BidikNews.net - Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi NTB, Amir, S.Pd., MM menjadi Narasumber pada siaran TVRI dalam program Antar Nusa Bali, dengan tema utama kegiatan "Melawan Buta Huruf, Membaca untuk Masa Depan.
"Kegiatan yang dilaksanakan pada Selasa, 29 April 2025 ini dihadiri oleh beberapa narasumber dari Bali, seperti Ketua Dewan Pendidikan Buleleng, Sekretaris Yayasan Disleksia Bali, dan Kabid Pembinaan SMA Dinas Dikpora Provinsi Bali.
Plt. Kadis Perpustakaan dan Kearsipan menyampaikan beberapa agenda peningkatan budaya baca dan kecakapan literasi di NTB tahun 2025, yaitu Bedah Buku, Lokakarya Literasi Digital, Lomba Resensi Buku, Lomba Video Literasi.
Selain itu ada juga Bimbingan Teknis Penulisan Konten Lokal, Bimbingan Teknis Literasi Digital, penjangkauan masyarakat dengan Perpustakaan Keliling, Sosialisasi Budaya Baca bersama Bunda Literasi, Gerakan Membaca 30 menit di rumah, Festival Membaca, Kursus Bahasa Inggris Extensive Reading, Cheerfull Reading, Podcast Kafe Literasi, dan lain-lain.
Lebih lanjut, Amir memaparkan tujuan utama Agenda Literasi NTB tahun 2025, yaitu: Meningkatkan budaya literasi membaca di masyarakat, Mendorong partisipasi aktif komunitas dan masyarakat dalam pelindungan konten budaya dan sastra daerah, dan mengembangkan kemampuan literasi generasi muda.
Melalui pendekatan tiga hal tersebut, kata Amir, Agenda Literasi NTB 2025 diharapkan dapat membentuk masyarakat yang tidak hanya mampu membaca dan menulis, tetapi juga memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif, serta berkontribusi aktif dalam pembangunan daerah.
Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan strategi yang dirancang secara komprehensif dengan melibatkan berbagai pihak dan pendekatan. Seperti : Penguatan Literasi di Sekolah, Pemanfaatan Perpustakaan sebagai Pusat kegiatan Literasi, kreasi, Inovasi, rekreasi, dan lain- lain, dan pelibatan Komunitas Penggerak Literasi atau yang sering disebut Relawan Literasi, serta kolaborasi dengan Pemerintah dan Lembaga Pendidikan.
Kemudian Plt. Kadis Perpustakaan dan Kearsipan memaparkan bahwa pembangunan budaya baca dan kecerdasan literasi diperlukan koordinasi dan sinergitas dengan lembaga, kementerian, dan berbagai organisasi, dengan cara : Penyusunan Peta Jalan / Roadmap pembangunan Literasi dengan membuat rencana aksi yang memuat target, strategi, peran masing-masing lembaga, indikator keberhasilan, dan jadwal kegiatan.
Roadmap ini menjadi pedoman bersama dalam pembangunan literasi di daerah. Kemudian perencanaan program dan anggaran yang terintegrasi. Setiap lembaga menyusun program kerja literasi yang saling mendukung dan tidak tumpang tindih, dengan dukungan anggaran yang jelas dan terukur.
Dalam program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB tahun 2025-2030 tertuang dalam salah satu Program Unggulan, yaitu Desa Berdaya dengan Program Desa Literasi.
Untuk itu diperlukan koordinasi sejak tahap perencanaan agar semua kegiatan saling memperkuat. Dan ketiga adalah perlunya pelibatan komunitas Pegiat dan Literasi dan masyarakat lokal.
Lebih lanjut, Amir memaparkan beberapa tantangan dalam meningkatkan budaya baca dan kecakapan literasi, yaitu: Rendahnya Minat Baca, keterbatasan akses ke bahan bacaan berkualitas, kemampuan membaca yang belum mendalam, kurangnya pembiasaan membaca kritis dan analitis di sekolah, dan keterbatasan peran keluarga dan lingkungan.
Cara mengatasinya, lanjut Amir, yaitu: dengan beberapa langkah kegiatan :
Meningkatkan minat baca melalui program kreatif, mengadakan lomba membaca, bedah buku, dan festival literasi yang menarik bagi anak-anak dan remaja, dengan menghadirkan tokoh inspiratif sebagai duta baca NTB, dan memperluas akses terhadap bahan bacaan berkualitas.
Selain itu, membuka taman baca di desa-desa, memperkuat program perpustakaan keliling dan digitalisasi perpustakaan daerah, meningkatkan keterampilan membaca pemahaman.
Cara lain adalah membangun peran keluarga dan komunitas literasi, mengadakan workshop parenting tentang pentingnya mendampingi anak dalam kegiatan membaca, membentuk komunitas baca keluarga dan komunitas literasi berbasis masyarakat.
Peran masyarakat dan komunitas lokal juga diperlukan dalam mendukung Agenda Literasi NTB tahun 2025. Peran yang bisa dilakoni masyarakat dan komunitas lokal, yaitu: .
1) sebagai penggerak literasi di lingkungan terdekat dengan pembiasaan membaca di rumah dan lingkungan sekitar.
2) membentuk kelompok baca, taman bacaan masyarakat, dan kegiatan berbasis komunitas untuk menumbuhkan minat baca.
3) membangun dan mengelola ruang baca alternatif, seperti membangun pojok baca di balai desa, rumah ibadah, atau area umum.
4) membantu mengelola dan merawat perpustakaan kecil atau taman bacaan agar tetap hidup dan menarik bagi warga.
5) mengadakan kegiatan literasi berbasis budaya kokal.
6) mengangkat cerita rakyat, puisi daerah, dan legenda lokal sebagai bahan bacaan atau pertunjukan literasi, sehingga masyarakat lebih merasa memiliki dan dekat dengan budaya literasi.
7) mendorong literasi digital di komunitas.
8) menginspirasi melalui keteladanan.
Di akhir pemaparannya, Amir menyampaikan target agenda literasi NTB Tahun 2025, yaitu :
1) Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM).
2) Peningkatan jumlah pojok baca dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM).
3) peningkatan minat dan budaya membaca bersama Bunda Literasi.
4) peningkatan persentase penduduk NTB yang memiliki kebiasaan membaca minimal 30 menit per hari, khususnya di kalangan pelajar dan keluarga.
5) peningkatan kompetensi guru, tenaga perpustakaan dan relawan literasi.
6) peningkatan produksi dan akses buku lokal.
7) peningkatan jumlah buku berbahasa daerah dan berbasis budaya lokal yang diterbitkan dan digunakan di sekolah-sekolah dan komunitas. (Sumber: Dinas Pysda dan Arsip Provinsi NTB)
Pewarta: Tim
0 Komentar