Memerdekakan Diri Dengan Disiplin Oleh : Prof. DR. H. Maimun Zubair, M.Pd, Wakil Rektor II UIN Mataram


Disiplin, meskipun sering kali dianggap sebagai sesuatu yang membatasi kebebasan dan mengendalikan tindakan diri, namun sebenarnya ia merupakan alat yang esensial untuk meraih kemerdekaan sejati di masa depan. 

Disiplin itu merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan pengorbanan sementara untuk mendapatkan kebebasan yang lebih besar kelak. Disiplin membantu kita membangun keteraturan dan pengendalian diri agar memiliki kekuatan untuk menghadapi tantangan, memanfaatkan peluang, dan menjalani hidup dengan lebih terarah.

Meskipun sering dianggap sebagai pembatas dari kebebasan, tetapi bagi kita yang mampu menangkap hakikatnya, sesungguhnya disiplin itu menjadi landasan untuk mengembangkan kemampuan dan tanggung jawab, karena dengan terbiasa bersikap disiplin, sesungguhnya kita telah dan sedang menunda kepuasan sesaat demi pencapaian tujuan yang lebih besar, yang pada akhirnya akan membuka peluang dan memberikan kemerdekaan sejati. 

Disiplin memungkinkan kita untuk hidup dengan lebih bermakna, membebaskan kita dari keterikatan pada kebiasaan buruk atau ketidakteraturan yang justru menghambat kebebasan di masa yang akan datang. Sebaliknya, ketidakdisiplinan—yang mungkin terasa seperti kebebasan saat ini, sering kali menciptakan kebiasaan buruk dan ketidakpastian di masa yang akan datang. Oleh karena itu  disiplin sesungguhnya bukanlah penghambat, melainkan sebuah fondasi yang menyiapkan kita untuk menikmati kebebasan yang lebih luas dan bermakna di masa yang akan datang. 

Dalam banyak kasus, disiplin membutuhkan pengorbanan dari kenyamanan atau kesenangan saat ini untuk tujuan yang lebih besar nanti. Misalnya, belajar secara disiplin mungkin tampak sebagai pengorbanan waktu dan kebebasan saat ini, tetapi di masa depan nantinya akan memberikan kemampuan dan pengetahuan yang dapat membuka banyak kesempatan dan peluang (kemerdekaan) dalam hal pilihan hidup.

Begitu pula tatkala kita mampu berdisiplin dalam mengelola waktu untuk belajar di saat kita menuntut ilmu, maka saat kita keluar dari lembaga pendidikan untuk mengabdikan diri kepada masyarakat, kita akan merasakan betapa merdekanya kita dari beban berat untuk harus menguasai beberapa ilmu dasar dan ilmu alat sebagai alas didalam beraktivitas.

Terbiasa untuk disiplin dalam mengatur waktu dan tugas yang kita jalankan, sebenarnya kita sedang membangun fondasi yang kuat untuk kesuksesan dan keunggulan hidup yang berkelanjutan. Disiplin waktu bukan hanya sekadar kebiasaan terstruktur, melainkan sebuah strategi yang memungkinkan kita untuk memprioritaskan hal-hal penting, mengatasi gangguan, dan mencapai tujuan dengan konsistensi. Berdisiplin dalam manajemen waktu akan membentuk kita untuk lebih produktif, efektif dalam mengambil keputusan, dan mampu menyelesaikan tugas dengan efesien. Jadi, dengan menegakkan kedisiplinan dalam hidup, bukan hanya akan mencapai produktivitas, tetapi juga kunci untuk menikmati hidup yang lebih bermakna dan memuaskan di masa yang akan datang.

Demikian pula tatkala kita berdisiplin dalam menjaga kesehatan, kita pasti akan memiliki potensi untuk menikmati hidup yang lebih panjang, berbahagia, berkualitas, dan penuh kebebasan. Kita harus mulai terbiasa dengan disiplin dalam pola makan, olahraga, dan istirahat, maka kebiasaan itu akan menjadi investasi berharga yang tidak hanya meningkatkan daya tahan tubuh, tetapi juga memberikan energi, kebugaran, dan kesejahteraan secara menyeluruh. Dengan menjaga tubuh tetap sehat, kita akan memiliki lebih banyak pilihan dalam menjalani hidup, baik dalam hal aktivitas fisik, karier, maupun relasi sosial, tanpa dibatasi oleh kondisi kesehatan.


Sebaliknya, kurangnya disiplin dalam menjaga kesehatan akan membawa risiko besar di masa depan. Ketidakdisiplinan ini sering kali mengakibatkan berbagai penyakit, yang tentunya akan membatasi kemampuan fisik dan bahkan mengurangi harapan hidup kita. Orang yang tidak disiplin dalam kesehatannya mungkin harus menghadapi keterbatasan fisik yang dapat mengurangi kualitas hidup dan membatasi kebebasan yang seharusnya dinikmati. Dengan demikian, disiplin dalam menjaga kesehatan adalah kunci bagi kita untuk mencapai kebebasan yang sejati, baik dari segi fisik maupun mental, sehingga kita akan dapat menikmati hidup secara maksimal tanpa dihambat oleh penyakit atau keterbatasan fisik di masa yang akan datang.

Dalam konsep beragama, juga dituturkan bahwa disiplin dalam beribadah pada masa hidup di dunia yang merupakan bentuk ketaatan seorang hamba terhadap Tuhannya—di mana disiplin yang berarti konsisten, istikamah, dan penuh kesungguhan, tentunya akan membentuk kesadaran akan tanggung jawab kita sebagai seorang hamba, sebagaimana janji Tuhan bahwa kemerdekaan di hari akhir akan diberikan kepada mereka yang senantiasa beriman dan beramal saleh. Disiplin dalam menjalankan ibadah adalah salah satu jalan menuju kebahagiaan abadi, yakni kemerdekaan sejati sebagai balasan dari ketaatan atau disiplin diri. Dengan kata lain, disiplin dalam beribadah di dunia menjadi modal penting untuk meraih kemerdekaan di akhirat.

Dari beberapa aktivitas yang dilambari dengan disiplin yang diurai di atas, kiranya menambah pemahaman kita betapa tindakan disiplin akan membuahkan kebebasan atau kemerdekaan di masa datang. Apalagi di tengah berbagai tantangan yang sering kali tidak terduga, disiplin memungkinkan kita untuk tidak hanya membantu beradaptasi dengan perubahan, tetapi juga mengajarkan kita tentang nilai ketekunan dan ketabahan dalam berproses. ”Wa mal ladzzatu illa ba’dat ta’bi”. Tidak akan ada kenikmatan kecuali  setelah proses berkesusahan atau kepayahan.

Sebagai catatan pinggir, dengan membiasakan disiplin dalam menjalani aktivitas hidup, sungguh kita telah dan sedang membangun fondasi yang kuat untuk kemerdekaan sejati, baik dalam karier, kesehatan, sosial, spiritual, maupun kehidupan pribadi. Sebagaimana perumpamaan Tuhan yang cukup indah dalam firman-Nya tentang hamba-Nya yang berkomitmen untuk disiplin dalam melakukan kebaikan, ”Walladzîna jâhadû fînâ lanahdiyannahum subulanâ, wa innallâha lama‘al-muḫsinîn”. Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridaan), Kami benar-benar akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami, sesungguhnya Tuhan benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. Al Angkabut ayat 69).

Penulis : Adalah Wakil Rektor II UIN Mataram


0 Komentar