Pajangan Diri dalam Galeri Takwa, Oleh : Prof. DR. H. Maimun Zubair, M. Pd


GALERI
adalah sebuah tempat atau ruang yang didedikasikan untuk menampilkan suatu karya, biasanya dalam bentuk lukisan, fotografi, atau karya visual lainnya. Galeri dapat berupa ruang publik yang terbuka untuk umum atau ruang pribadi yang dimiliki oleh seorang kolektor yang digunakan untuk memajang sesuatu yang indah, pantas dan layak untuk dipertontonkan. Galeri dapat berfungsi disamping sebagai tempat pemajangan, juga sebagai tempat untuk penjualan karya kepada penikmat dan penggemarnya.

Tuhan berjanji bahwa apabila puasa dapat ditunaikan hingga akhir dengan penuh keyakinan semata-mata dijalankan karena Tuhan (ihtisaban), maka Tuhan akan memberikan penghargaan yang bernama taqwa. Takwa ibarat galeri yang disiapkan Tuhan untuk memajang diri sebagai hasil maha karya terindah dari karya yang kita produksi selama satu bulan di bulan suci Ramadan yang mana hari-hari dan malam-malamnya dapat menjadi tahapan dalam pembuatan maha karya spiritual yang layak dipajang pada galeri takwa.

Di penghujung Ramadan, ada rasa yang secara tak sengaja muncul dari titik kesadaran spiritual kita, bahwa ternyata perintah dalam syariat puasa yang menjadi tantangan Tuhan buat hamba-Nya yang beriman berupa keharusan menahan diri secara patuh selama satu bulan dapat kita tunaikan. Karya yang dihasilkan dari momen-momen penting dalam bulan Ramadan seperti sahur, puasa, salat tarawih, dan membaca al-Qur’an yang kita tunaikan selama satu bulan dapat menjadi warna yang indah dan memesona dari pajangan dalam galeri takwa.

Sahur merupakan bagian dari ibadah puasa, yang menunjukkan kepatuhan dan ketaatan atas perintah Tuhan yang lahir dari kesadaran spiritual—betapa pentingnya aktivitas sahur dalam rangka menjaga dan merengkuh amanah Tuhan bahwa di dalam aktivitas sahur ada hikmah besar yang disediakan-Nya, ditambah dengan kerelaan diri untuk bertahajud—bermunajat kepada Tuhan, menjadikan aktivitas sahur bukan hanya sekedar aktivitas makan untuk mempersiapkan diri menghadapi puasa, akan tetapi lebih dari itu, di dalamnya terdapat nilai-nilai spiritual yang penting bagi penguatan iman dan ketaatan kepada Tuhan.

Kemudian keberhasilan kita yang patuh menahan diri selama kurang lebih 12 jam sehari dalam satu bulan yang lahir dari keikhlasan menelusuri jalan rohani, dengan sendirinya akan memproduksi karakter sebagai hiasan diri berupa kejujuran dan sifat-sifat terpuji lainnya, yang menjadikan amalan puasa bukan hanya tentang kemampuan menahan diri, akan tetapi sebagai alat untuk menguji batas kekuatan fisik kita terhadap kekuatan ruhani untuk selalu merasa dekat dengan Tuhan.

Apa yang dilakukan selama satu bulan di bulan Ramadan mulai dari aktivitas sahur, puasa, salat tarawih, dan membaca al-Qur’an yang dilakukan semata-mata karena tunduk kepada syariat Tuhan, diharapkan mampu memproduksi maha karya di dalam diri dalam wujud perubahan sikap dan perilaku spiritual yang pantas dipajang dalam galeri takwa

Selanjutnya melalui salat tarawih yang kita lakukan sepanjang malam di bulan Ramadan, secara tidak sadar akan memperkuat ikatan spiritual dengan Tuhan  dan memproduksi ketenangan batin setelah di siang harinya mengorbankan ego demi mematuhi perintah Tuhan. Dalam salat tarawih membutuhkan ketekunan dan konsentrasi yang tinggi, dan aktivitas yang dilakukan dengan keterlibatan secara berjamaah bukan hanya sekedar rutinitas berdiri di malam hari, akan tetapi lebih dari itu, akan memperkuat hubungan sosial dan pencapaian ketenangan dan kedamaian rohani.

Demikian pula dengan aktivitas membaca al-Qur’an menjadi suatu ikhtiar dalam memperbaiki hati dan pikiran dari kebiasaan mengangankan apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Membaca al-Qur’an di kalangan ulama sufi menjadi zikir yang paling tinggi nilainya di sisi Tuhan, karena al-Qur’an itu adalah bagian dari peringatan Tuhan yang bisa berbicara dengan pembacanya. Maka kebiasaan membaca al-Qur’an di bulan Ramadan diharapkan akan dapat menjadi penghias perilaku sebagaimana kata Aisyah tatkala orang-orang bertanya tentang perilaku Rasul saw, beliau menjawab; “khuluquhu al-qur’an”, akhlak Rasul itu adalah al-Qur’an.

Apa yang dilakukan selama satu bulan di bulan Ramadan mulai dari aktivitas sahur, puasa, salat tarawih, dan membaca al-Qur’an yang dilakukan semata-mata karena tunduk kepada syariat Tuhan, diharapkan mampu memproduksi maha karya di dalam diri dalam wujud perubahan sikap dan perilaku spiritual yang pantas dipajang dalam galeri takwa mulai dari akhir Ramadan hingga sebelas bulan ke depan—tentunya karya yang dipajang adalah yang memenuhi standar kepatuhan, ketaatan, dan keikhlasan. Dan pajangan diri dalam galeri takwa itulah yang dibanggakan Tuhan di hadapan para Malaikat sesuai dengan sabda Nabi saw:

“Ketika hari raya idul fitri datang, para malaikat turun ke bumi. Kemudian mereka berseru yang suaranya didengar oleh seluruh makhluk kecuali jin dan manusia, mereka berkata, ‘Wahai umat Muhammad! Keluarlah kalian menuju Tuhan Yang Maha Mulia, yang memberikan pahala dan ampunan dosa besar’. Maka ketika kaum muslimin sampai pada tempat shalat mereka, Allah swt berfirman kepada para malaikat-Nya: ‘Wahai malaikat-Ku! Apakah balasan bagi orang jika telah selesai dari pekerjaannya?’ Para malaikat menjawab, ‘Tuhan kami, tentu ia diberikan upahnya”. Kemudian Allah berfirman, “Saksikanlah, bahwa Aku memberikan pahala dari puasa dan shalat mereka dengan keridhaan dan ampunan-Ku. Pulanglah kalian semua dengan ampunan untuk kalian”.  (HR. Anas bin Malik).

Sebagai wujud terima kasih kita kepada Tuhan atas penghargaan-Nya terhadap kita yang telah sukses menjalankan aktivitas Ramadan dan memajang diri dalam wujud perubahan sikap dan perilaku sebagai hasil maha karya yang pantas dipajang dalam galeri takwa, kita tak lupa menguntai harapan kepada Tuhan dengan kalimat tawaddhu’, “Ja’alanallahu wa iyyakum minal a’idin wal fa’izin kullu ‘amin waantum bikhoir”. Semoga Tuhan menjadikan kita kembali (dalam keadaan suci) dan termasuk orang-orang yang mendapat kemenangan dan dikabulkan segala doa, dan semoga sepanjang tahun senantiasa dalam kebaikan.

Prof. DR. H. Maimun Zubair, M. Pd

adalah : Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram 

              Wakil Rektor II Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

 


0 Komentar