18 Jamaah Haji Asal Griya Pagutan Indah (GPI) Mataram NTB Berada di Arafah Bersama Jutaan Jamaah Haji dari Seluruh Penjuru Dunia

Jamaah Haji asal Griya Pagutan Indah Mataram,NTB berpose bersama sebelum menuju Arafah untuk melaksanakan wuquf

BidikNews.net,Mataram
- Pelaksanaan wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah 1443, bertepatan dengan hari Sabtu 2024. Termasuk 18 Jamaah haji asal Lingkungan Griya Pagutan Indah (GPI) Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Dari 18 Jamaah haji asal GPI dua masuk dalam Kloter Lombok Tengah, yakni Bapak Niyu Mulyana dan istri Ny. Lara 

Melalui saluran WhatsApp, Jamaah Haji asal GPI menyampaikan bahwa mereka merasa haru dan bahagia bisa bersama-sama dengan jutaan umat Islam dari seluruh dunia berada di padang Arafah untuk melaksanakan Wukuf. Terlebih khusus bisa melaksanakan wuquf bersama dengan ratusa ribu jamaah Haji asal Indonesi. 

Wukuf di padang Arafah bagi jama'ah calon haji hanya diberi kesempatan waktu sejak tergelincir matahari tanggal 9 Dzulhijjah memiliki arti sangat penting bagi jamaah. 

Di Arafahlah tempat berkumpulnya jamaah haji yang datang dari berbagai penjuru dunia yang berbeda bahasa dan warna kulitnya, tapi memiliki satu tujuan yang dilandasi persamaan, tidak ada perbedaan antara kaya dan miskin, besar dan kecil, pejabat dan rakyat jelata, sehingga menjadi tempat persamaan yang hakiki.

Pada hari Arafah jamaah berbagai belahan dunia berkumpul di satu tempat itu untuk melaksanakan rukun haji yang menentukan sah atau tidaknya ibadah haji. 

Saat berada di Arafah jamaah berpakaian ihram (putih tanpa jahitan) dengan melepaskan kebahagiaan dan kebanggaan keduniaan, menunjukkan sikap rendah diri kepada Tuhannya. Juga pengakuan dosanya dinyatakan kepada Tuhan, permohonan ampun dan segala dosa dipanjatkan kepada Tuhan.

Setiap jama'ah menyadari benar betapa dekatnya Tuhan kepada hamba-Nya, dan beribadah kepada Tuhan dengan penuh ikhlas yang meliputi suasana wukuf di Arafah. 

Setelah wukuf dilakukan, jamaah bebas dari beban dosa kepada Tuhan, yakin doanya dikabulkan, dorongan untuk melakukan kebaikan lebih banyak terasa sangat kuat dan rahmat Tuhan pun dirasakan menentramkan jiwa jamaah. 

Itulah makna keberadaan umat muslim di Padang Arafah. Sebuah padang luas yang tak berpenghuni saat nonmusim haji, tapi menjadi tempat yang paling didatangi dan berarti saat musim haji. 

Pewarta: TIM



0 Komentar