Komisioner Komisi Informasi NTB Suaeb Qury, S.H.I.,C.Med
Menjelang Pilkada serentak 2024 masyarakat NTB perlu waspada akan kehadiran hoaks dan propaganda yang pada umumnya tersebar melalui media sosial (medsos). Karena berita hoaks sangat berbahaya dan memicu kerusuhan bagi masyarakat. Oleh karena itu perlu dicegah, agar yang kita harapkan bersama pemilu dapat berjalan dengan damai.
BidikNews.net,Mataram,NTB - Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi Informasi NTB Suaeb Qury, S.H.I.,C.Med ketika dihubungi media ini di kantornya, (senin,30/9/24).
Dalam keterangannya, Suaeb Qury mengungkapkan bahwa, perkembangan teknologi di era sekarang ini sangat pesat, jarak dan waktu tidak lagi menjadi sebuah penghalang untuk melakukan komunikasi secara cepat. Orang yang berada di sebuah tempat yang jauh atau negara yang berbeda kini sudah mampu melakukan komunikasi melalui audio ataupun komunikasi yang dapat ditampilkan secara visual.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat tersebut, proses penyebaran informasi dan interaksi antar manusia pun menjadi semakin cepat dan terbuka. Sebagai contoh dengan perkembangan media sosial, kita semakin mudah terhubung dengan yang lainnya.
Melalui media sosial kita juga mudah untuk mendapatkan sebuah informasi yang sebelumnya tidak kita ketahui menjadi kita ketahui. Namun perlu untuk diketahui bahwa tidak semua informasi tersebut bermanfaat, tidak semua informasi tersebut diakui kebenarannya, bisa saja informasi tersebut hoax, berita fitnah, atau berita tidak benar.
Menyikapi kemudahan untuk mendapatkan informasi tersebut kata Suaeb Qury, diperlukan sikap yang bijak dari masyarakat untuk memastikan informasi yang berseliweran itu mengandung hal yang positif atau negative.
Biasanya saat kita membuka internet ataupun sosial media akan terlihat berbagai informasi yang berseliweran. Ini karena jutaan akun setiap harinya saling memberikan infromasi.
Banyaknya informasi yang di bagikan tersebut tidak semuanya benar. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati, tidak mudah percaya dan harus cermat dalam menyaring informasi.” Sarannya.
Karena itu Ketua Komisi Informasi NTB itu berpesan, agar Jelang pilkada 2024 ini salah satu masalah yang kerap mencuat dalam pemilu adalah kampanye hitam (black campaign).
Kampanye hitam atau black campaign sering dilakukan oleh salah satu pendukung kandidat atau tim kampanye kandidat untuk menjatuhkan kandidat lainnya.
Dulu, kata Suab Qury, black campaign dilakukan melalui pembagian atau penyebaran informasi melalui media cetak seperti pamflet, fotokopian artikel, dan lain-lain, yang didalamnya berisikan informasi-informasi negatif pihak lawan.
Di era digital sekarang ini, sekali tekan tombol maka informasi-informasi yang ingin disampaikan itu menyebar dalam hitungan detik. Bisa saja informasi itu mengandung unsur positif dan juga bisa mengandung unsur yang negative yang mengandung Black Campaign.
Karena itu, Ketua Komisi Informasi Provinsi NTB menekankan pentingnya masyarakat bersikap bijak ketika bermedsos guna menjaga kondusivitas dan persatuan di tengah masyarakat selama proses Pilkada berlangsung.
"Kami menghimbau seluruh elemen masyarakat, untuk menjauhi segala bentuk tindakan yang dapat memperkeruh suasana, seperti polarisasi, black campaign, dan kampanye negatif. Mari kita ciptakan iklim pilkada sekarang ini yang damai, berintegritas, dan berkualitas," tutupnya.
Pewarta: Dae Ompu
0 Komentar