Gelar Yudisium Ke-10, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Mataram Luluskan 88 Sarjana

Rektor UIN Mataram, Prof. Dr. TGH Masnun Tahir, M.Ag ketika memberikan sambutan

BidikNews,Mataram,NTB
- Gelaran acara yudisium ke-10 Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Mataram pada hari Rabu 12 Juli 2023 di Auditorium Kampus 1 UIN Mataram sukses diselenggarakan. Hadir dalam acara yudisium ke-10 ini Rektor UIN Mataram Prof. Dr. TGH Masnun Tahir, M.Ag dan beberapa dosen senior Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama.

Acara Yudisium dimulai sesuai jam yang diagendakan yakni pukul 07.30 Wita. Para mahasiswa calon sarjana mulai berdatangan ke lokasi yudisium pada pukul 07.00 wita dengan pakaian khas adat daerahmasing-masing, menggambarkan bahwa mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Mataram berasal dari berbagai suku di Nusa Tenggara. Nampak dalam ruangan yudisium aneka warna pakaian adat se Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Kebijakan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama menggunakan baju adat daerah dalam pagelaran yudisium tersebut di samping untuk kesan yang berbeda juga sebagai wahana menyadarkan calon sarjana untuk kembali ke masyarakatnya masing-masing mengabdikan dirinya dengan bekal ilmu yang didapatkan selama perkuliahan. 

Yang jelas masyarakat tempat kelahiran mereka menunggu kiprah mereka untuk membangun masyarakat dengan pengalaman yang dia dapatkan selama 4 sampai lima tahun di perguruan tinggi.

Pada pagelaran acara yudisium ke-10 ini, agenda acaranya dimulai dengan pembacaan kalam ilahi dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Selanjutnya diawali dengan sambutan Rektor sekaligus membuka acara yudisium. 

Pada momen yudisium kali ini, Rektor UIN Mataram, Prof. Dr. TGH Masnun Tahir, M.Ag sengaja mengambil kesempatan di awal kegiatan, karena beliau ada beberapa agenda yang harus dihadiri pada hari yang sama.

Rektor UIN Mataram mengawali sambutannya dengan membaca sebuah pantun:

Beli mangga dan tomat dari Sumbawa
Rasanya asli bau harum saat dicium
Dengan bangga terucap selamat kepada mahasiswa
Pada hari ini diyudisium pertanda sarjana


Selanjutnya Rektor UIN Mataram mengomentari peserta yudisium yang terlambat, Menjadi mahasiswa yang menjemput kesuksesannya tidak boleh ada kata terlambat, apalagi nanti tatkala wisuda. Ingat waktu Subuh itu pukul 05.15, sehabis shalat subuh langsung ke salon.

Berikut Prof. Dr. TGH Masnun Tahir, M.Ag mengomentari pakaian adat khas daerah masing-masing peserta yudisium. Dikatakannya, nampak sekali perbedaan kita dalam satu komunitas, tampilan-tampilan khas suku masing-masing daerah mencerminkan warna dari suku tersebut sebagai penciri untuk kita saling kenal mengenal.

 “Saya ucapkan selamat kepada Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama yang telah berhasil menamatkan 88 orang sarjana, dan hari ini menjadi moment untuk merayakannya sekaligus pertanda bahwa alumni siap untuk mengabdi kepada masyarakat.” Tutur Prof. Dr. TGH Masnun Tahir, M.Ag.

“Saya ulangi kembali bahwa kalau sudah sarjana, kebiasaan telat itu jangan menjadi budaya kalian semua, karena kalau sudah menjadi karakter, nanti pada semua lini yang saudara lakoni, akan selalu telat; termasuk telat shalat, telat bangun, dan telat mengaji. Di masyarakat yang fanatik, disiplin itu sebagai indikasi orang-orang yang dipercaya, dan kalau terbiasa telat, nanti rizkinya hilang.” Katanya.

Pengakuan atau recognisi masyarakat terhadap keberadaan kita, bisa lewat given; artinya pengakuan disebabkan oleh keturunan, misal keturunan darah biru, bangsawan (status sosial). 

Rektor UIN Mataram Prof. Dr. TGH Masnun Tahir, M.Ag juga mengungkapkan, Kalau kita tidak memiliki modal given tersebut, maka pengakuan itu kita usahakan lewat pencarian (achievement). Artinya proses pencarian normal—berbeda dengan kaum bangsawan. Dan gelar kesarjanaan yang anda sandang ini adalah wahana pencarian yang sesungguhnya.” Ujarnya. 


Dalam upaya menggapai gelar sarjana tersebut kata Rektor UIN Mataram Prof. Dr. TGH Masnun Tahir, M.Ag, anda menempuh waktu panjang tentunya, ada yang 4 tahun, 4.5 tahun, 5 tahun, bahkan ada yang 6 tahun. Lebih dari itu La yamutu wala yahya, tidak bermutu dan tidak akan kaya-kaya. Yang tidak selesai perkuliahannya hanya pengaruh dari motivasi diri yang belum ada, artinya kuliah dilakoninya sebagai mahasiswa kebatinan, ingin selesainya di batin saja.” Tutur Prof. Dr. TGH Masnun Tahir, M.Ag.

Harapan saya, anda ini masih muda-muda, maka lanjutkan studinya ke jenjang S2, jangan pernah merasa bahwa perjuangan keilmuan itu sudah selesai setelah di yudisium, perjuangan keilmuan itu minal mahdi ilallahdi.” Pesannya.

Kemudian sekembalinya saudara ke masyarakat, semua ilmu yang sudah didapatkan harus diamalkan, masyarakat dulu 4 atau lima tahun yang silam telah mengantar anda ke gerbang kampus, dan kini anda sudah dibekali oleh kampus buat anda kembali membangun masyarakat anda.” Harap Rektor UIN Mataram itu.

Ia juga mengungkapkan, Dulu memang stigma masyarakat terhadap Ushuluddin tidak positif, tetapi bukan untuk fakultas Ushuluddin kita, karena saya sudah memilihkan Dekan dan Wakil Dekan satu yang berbobot (badannya.. he he….), maka anda pasti dididik dengan maksimal sebagai alumni yang berkualitas.” Kata  Pria yang murah senyum itu.  

Selanjutnya sebagai tanda bahwa kita masih mencintai almamater, maka jangan lupa bersilaturrahmi, mimnimal silaturrahmi digital…. Kerja di mana, menjadi apa… dst.  Kalau dulu kita pernah mendengar statemen filosuf, saya berfikir maka saya ada, tetapi kalau sekarang; saya bersilaturrahmi, maka saya ada.” Terangnya.

Pada kesempatan itu Prof. Dr. TGH Masnun Tahir, M.Ag,  tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Fakultas Ushuluddin dengan capaian-capaian juaranya, itu menjadi torehan yang luar biasa, harap dipertahankan dan diperjuangkan lagi lebih baik dan lebih baik.” harapnya.

Selain itu, Setelah anda semua menjadi bagian masyarakat, jangan lupa menjaga adab. Kata nabi  “Al adabu fauqol 'ilmi” yang artinya adab itu lebih tinggi dari pada ilmu.” Pesannya. 

Jika sauadara-saudara ada acara atau berkegiatan, undanglah kami, biar kami tahu keberadaan dan kondisi saudara-saudara. Jangan kirim undangan lewat online… (ternyata prank). Kayak pak Dekannya kemarin, tiba-tiba ada undangan menikah… Teryata nomornya dihack.” Tutur Rektor dengan nadsa kelakar.

Seiring mengakhiri sambutannya Rektor UIN Mataram Prof. Dr. TGH Masnun Tahir, M.Ag.  secara resmi membuka acara yudisium dengan bacaan Basmalah.

Selanjutnya Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Mataram, Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd. memberikan sambutan.  

Dalam sambutannya,  Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd., menguatkan apa yang disampaikan oleh Rektor Prof. Dr. TGH Masnun Tahir, M.Ag dalam pesannya kepada mahasiswa yang diyudisium, bahwa apa yang anda capai sekarang ini adalah buah dari perjuangan yang memakan waktu lama, maka patut anda syukuri, karena masih banyak teman-teman kalian yang belum sampai pada titik finish seperti saudara-sudara sekarang ini. “Lain syakartum laazidannakum, walainkafartum ina adzabi lasyadid”.kata Dekan sembari mengutip satu ayat Qur`an.

Perjuangan yang sudah anda lakukan dengan berbagai macam nuansanya, tutur Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd , terutama dalam menunggu kehadiran pembimbing, ada yang bilang besok…. Besoknya dia bilang satu jam lagi…. Satu jam kemudian dia bilang sebentar… sebentar kemudian sudah jam pulang… dst… itu semua ujian yang menempa titik kesabaran saudara-saudara. Innallaha ma’asshobirin…” jelas Dekan itu penuh khidmat.

Salah satu ciri bermutunya suatu lembaga, ujar Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd adalah keseimbangan jumlah input dengan out put. Dan Alhamdulillah kita di FUSA telah memncapai target tersebut dengan yudisum yang diadakan tiga kali dalam setahun. Walaupun dalam perjalananya ada yang hampir tidak lulus—itu lebih baik, dari pada hampir lulus… 


Pada kesempatan itu pula Dekan Ushuluddin dan Perbandingan Agama UIN Mataram ini juga membacakan sebuah pantun:

Asap kayu warna putih mengalir, 
Terucap thank you kepada Pak Rektor Masnun Tahir
Kesatria muda tak lelah berkelana
Kuatnya hati payahpun tak dirasa
Kini anda semua telah sarjana
Ayo mengabdi pada agama dan bangsa

Setelah ini anda akan kembali kepada masyarakat menjadi manusia yang terbaik di tengah-tengah masyarakat anda.  Laqod kholaknal insana fi ahsani taqwim. Sebaik-baik manusia adalah: 

Pertama, mahasiswa atau sarjana yang diberi kelebihan akal, pikiran. Maka dalam kelebihan-kelebihan kita itu kita manfaatkan untuk belajar, membaca, dan terus mencari ilmu tanpa henti.  Beda dengan hewan dan iblis , beda pula dengan Malaikat, sehingga dia tidak dituntut untuk menuntut ilmu.

Kedua, Dalam diri anda, khusus bagi para mahasiswa yang suka telat, suka malas, suka bangun kesiangan, suka main game, apa kira-kira yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut? Tadi pesan pak Rektor, kalau anda telat, rizkinya hilang.

Pengalaman saya di Korea Selatan, satu orang teman dosen dari kampus kita terlambat, pendamping dari Korea itu terheran-heran, dan bertanya kepada saya… Kenapa temannya masih ada yang terlambat? Saya jawab dengan sangat malu… It’s problem in our country…

Budaya disiplin itu sesungguhnya ajaran islam, tetapi mereka yang mempraktikkan, maka kemajuannya lebih dahsyat ketimbang kita.

Ketiga, Sukses itu didapatlkam dari kemampuan mengendalikan diri. Apapun situasi yang menimpa, tetaplah bisa mengendalikan diri. Kedewasaan itu akan diperoleh dari seberapa mapu kita bertahan menjadi orang yang biasa-biasa tatkal susah maupun bahagia.

Keempat, Kesuksesan itu didapatkan dari adanya motivasi diri (semangat hidup). Motivasi untuk membahagiakan orangtua dengan niat tulus, kemudian membantu orang tua dalam mengatasi kesulitan hidup, insya Allah akan diganti dengan kebahagiaan dan tentunya kemudahan.

Ada kasus yang saya alami di Bandara Makasar, bertemu dengan ibu-ibu yang menangis karena tidak mampu membayar uang bagasi, akhirnya saya berniat membantunya, Dia menawarkan untuk dibeli emasnya seharga tiga juta. Dengan tanpa berpikir macam-macam saya beli dan suratnya diberikan ke saya  (dalam hati, saya katakana, kalau orang ini berbohong, ya… tidak apalah…). E… ternyata sesampai di Lombok, benar saja, emasnya adalah palsu, hanya suratnya yang asli.

Kelima, Kunci sukses berikutnya adalah Empati. Peduli terhadap apa saja, dan tidak memiliki mental miskin; suka dibayarin, suka ditraktir, suka digratisin… dst.. Empati pada keluarga, teman ataupun orang lain. Apapun yang kita lakukan, lalu kita sandarkan kepada Tuhan, yakinlah akan ada kemudahan-kemudahan yang akan kita dapatkan , Faman ya’mal mitsqala dzarratin khairan yarah.

Niat menjadi pelayan, baik itu pelayan Tuhan, pelayan teman, pelayan orang-orang, insya allah jika ikhlas, ananda tidak akan pernah kecewa, karena Allah akan memberi layanan terbaik. 

Di Pesawat Singapura… tertulis… Service…. Service…. Dan Service. Artinya berikan pelayanan terbaik, berikan lagi yang terbaik, dan berikan lagi yang amat baik sampai pelanggan itu benar-benar percaya akan kebaikan yang kita berikan. 

Slogan warung padang “Jika masakan kami enak, ceritakan kepada teman anda, jika tidak enak, maka ceritakanlah kepada kami”.

Dilakhir sambutannya, Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd mengucapkan Selamat kepada para mahasiswa semoga menjadi sarjana, yang dapat menjadi duta FUSA dengan pengamalan ilmu yang maksimal di tengah-tengah masyarakat. Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd, juga membacakan sebuah pantun,:

Musim dingin awan berkabut
Setitik celah dapat kelihatan
Dengan demikian kami bersambut
Bila ada salah mohon dimaafkan

Selanjutnya dilakukan pengukuhan wisudawan terbaik Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama yakni  Indri Sopiani, prodi Sosiologi Agama dengan IPK 3, 81 predikat Comloude.

Acara Yudisium diakhiri dengan pembacaan ikrar sarjana UIN Mataram dan ditutup dengan pembacaan do’a oleh Wakil Dekan 1  FUSA Dr. H. Muhammad Taufik, Lc, MA. 

Pewarta: Tim BidikNews


0 Komentar