Pada ceramah subuhnya di masjid Al Achwan Griya Pagutan Indah Mataram, Kamis, 04 April 2024 Prof.DR.H.Maimun Zubair , M. Pd menyampaikan 3 (tiga) hal bagaimana Aktivitas seorang muslim yang dijanjikan Allah dengan balasan akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat:
Pertama, Qalban Syakiran, yakni hati yang selalu bersyukur dengan keadaan dan kondisi apa pun yang diberikan Allah kepadanya. Dan semulia-mulianya orang yang bersyukur adalah apabila mampu berterima kasih kepada Allah pada nikmat yang sangat kecil.
Contoh, selesai minum mengucapkan pujian (Alhamdulillah), selesai menyantap makanan ringan mengucapkan pujian (alhamdulillah) dan banyak lagi kejadian atau pendapatan yang kecil, namun diterima dengan rasa syukur kepada Allah.
Orang-orang yang mampu bersyukur kepada Allah tatkala menerima sesuatu yang nilainya sangat kecil, Allah berikan penghargaan dan kemuliaan yang sangat besar, ketimbang menunggu mendapat nikmat besar baru bersyukur.
Oleh karenanya sekecil apapun nikmat yang kita reguk, bersyukurlah atas nikmat itu, karena bersyukur pada hal-hal yang kecil itu sangat Allah sukai dibanding bersyukur pada hal-hal yang sangat besar.
Kedua, Lisanan Dzakiran, lisan yang selalu berzikir kepada Allah. Minimal lafaz dzikir itu adalah kalimat tauhid (lailaha illallah).
Di samping kalimat Tauhid adalah bershalawat kepada baginda Rasul juga bagian dari dzikir lisan, beristigfar juga bagian dari dzikir, dan dzikir yang paling tinggi nilainya di sisi Allah kata ulama adalah membaca al-qur’an. Karena al-qur’an itu adalah peringatan Allah yang bisa berbicara dengan pembacanya. Maka marilah kita biasakan berdzikir setiap waktu, seyiap saat, dan setiap keadaan. Jangan menunggu waktu untuk berdzikir hanya selepas shalat lima waktu.
Ketiga, Badan yang selalu tegar dalam menghadapi Ujian. Allah mengirim ujian itu dengan berbagai macam cara, ada yang diuji dengan kekayaan, kebahagiaan, kesuksesan, dan ada pula yang diuji dengan bencana, musibah, kemiskinan, kesedihan, dan kegagalan.
Tatkala kita mendapatkan keberhasilan biasanya kita terasa amat kuat, bersemangat, dan bergairah dalam menghadapi hidup. Namun tatkala mendapat musibah, biasanya kita merasa tak berdaya, tak berguna, tak bergairah menghadapi hidup. Padahal kedua-dua keadaan itu sama-sama ujian dari Allah.
Dan Allah akan sangat senang melihat hambanya apabila fisiknya tegar dalam menghadapi kegagalan atau kesusahan setegar menghadapi kesenangan dan kesuksesan. Puasa yang kita jalankan selama satu bulan akan menempa kita untuk tegar dalam ujian, baik kesusahan maupun kesenangan.
Kemudian nanti di hari Kiamat Allah Bersama Nabi SAW dan Malaikat Jibril akan menonton para penghuni surga yang dihalau masuk oleh para Malaikat, orang-orang yang dihalau tersebut berasal dari kalangan orang-orang saleh, para alim ulama, dan hamba-Nya yang muqarrabin.
Di saat itu Allah melihat orang-orang yang dihalau masuk surga itu dengan bangga dan senang. Di saat suasana yang menggembirakan bagi Allah dan para Malaikat, tiba-tiba Rasul SAW mengusulkan kepada Allah dengan permohonan yang amat santun
Ay Rabbi, 'ibaduka 'abaduka fi atrafil ardhi,
“Duh Allah, (ada banyak) hamba-hamba-Mu (yang lain) itupun pada mengabdi kepada-Mu di segala tempat mereka tinggal.”
Intinya Nabi kita memberi syafaat dengan cara yang santun, Wahai Allah, hamba-hambamu di samping para aulia, alim ulama dan para muqarrabin itu, ada pula hambamu yang tinggal di tempat-tempat yang tak layak, di kampung-kampung, di desa-desa yang sangat terpencil, tetapi dia juga menyembahmu dengan hati yang tulus, hati yang bersyukur, lidahnya juga tetap berdzikir, dan pisiknya tetap tegar dalam ujian yang sangat berat sekalipun.
Mereka juga berhak atas pernghargaan seperti yang Engkau berikan kepada para aulia dan alim ulama’. Mendengar usulan Nabi SAW, maka Allah pun meminta para Malaikat untuk memperlakukan hamba-hambanya yang biasa-biasa itu, namun pandai bersyukur, berdzikir dan tegar atas ujian Allah untuk dihalau juga ke surga seperti menghalau para ulama dan para alim.
Demikianlah janji Allah berupa kebahagiaan bagi para syakirin, dzakirin, dan orang-orang yang tegar dari hambanya yang diberikan ujian berat oleh Allah SWT.
Prof. DR. H. Maimun Zubair , M. Pd, adalah
- Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram
- Ketua Umum Takmir Masjid Al Achwan Griya Pagutan Indah Mataram - NTB
0 Komentar