MEMACU SUMBER DAYA MANUSIA (INSANI) YANG BERDAYA SAING (Refleksi 65 Tahun Usia NTB)

 


Oleh : Dr. H. M. Irwan Husain, MP

WAKTU terus bergulir tanpa terasa telah mengantarkan Provinsi Nusa Tenggara Barat memasuki usia yang ke-65 tahun. Usia yang dipandang dari berbagai aspek memberi makna yang beragam. Diltilik dari sisi pembangunan, usia ini masih dikatakan berproses karena masih banyak yang akan dilakukan untuk mengejar kekurangan dari daerah lain. Dilihat dari usia pengabdian kepada negara, usia ini merupakan usia purna tugas bagi ASN (akedemisi PTN dan kementrian lainnya). Dilihat dari perjalanan hidup manusia, usia ini merupakan tahapan bonus, karena khususnya kaum muslimin usianya berkisar antara 60 – 70 tahun, selebihnya semakin sedikit. 

Terlepas dari makna yang beragam tersebut, bagi pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat usia ini merupakan kesempatan terbaik bagi pelaksana pemerintahan sebagai sebuah perenungan dan melakukan evaluasi terhadap capaian pembangunan yang telah ditoreh tahun-tahun sebelumnya. Usia ke-65 tahun merupakan kesempatan terbaik bagi pemerintah NTB untuk mengkaji dan menelaah berbagai prestasi yang telah dan belum dicapai serta memotret dan menyusun langkah apa saja yang akan dilakukan untuk pembangunan masa depan.

Masa depan merupakan masa penuh tantangan, karena banyak faktor tak terduga muncul dengan tiba-tiba dan perlu mendapat perhatian khusus untuk mengantisipasinya. Pemerintah NTB terus berupaya untuk mensejajarkan posisinya dengan provinsi lain bahkan lebih baik  dalam capaian hasil pembangunan.  Pemerintah harus melakukan kompetisi dan memiliki daya saing untuk mencapai hasil pembangunan yang dicita-citakan.

Michael Porter (1990) telah memberikan konsep daya saing yang diterapkan pada level nasional tidak lain adalah “produktivitas” yaitu kemampuan dari tenaga kerja untuk menghasilkan produk (output). Pengertian daya saing diperluas oleh Forum Ekonomi Dunia (Word Economic Forum = WEF) sebagai kemampuan perekonomian nasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan. Pengertian ini dirasakan belum cukup karena masih bersifat makro. 

Institute of Management Development (IMD)  mendeifnisikan daya saing nasional  sebagai kemampuan suatu negara dalam menciptakan nilai tambah dalam rangka menambah kekayaan nasional dengan cara mengelola asset dan proses, daya tarik dan agresivitas, globality dan proximity, serta dengan mengintegrasikan hubungan-hubungan tersebut ke dalam suatu model ekonomi dan social.

Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai bagian integral dari proses pembangunan nasional, merupakan daerah otonomi yang wajib meningkatkan daya saing perekonomian daerahnya dengan daerah lain.  Seluruh potensi sumber daya yang ada di dalam wilayah NTB harus mampu dikelola secara maksimal agar menghasilkan daya saing yang tinggi.  

Pemerintah NTB terus bergeliat untuk mampu berkompetisi untuk meningkatkan daya saing daerahnya. Semuanya ini dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang terus positif, kesejahteraan bertambah dan berkelanjutan.

Faktor utama yang mampu mengelola potensi sumber daya alam adalah sumber daya manusia. Kedua sumber daya ini tidak akan bisa berjalan bila salah satunya tidak ada. Menurut Muhammad (1995) banyak faktor yang mempengaruhi tingkat daya saing suatu negara (daerah) di antaranya Kondisi Ekomnom Makro, Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan Kemampuan Kewirausahaan. Ketiga faktor ini tidak dapat terpisah satu dengan lainnya karena saling membutuhkan dan mempengaruhi. 

Memacu Sumber Daya Manusia (SDI) Yang Berwirausaha


Sumber Daya Manusia (SDM) atau Sumber Daya Insani (SDI) memiliki fungsi ganda yaitu sebagai tujuan sekaligus pelaksana pembangunan. Pembangunan yang diharapkan akan terus berkembang dan bertumbuh positif sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia atau insani. Untuk memiliki daya saing yang tinggi, SDM (SDI) harus mampu memaksimalkan potensi daya yang berada di dalam dirinya secara maksimal untuk dimanfaaatkan. SDM (SDI) harus memiliki cita-cita dan keinginan yang tinggi yaitu SDM (SDI) yang berhasil guna dan berdaya guna sekaligus. SDM (SDI) yang berdaya guna saja tidak akan bermakna bila tidak berhasil guna dan akan pincang bila salah satunya saja yang dimiliki. 

SDM (SDI) yang memiliki daya saing tinggi bukanlah semata-mata menanti datangnya rejeki nompolok yang tiba-tiba tanpa ada usaha dan ikhtiar atau bekerja. Bekerja tidak menghabiskan waktu menantinya tawaran dari pemerintah (ASN) atau dari pihak swasta (karyawan). SDM (SDI) harus mampu berkreasi, berdaya cipta, bekerja, mampu menghasilkan daya cipta dan lapangan kerja secara mandiri. Jika ini tumbuh berkesinambungan dan positif maka akan menjadi indicator daya saing daerah. 

SDM (SDI) Yang Berinovasi

Wirausaha (entrepreneur) pada dasarnya telah tertanam dalam setiap diri, yang berarti setiap diri telah memiliki kreativitas untuk mencapai tujuan tertentu yang bermuara pada tercapai kebutuhan kehidupan baik material maupun spritual. Namun demikian, apa yang telah dimiliki tersebut belum lengkap jika tidak didukung dan memiliki jiwa kewirausahaan (entrepreneurship). Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan upaya memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari. 

Seorang wirausaha harus mampu menggabungkan kreativitas, inovasi, berani menghadap resiko, melakukan kerja keras untuk membentuk usaha yang baru. Potensi sumber daya yang ada harus menjadi pemicu bagi sumber daya manusia (insani) yang terlibat dalam kewirausahaan untuk berinovasi. Kemampuan yang berada dalam diri manusia yang berwirausaha untuk menghasilksn yang terbaru adalah sebuah inovasi. Dengan inovasinya, merupakan sebuah kreativitas dan mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam rangka menciptakan peluang untuk meningkatkan kualitas kehidupan. 

Wirausahawan yang merupakan bagian dari Sumber Daya Manusia (Insani) harus mampu membaca peluang dan memiliki pengetahuan yang luas terhadap perubahan yang terjadi. SDM (SDI) harus memiliki karakter inovatif agar memiliki daya saing yang tinggi. Wirausahawan yang berinovasi akan memiliki peluang besar untuk memperoleh kesuksesan yang besar. 


Perkembangan teknologi dan perubahannya sangat cepat mendorong para wirausaha untuk berpacu mengikutinya. Inovasi demi inovasi terus dihasilkan agar produk dapat diberterima di pasaran. Selangkah menunda berinovasi berpuluh langkah akan meninggalkan dan kemampuan bersaing semakin rendah. Wirausaha harus benar-benar mampu untuk melakukan kompotisi dan memenangkannya. Daya saing merupakan tuntutan yang harus dimiliki pada jaman milenial ini. Berdasarkan rumusan para pakar, setidaknya ada  6 aktivitas  yang berkenaan dengan inovasi dalam kewirausahaan yaitu (1) produk baru; (2) layanan baru; (3) metode produksi baru; (4) membuka pasa baru; (5) sumber pasokan baru;  dan (6) cara pengorganisasian baru. 

Memahami aktivitas di atas, sumber daya manusia(insani) akan mampu bersaing dan berkompetisi dalam aktivitas ekonomi. Globalisiasi ekonomi yang tengsah berlangsung sekarang ini daya saing merupakan kunci untuk memanfaatkan setiap peluang yang ada. Sumber daya manusia (Insani) yang telah tersedia di daerah ini, harus mampu meningkatkan kualitas dirinya salah satunya terjun dalam aktivitas kewirausahaan.

Sumber daya manusia (insani) yang terlibat dalam aktivittas usaha (berwirausaha) merupakan pejuang yang teguh, kokoh,   berinovasi dan  berani menghadapi resiko. Dia harus mampu mengembangkan diri untuk menjadi yang terbaik dan siap berkompetisi dengan orang lain. Dia harus mampu berdaya saing dalam memasarkan dan menghasilkan produk, dan memiliki daya saing untuk mengembangkan dan menarik modal usaha.

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (insani) merupakan tantangan dalam proses pembangunan ke depan. Sumber daya manusia (insani) yang berkualitas merupakan syarat untuk menghasilkan daya saing. Teknologi yang berkembang pesat harus digerakkan oleh SDM (I) yang menguasai dan memahami teknologi modern. Sumber daya manusia (Insani) yang berketerampilan tinggilah yang memiliki daya saing. Oleh karenanya pemerintah maupun swasta bergandengan tangan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (insani) untuk masa mendatang.  

Penulis adalah, 

  • Akademisi FEB Unram
  • Ketua Umum RKBPL  



0 Komentar