tertentu; usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang yang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehndaki. 

Salah satu bentuk untuk membangkitkan motivasi diri sebut Muhammad Irwan adalah bekerja dan tidak bermalas-malasan. Dalam pandangan Rasulullah SAW bahwa “seseorang yang bermalas-malasan dalam bekerja adalah bentuk kesia-siaan yang disengaja. 

Kalimat ini memiliki makna yang luas bahwa orang yang tidak mau bekerja, bermalas-malasan, menghabiskan waktu yang tidak ada maknanya, tergolong orang yang menyia-nyiakan kesempatan dan waktu, dan Rasulullah mencap orang ini sebagai orang jelek. 

Bekerja merupakan kebutuhan pokok bagi manusia untuk dipenuhi dan diwujudkan. Bekerja dibutuhkan bukan hanya pada waktu-waktu tertentu, melainkan harus berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang didukung oleh daya berupa kekuatan dan kemampuan diri. 

Bekerja merupakan aktivitas rutin yang dilakukan oleh manusia untuk menyelesaikan jenis pekerjaan yang digelutinya agar menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. 

Motivasi untuk bekerja adalah untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup baik materi maupun non materi. Manusia menyadari sepenuhnya bahwa kehidupan di dunia adalah jembatan untuk menuju tahapan kehidupan selanjutnya. 


Disadarinya bahwa kehadirannya di bumi tidak lain adalah untuk beribadah kepada-Nya, yang diwujudkan dengan bekerja, Maka bekerja adalah kewajiban, dalam bekerja dan menjalankan pekerjaan harus mengacu pada landasan kehidupan yaitu Al-Qur’an dan Al-hadist.

Bekerja selalu dikaitkan dengan hasil yang memiliki nilai ekonomi. Oleh karenanya bekerja dalam ekonomi merupakan upaya yang dilakukan oleh manusia agar dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidup dengan melalukan berbagai aktivitas ekonomi baik konsumsi, produksi maupun distribusi. 

Manusia harus memanfaatkan potensi dan daya yang ada di dalam dirinya untuk menghasilkan yang terbaik bagi dirinya dan orang lain.

Bekerja merupakan motivasi untuk membangkitkan diri dari keterlenaan  dengan menggunakan akal pikirannya untuk menghasilkan dan menciptakan karya atau kreativitas. Selama kemampuan diri masih dapat diandalkan maka karya itu merupakan kreasi mandiri dan tidak ada campur tangan orang lain. 

Hasil karya mandiri ini akan menjadi sebuah keahlian dan spesialisasi.Karya dan kreativitas mandiri akan menghasilkan yang terbaik dan akan tidak baik bila dilakukan dibarengi dengan ilmu pengetahuan. 

Rasulullah SAW bersabda “sedikit bekerja tetapi didukung oleh ilmu, hasil yang diperoleh akan banyak. Sebaliknya, banyak namun tidak dibarengi dengan ilmu hasil yang diperoleh sedikit. 

Hadis ini semakin termotivasi untuk membangkitkan diri bahwa ilmu pengetahuan harus seiring sejalan dengan jenis pekerjaan yang digeluti.

Seseorang yang bekerja sesuai dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, sesuai dengan keterampilan dan keahlian disebut dengan profesionalisme. Hal ini bermakna bahwa berlatar belakang pendidikan dan berilmu pengetahuan akan menghasilkan barang-barang yang bernilai ekonomi tinggi. 

Lagi-lagi motivasi membangkitkan diri datang dari hadist Rasulullah SAW “Bila perkara diserahkan kepada orang yang buka ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya”. 

Fakta dari hadis ini telah mengemuka, dan kerugian materilah yang sering digapai, sementara keuntungan belum jua tersua.


Membangkitkan motivasi diri dengan bekerja merupakan suatu fitrah  sekaligus menjadi sebuah identitas. Setelah nama diketahui, kalimat yang menyertai adalah rangkaian pertanyaan yang muncul bekerja dimana (tempat) dan bekerja sebagai apa (keahlian = specialisasi = profesionalisme). 

Bila ini sudah terjawab maka orang tersebut sering dihormati dan dihargai.  Martabatnya terangkat, status sosialnya berada pada strata dihormati, dan kebutuhan materialnya terpenuhi karena memiliki penghasilan tetap. 

Dikahir kpenjelasannya, Muhammad Irwan mengambil firman Allah yang  lainnya sebagai cara untuk membangkitkan motivasi diri. 

Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui (Az-zumar; 39). 

Ayat ini mengandung beberapa pesan moral yaitu : (1) tidak boleh bersikap statis; (2) bekerjalah terus menerus, kembangkan diri untuk maju; (3) bekerjalah dengan sungguh-sungguh dan focus;(4) lakukanlah kegiatan-kegiatan yang produktif dan positif.” Tutup Muhammad Irwan

Pewarta : Dae Ompu


0 Komentar