Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Generasi Z, Oleh: M.Irsyadussary


Globalisasi
merupakan fenomena global yang membawa dampak luas terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk budaya, nilai, dan identitas nasional.

Di tengah derasnya arus global, nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia menghadapi tantangan untuk tetap relevan dan diinternalisasi, khususnya oleh Generasi Z.

Generasi ini hidup dalam era digital dan keterbukaan informasi, sehingga berpotensi mengalami pergeseran nilai akibat pengaruh budaya luar.

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana pengaruh globalisasi terhadap nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan Generasi Z, serta bagaimana strategi mempertahankan dan menanamkan kembali nilai-nilai tersebut agar tetap menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia.

Globalisasi, Pancasila, Generasi Z, nilai-nilai kebangsaan, identitas nasional 

Pendahuluan 

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia memuat lima sila yang menjadi pijakan ideologis dan moral bangsa. Kelima sila tersebut meliputi Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan, serta Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Nilai-nilai tersebut telah menjadi fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara sejak kemerdekaan.

Namun, di era globalisasi saat ini, tantangan terhadap eksistensi nilai-nilai Pancasila semakin kompleks. Generasi Z, yaitu generasi yang lahir dalam rentang tahun 1997–2012, merupakan generasi digital native yang tumbuh dalam ekosistem informasi global.

Mereka terpapar oleh budaya asing, gaya hidup modern, dan kemajuan teknologi yang sangat cepat. Situasi ini mendorong perubahan dalam pola pikir, sikap, dan perilaku yang tidak jarang bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila. 

Pembahasan 

1. Dampak Globalisasi Terhadap Nilai Pancasila 
Globalisasi memunculkan tantangan terhadap kelestarian nilai-nilai Pancasila. Beberapa nilai utama yang terancam antara lain:

- Individualisme vs Gotong Royong: Budaya individualistik yang berkembang dalam masyarakat global sering kali bertentangan dengan semangat gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

- Konsumerisme dan Hedonisme: Gaya hidup konsumtif dan hedonis yang ditampilkan dalam media sosial dapat menggeser nilai kesederhanaan dan keadilan sosial.

- Relativisme Moral: Keterbukaan informasi menyebabkan pergeseran pemahaman terhadap nilai moral dan agama, yang dapat melemahkan penghayatan terhadap sila Ketuhanan Yang Maha Esa.

- Disintegrasi Sosial dan Polarisasi Opini: Arus informasi global yang tidak tersaring memicu konflik opini di ruang digital dan mengancam persatuan bangsa.

2. Potensi Positif Globalisasi

- Peningkatan Literasi dan Kesadaran Sosial: Akses terhadap isu-isu global mendorong generasi muda untuk lebih peduli terhadap keadilan sosial dan hak asasi manusia.

- Partisipasi Demokratis: Media digital membuka ruang bagi Generasi Z untuk terlibat dalam diskusi publik dan proses demokratis secara lebih luas.

- Peluang Inovasi Nilai Pancasila: Pancasila dapat dikontekstualisasikan melalui pendekatan kreatif dan teknologi agar tetap relevan dengan zaman.

3. Strategi Penguatan Nilai Pancasila pada Generasi Z

- Pendidikan Pancasila yang Kontekstual dan Interaktif: Penguatan materi nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum harus disesuaikan dengan perkembangan zaman dan disampaikan secara menarik.

- Peran Media Sosial sebagai Sarana Edukasi: Media digital harus dimanfaatkan secara positif untuk menyebarkan nilai-nilai Pancasila dengan konten yang kreatif dan mudah dipahami.

- Teladan dari Tokoh dan Lembaga Sosial: Figur publik dan lembaga pemerintah harus menjadi contoh nyata dalam mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 

Kesimpulan 

Globalisasi membawa pengaruh besar terhadap pola pikir dan perilaku Generasi Z yang berdampak pada pergeseran nilai-nilai Pancasila. Meski demikian, globalisasi tidak harus dipandang sebagai ancaman semata, melainkan sebagai peluang untuk memperkuat dan merevitalisasi Pancasila dalam bentuk yang lebih kontekstual dan relevan.

Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat untuk menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda, agar tetap menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah arus global yang terus berkembang. 

Daftar Pustaka 
1.    Kaelan. (2013). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma. 
2.    Haryanto, S. (2018). Pancasila dan Tantangan Globalisasi dalam Era Digital. Jurnal Filsafat, 28(2), 101–113. 
3.    Mulyasa, E. (2011). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara. 
4.    UNESCO. (2020). Global Citizenship Education: Topics and Learning Objectives. Paris: UNESCO Publishing. 
5.    Yuwono, H. (2021). Transformasi Pendidikan Pancasila dalam Menjawab Tantangan Milenial. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 26(1), 35–44. 

Penulis: adalah Mahasiswa IAIH

0 Komentar