BidikNews.net - Dari lereng gunung yang rimbun di sebuah desa terpencil, lahir seorang anak manusia yang diberi nama Abdullah tepatnya di desa Boro Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima yang kemudian oleh keluarganya disapa “La Dola” yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi seorang Profesor yang kini resmi menyandang kehormatan sebagai Guru Besar di bidang Pemikiran Islam/Teologi Sosial.
Prof. DR. Abdullah Thalib, S.Ag, M. Ag bersama dua Profesor lainnya yakni Prof. Dr. Tasmin, M.Ag. Sebagai Guru Besar dalam bidang Fiqhul Hadis dan Prof. Dr. Hj. Darmawati H., S.Ag., M.Hi. Sebagai Guru Besar dalam bidang Fikih Keluarga melalu acara pengukuhan yang berlangsung khidmat resmi menyandang Predikat Guru Besar pada Rabu 20 Agustus 2025.
Ketiga Profesor tersebut resmi menjadi Guru Besar Tetap pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universoitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Ucapan selamat pun datang dari Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin, Prof. DR. Muhaemin, M. Th.I, M.Ed.
Dengan penuh rasa syukur dan bangga, Dekan dan Civitas Akademika Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar, menyampaikan ucapan selamat yang setulus-tulusnya atas pengukuhan Guru Besar kepada:
Prof. Dr. Tasmin, M.Ag. Sebagai Guru Besar dalam bidang Fiqhul Hadis dan Prof. Dr. Hj. Darmawati H., S.Ag., M.Hi. Sebagai Guru Besar dalam bidang Fikih Keluarga serta Prof. Dr. Abdullah, S.Ag., M.Ag. Sebagai Guru Besar dalam bidang Pemikiran Islam / Teologi Sosial
Prof. DR. Muhaemin, M. Th.I, M.Ed. mengatakan, Pencapaian ini merupakan tonggak penting dalam perjalanan akademik Bapak dan Ibu sekalian. Ini bukan hanya merupakan pengakuan atas dedikasi dan kontribusi ilmiah yang telah diberikan selama ini, tetapi juga menjadi motivasi dan inspirasi bagi seluruh civitas akademika, khususnya di lingkungan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.
Semoga dengan amanah keilmuan ini, Bapak dan Ibu senantiasa diberi kekuatan oleh Allah SWT untuk terus berkarya, mengembangkan keilmuan Islam, serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, bangsa, dan peradaban dunia.”ucap Prof. DR. Muhaemin, M. Th.I, M.Ed.
“La Dola” dilahirkan dari pasangan Abdul Thalib seorang petani sekaligus pemburu ulung dan Siti Hafsah seorang ibu yang tangguh dengan penuh kasih.
“La Dola” adalah anak kelima dari 11 bersaudara, meski tanggal lahirnya memang tak tercatat secara pasti namun sang ayah menuliskan kehadiran Abdullah atau “La Dola” ke dunia pada 31 Desember 1972 sebagai simbol cinta.
Beranjak dari kehidupan anak-anak serta dirundung keterbatasan, Abdullah menempuh pendidikan dasar di SDN Inpres nomor 2 Boro yang jaraknya sekitar 5 km dari rumah yang ia jalani dengan berjalan kaki setiap hari. Meski hidup sederhana ia selalu meraih juara kelas dan mendapat beasiswa Supersemar.
Sepulang dari sekolah “La Dola” membantu orang tua menggembala dan berburu burung liar serta memanjat pohon pinang untuk mengumpulkan kelopaknya yang dijual seharga 5 rupiah per lembar.
Lulus SD Abdullah “La Dola” Thalib melanjutkan studi ke SMP Negeri Sanggar dengan berjalan kaki sejauh 10 km. Meski demikian Ia tetap berprestasi
Setamat SMP Ia melanjutkan pendidikannya di di SMA Negeri 2 Kota Bima. Setelah tamat di bangku SMA, Abdullah pun berangkat ke Makassar tahun 1990 untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.
Keputusan “La Dola” hijrah ke kota besar untuk kuliah sempat ditentang oleh saudara-saudaranya karena keterbatasan biaya, namun dengan restu orang tua, Abdullah berlayar setelah sebidang tanah digadaikan kepada tetangga desa yang bernama Alwi seharga Rp70. 000 untuk ongkos keberangkatan dan biaya awal kuliah.Prof. Dr. Abdullah, S.Ag., M.Ag. Prof. Dr. Tasmin, M.Ag. dan Prof. Dr. Hj. Darmawati H., S.Ag., M.Hi.
Keinginannya untuk duduk dibangku kikuliah pun terbalaskan. Di Kampus Ia aktif di banyak organisasi seperti HMI dan lainnya hingga meraih gear Sarjana Agama di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Dewi fortuna berpihak kepada Abdullah dan diangkat sebagai dosen pada tanggal 1 Maret 1997. Selanjutnya tahun 1999 Abdullah melanjutkan pendidikan S2 dan berhasil menyelesaikannya dalam waktu 1 tahun 8 bulan.
Tercatat Abdullah meraih predikat alumni terbaik sekaligus menunjukkan konsistensi prestasinya dalam dunia Akademi.
Sekian lama dalam kesendirian, Abdullah dipertemukan oleh Allah dengan seorang wanita sholehah yang bernama Sri Matlina. Dari pertemuan yang penuh berkah itu tumbuh Cinta yang suci dan berakhir dalam ikatan pernikahan dan menjadi pendamping hidupnya. Dari pernikahan tersebut Allah menganugerahi tiga buah hati.
“La Dola” kini dijuluki sebagai “Profesor cinta” dengan menorehkan pemikiran-pemikirannya melalui tulisan yang tersebar di berbagai buku dan artikel serta jurnal ilmiah nasional maupun internasional.Bersama Istri tersayang
Sebagai “Profesor Cinta” Abdullah kerap mengungkap kata bijak dengan balutan kata-kata cinta yang dirangkainya dengan indah menyentuh qalbu.
“Mencintai adalah kodrat, karena tu jalanilah kehidupan dengan cinta. Karena cinta semua masalah dapat diselesaikan.” tutur Profesor Abdullah.
Profesor Abdullah menyadari perannya sebagai Guru besar merupakan agen perubahan yang membentuk karakter, mentransfer pengetahuan, dan memotivasi generasi muda untuk mencapai kemajuan.
Guru besar berperan penting dalam membimbing, menginspirasi, dan memberikan contoh teladan, yang pada akhirnya membentuk kualitas sumber daya manusia suatu bangsa.
Bagi Profesor Abdullah perannya sebagai Guru besar tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan, tetapi juga berperan dalam membentuk karakter, nilai, dan kepribadian peserta didik. Karena mengajarkan tentang moral, etika, dan tanggung jawab sosial, yang menjadi dasar bagi individu untuk berkontribusi positif pada masyarakat.
Sebagai seorang Guru besar Profesor Abdullah adalah sosok inspiratif yang dapat memotivasi peserta didik untuk meraih potensi terbaik mereka serta mendorong mereka untuk terus belajar dan berkembang. Abdullah Thalib atau Akrab disapa "La Dola" di juluki "Profesor Cinta"
Profesor Abdullah juga menyadari bahwa, peran guru besar dalam peradaban sangatlah krusial. Guru Besar adalah garda terdepan dalam mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas, berkarakter, dan mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat.
Sebagai Guru Besar dibidang pemikiran Islam atau teologi sosial Profesor Abdullah terus berupaya dengan kemampuannya untuk memberikan landasan etis dan moral dalam berbagai aspek kehidupan sosial.
Sebab dalam pandangan Profesor Abdullah bahwa, pemikiran Islam/teologi sosial memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk masyarakat yang lebih baik, adil, dan harmonis. Penerapan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sosial tidak hanya memperkuat aspek spiritual, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan sosial yang berkelanjutan.
Pewarta: Dae Ompu
0 Komentar