BidikNews.net,Bima - Sejumlah persoalan yang sedang dihadapi rakyat datang silih berganti. Belum selesai persoalan harga jagung dan harga bawang merah yang kian merosot, saat ini rakyat kembali dihadapkan dengan persoalan serius, yakni harga gas Elpiji 3 kg kian memprihatinkan.
Kesengsaraan rakyat hari ini , justru tidak mendapat respon positif pemerintah daerah, dengan melambungnya harga gas Elpiji terkesan pembiaran bahkan tak pedulikan serta sengaja tutup mata dan telinga. Di saat rakyat sengsara , kemana pemerintah ?.
Menurut ketua BPD Desa Tambe Kecamatan Bolo, Buyung Nasution, SPd dikonfirmasi media ini menuturkan, sesungguhnya gas Elpiji 3 kg tidak mengalami kelangkaan sama sekali karena pendistribusian pun jelas dan akurat.
Hanya saja, akibat ulah pengecer di setiap desa, terutama pengecer yang ada di Desa Tambe Kecamatan Bolo sehingga berimbas pada rakyat. Karena selain melambungnya harga juga rakyat disulitkan untuk mendapatkannya.
"Sudah beberapa hari terakhir, warga masyarakat sibuk mencari kemana mana gas Elpiji"., tuturnya.
Buyung berharap, agar pemerintah daerah melalui dinas terkait kiranya bisa mendengar dan melihat kesengsaraan rakyat hari ini, dimana rakyat sudah dibikin susah dengan harga gas Elpiji.
Selain persoalan harga yang meroket, warga mendapat kesulitan mencari keberadaan gas walau di desa Tambe banyak pengecer .
"Di Desa Tambe terdapat 5 pengecer namun begitu sampai di tempat pengecer seketika itu raib bagai ditelan bumi ".
Dinas terkait, sebaiknya turun ke lokasi dan tidak tinggal diam , segera melakukan evaluasi dan turun ke lapangan, jika ditemukan pengecer curang segera mengambil tindakan tegas seperti pencabutan ijin .
"Pengecer nakal segera dicabut ijinnya, akibat ulah pengecer warga kesulitan mendapatkan gas Elpiji ." kata Buyung.
Hal senada juga dirasakan, warga tambe lainya , Mahani pada media ini mengaku kesal karena selain tidak mendapatkan gas di pengecer berijin di Desa Tambe Kecamatan Bolo, dirinya disibukan mencari kemana- mana di seluruh wilayah Kecamatan Bolo bahkan hingga menembus wilayah kecamatan lain .
Selain terjadi kelangkaan juga harga yang terlalu tinggi. " Bayangkan saja harganya di atas 50 ribu". ujar Buyung dengan nada kesal.
"sebaiknya pemerintah tidak dengan sengaja membutakan mata dan tulikan telinga, lihat dan dengarkan apa yang sedang dihadapi rakyat, kami butuh ketegasan dan kepedulian pemerintah " tegas Buyung.
Pemerintah daerah melalui dinas terkait hendaknya tidak tinggal diam. Upaya pencabutan ijin terhadap pengecer nakal segera dilakukan, sebab persoalan ini sangat urgen dan dibutuhkan kepedulian pemerintah agar persoalan tersebut dapat terselesaikan .
"Pemerintah hendaknya bersikap tegas dan segra cabut ijin pengecer nakal, harapnya berulang ulang kali.
Pewarta: Titus
0 Komentar