Dengan Tema Kepribadian Berbasis Masjid, Prof. Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag Kembali Isi Ceramah di Masjid Al Achwan GPI Mataram


BidikNews.net,Mataram,NTB
- Guru Besar UIN Mataram, Prof. DR. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag kembali dihadirkan untuk mengisi ceramah subuh pada Kamis, 28 Maret 2024 bertepatan dengan hari ke-17 Puasa Ramadhan 1445 H di Masjid Al Achwan Griya Pagutan Indah Mataram,NTB. 

Dalam ceramahnya, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram itu mengawalinya dengan menyebutkan bahwa Banyak model kepribadian manusia yang tumbuh di era modern ini. Namun bagi kaum muslim, seharusnya tetap memiliki akar pribadi yang kokoh dengan berlandaskan nilai keislaman.” Ujarnya.

Kepribadian berbasis masjid merupakan konsep yang mengacu pada karakteristik, nilai, dan norma yang terbentuk di sekitar kegiatan dan budaya yang berkembang di dalam masjid.” kata Prof. H. Amir Aziz.

Pada kesempatan itu, Prof. DR. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag, juga menguraikan beberapa nilai dan aspek yang membentuk kepribadian berbasis masjid seperti :

Pertama, Ketaatan Agama: 

Masjid menjadi tempat utama untuk melakukan ibadah, seperti shalat berjamaah, zikir dan membaca Al-Quran, serta ceramah agama. Oleh karena itu, ketaatan agama dan pengamalan ajaran Islam merupakan bagian integral dari kepribadian masjid. Firman Allah Swt.

اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ

Artinya: “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah: 18).

Sholat berjamaah, siswa SD 47 Mataram turut melaksanakan sholat berjamaah di masjid Al Achwan GPI 

Kedua, Pendidikan dan Pembelajaran: 

Masjid sering kali menyelenggarakan program pendidikan agama, mulai dari pengajaran Al-Quran untuk anak-anak hingga kajian ilmiah bagi orang dewasa. Dengan adanya pendidikan dan wawasan keagamaan akan dapat memperkokoh jati diri mereka, sehingga tidak mudah goyah oleh berbagai pengaruh.

Ketiga, Kesejahteraan Sosial: 

Masjid juga menjadi tempat untuk berbagi dan peduli terhadap sesama. Program-program sosial seperti pemberian santunan bagi yang membutuhkan, bantuan bagi orang miskin, dan dukungan bagi mereka yang sedang mengalami kesulitan sering kali dijalankan dari masjid. 

Hakekatnya, orang-orang yang suka beribadah di masjid merupkan tamu Allah yang akan mendapat kemuliaan. Rasulullah Saw bersabda, yang artinya:

“Barang siapa berwudhu di rumahnya lalu ia meyempurnakan wudhunya kemudian mendatangi masjid, maka ia adalah orang yang telah berkunjung kepada Allah Swt. Dan merupakan suatu kewajaran apabila sosok yang dikunjungi memuliakan orang yang berkunjung”. (HR. Abu Daud)

Ketua Takmir Masjid Al Achwan, Prof. DR. H. maimun Zubair, M. Pd, bersama Prof. DR. H. Ahmad Amir Aziz, M. Ag ketika berdiskusi bersama Ketua Panitia Ramadhan 1445 H/2024 M. Ustadz H. Dwi Sunarto dan Drs. H. Zaenal di masjid Al Achwan Griya Pagutan Indah Mataram 

Keempat, Kehidupan Komunitas: 

Masjid merupakan pusat kegiatan komunitas Islam. Masyarakat yang beragama berkumpul di masjid untuk berbagai kegiatan, mulai dari ritual ibadah hingga diskusi tentang masalah-masalah yang relevan dengan kehidupan umat Islam. 

Ada kelompok remaja masjid, ada kelompok majelis taklim, komunitas anak-anak yang belajar al-Qur’an dan sebagainya. Mereka yang hatinya tertaut terhadap masjid kelak akan termasuk salah satu 7 (tujuh) golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: “dan Sesesorang yang hatinya bergantung  ke masjid”. 

Kelima, Ketertiban dan Keharmonisan: 

Masjid sering kali menciptakan lingkungan yang penuh dengan ketertiban, kedamaian, dan keharmonisan. Kepribadian berbasis masjid akan mencerminkan nilai-nilai seperti kerja sama, penghargaan terhadap perbedaan, dan sikap saling menghormati.

Masjid memiliki kedudukan yang istimewa dalam sejarah dan tradisi Islam. Ketika Ibnu Sina mengalami kesulitan hidup dan mencari solusi, dia mengarahkan langkahnya ke masjid untuk ber'tikaf, mencari ketenangan dan petunjuk dari Sang Pencipta. 

Begitu pula Rasulullah Muhammad SAW, dalam peristiwa Isra dan Mi'rajnya, memulai perjalanan spiritualnya dari Masjid al-Haram, melalui Masjid al-Aqsha, hingga mencapai Sidratul Muntaha. 

Dalam hal ini, masjid menjadi tempat suci yang memperkuat hubungan manusia dengan Allah Swt, memberikan pemahaman mendalam tentang makna kehidupan, dan memberi petunjuk bagi mereka yang mencari jalan keluar dari persoalan hidup.

Dengan demikian, jelas Prof. DR. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag di akhir ceramahnya, mengatakan masjid memainkan peran penting dalam membentuk kepribadian individu dan komunitas Muslim. 

“Sebagai tempat suci yang memfasilitasi ibadah, refleksi, dan pengajaran agama, masjid menjadi landasan kuat bagi pengembangan kepribadian bersendikan nilai-nilai Islam.” Tutup Guru Besar UIN Mataram itu.

Pewarta: Dae Ompu


0 Komentar