Optimalkan Pengelolaan Sampah organik, Mahasiswa KKN PMD UNRAM 2023 Sosialisasi di Desa Danger

Mahasiswa KKN PMD UNRAM 2023 berpose bersama di Desa Danger

BidikNews,Lotim NTB
- Hingga saat ini, sampah organik belum sepenuhnya dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Kabupaten Lombok Timur khususnya Desa Danger, Kecamatan Masbagik. Masyarakat dengan mata pencaharian didominasi oleh kegiatan pertanian, menjadikan sampah yang dihasilkan di desa ini hampir 70% berasal dari sampah organik. Hal tersebut terungkap ketika Mahasiswa melakukan kegiatan KKN di Kabupaten Lombok Timur tepatnya di Desa Danger Kecamatan Masbagik. 

“Untuk saat ini sampah Desa Danger khususnya di Dusun Danger Utara langsung dibuang ke TPA tanpa ada pengelolaan terlebih dahulu. Setiap hari senin dan kamis sampah-sampah tersebut akan diantarkan oleh truk pembuangan sampah” ujar Pak Kaspul selaku Kepala Seksi Kesejahteraan Desa Danger.

Dari keresahan dan kasus itu, KKN PMD UNRAM 2023 mencoba untuk melakukan terobosan dengan mengajak masyarakat Desa Danger memanfaatkan sampah organik sebagai media budidaya maggot sebagai upaya untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah di desa Danger

Melalui kegiatan sosialisasi disampaikan bahwa keuntungan budidaya maggot sangat besar, hal ini dilihat dari manfaat dalam mengurangi sampah.

Lalu supratman menyampaikan bahwa, satu kilogram maggot bisa menguraikan dua sampai lima kilogram sampah organik setiap harinya. Jumlah ini bisa membantu pengurangan sampah organik secara signifikan. 

Maggot dapat digunakan sebagai pakan ternak karena proteinnya yang sangat tinggi yakni 40% hingga 50%. Cara budidaya Maggot pun tergolong mudah, alat yang dibutuhkan berupa kandang lalat BSF yang terbuat dari kayu atau papan yang bercelah sebagai tempat kawin Maggot, wadah kecil untuk penetasan telur, dan rak untuk tempat pembesaran maggot.  Kandang ditutup kawat atau kasa dan diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari. 

Selain itu, bukan hanya berguna untuk mengurai sampah organik, maggot juga bernilai ekonomis. Harga Maggot basah biasa dijual dengan harga Rp 7.000 - Rp 10.000 per kilogram sehingga dapat menjadi alternatif pakan ternak bagi para peternak unggas di Desa Danger, maggot kering juga memiliki nilai jual cukup tinggi dan potensial untuk dipasarkan dengan harga jual berkisar Rp 125.000. 

Sementara itu sisa-sisa makanan atau yang bisa disebut dengan kasgot dari maggot dapat digunakan sebagai pupuk pengganti NPK bagi para petani. Ujar Suratman selaku narasumber.

Dalam pemanfaatan sampah organik sebagai media budidaya maggot mahasiswa KKN PMD UNRAM 2023 turut melibatkan pemuda dan karang taruna dari proses pembuatan kandang sampai dengan proses pemeliharaan maggot.

Kegiatan sosialisasi ini pun disambut hangat oleh masyarakat dan diharapkan dapat memantik kepekaan masyarakat untuk dapat memanfaatkan sampah dengan maksimal. 

“Dengan diadakannya kegiatan sosialisasi pada hari ini diharapkan dapat memberikan ilmu yang bermanfaat yang nantinya dapat diimplementasikan bagi bapak/ibu hadirin sekalian. 

Dengan pengolahan sampah organik melalui budidaya maggot ini kita juga dapat berkontribusi terhadap kelestarian bumi” tutup Ni Wayan Mulia Cahyani selaku Ketua KKN Desa Danger di akhir sambutannya.

Pewarta: Herianto

0 Komentar