DR. H. Maimun Zubair, M.Pd : Surga itu Mahal

“Surga menjadi tujuan akhir dari perjuangan dalam ibadah puasa yang kita lakukan selama satu bulan. Untuk meraih surga itu tidak bisa dengan santai-santai, tetapi harus dengan berlelah-lelah dan rela untuk capek dalam beribadah kepada Tuhan”.

BidikNews - Demikian DR.H.Maimun Zubair mengawali ceramah dengan tema “Surga itu Mahal” di Masjid Al Achwan Griya Pagutan Indah Mataram-NTB pada Selasa subuh,26 April 2022 bertepatan dengan tanggal 24 Ramadhan 1443 H.

Allah berfirman dalam surah al Baqarah ayat 214 mengatakan,  “Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.”

Ayat ini mengabarkan betapa meraih surga itu amat mahal.” Jelas H.Maimun. Allah menggambarkan bahwa meraih surga itu tidak enteng, Umat terdahulu saja diberikan ujian yang hebat terlebih dahulu, jika lulus dalam ujian itu, maka surga menantinya.” tuturnya.

Di akhir ayat 214 surah al Baqarah, Ketua Takmir Masjid Al Achwan ini menuturkan betapa dahsyatnya ujian Tuhan kepada umat terdahulu, sampai-sampai keluar kalimat “Mata Nashrullah?” kapankah datang pertolongan Allah?

Foto : Gambar Ilustrasi taman Surga yang dijanjikan Allah

Dijelaskan Dosen Senior Universitas Islam Negeri Mataram ini, bahwa Gambaran ujian itu dapat kita ketahui melalui ujian dan cobaan yang menimpa para Nabi nabi terdahulu.” bebernya.

DR.H.Maimun Zubair mengungkapkan kisah Nabi Adam yang berkelana selama 350 tahun untuk mendapatkan ampunan Tuhan agar bisa kembali ke Surga, Nabi Nuh beserta umatnya diuji dengan banjir bandang yang amat dahsyat, sedangkan Nabi Ibrahim dilempatkan ke dalam api yang berkobar-kobar. Kisah Nabi Ayub diberikan ujian berupa penyakit menular dalam waktu yang amat panjang. Nabi Isa hampir disalib, nabi Yunus ditelan ikan Nun, dan Nabi Yusuf diuji dengan dicobloskan ke dalam sumur.

Semua jenis ujian ini membutuhkan kesabaran tingkat tinggi. Itulah perjuangan untuk menuju taman surgawi yang disediakan Allah bagi orang-orang yang Taqwa.” kata Maimun dalam ceramah subuhnya itu yang dikikuti ratusan jamaah masjid Al Achwan GPI Mataram dengan penuh khidmat.

Dijelaskan H.Maimun Zubair, bahwa Puasa merupakan salah satu bentuk ujian kita sebagai umat Muhammad saw, diberikan ujian berupa kelaparan dan kehausan selama satu bulan dengan menahan diri lahir dan batin, berjuang melawan kebiasaan sebelas bulan di luar Ramadhan, hingga kepatuhan untuk mematahkan dua syahwat, yakni syahwat perut dan syahwat kelamin.” Kata pria yang murah senyum ini.

Karena itu H. maimun mengajak Jamaah serta ummat muslim agar maksimal dalam menjalankan ujian ini, dan ujian ini terlihat lebih enteng dibanding ujian umat terdahulu.” Ujarnya.

Dikatakannya, ayat-ayat Allah terkait dengan meraih surga, tidak cukup dengan santai-santai dan malas-malasan. Disamping menaklukkan ujian, Allah juga mempersyaratkan kepada kita untuk berlari, berlomba-lomba, dan bersegera.” Jelasnya.

Dalam surah adz Dzariyat ayat 50 Allah SWT mengatakan, “Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allah. Sungguh, aku seorang pemberi peringatan yang jelas dari Allah untukmu.”

Kemudian dalam surah al Baqarah ayat 148: “Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan.”

Dalam surah Ali Iimran ayat 138: "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi...”

Ayat-ayat tersebut, kata DR. Maimun mengindikasikan bahwa pencari surga itu tidak santai, tidak malas, dan tidak berpangku tangan, akan tetapi harus lari, bergegas, dan berlomba (kompetisi),” katanya.

Artinya, Kita harus dapat mengambil bagian dan kesempatan pada setiap even amal, memastikan diri kita ada dalam even itu (walaupun kecil). Kita harus berada di garis depan dalam urusan kebaikan, jangan menjadi orang masbuk, Kita tidak boleh menunda-nunda dalam urusan kebaikan.” Ujarnya.

Dikatakan Maimun, Allah menggambarkan kondisi ini pada peristiwa merebut tanah raudahah di Madinah. Orang-orang yang ingin berada di raudhah itu harus berlari, harus bersegera, dan harus berkompetisi. Itulah gambaran betapa meraih surga itu butuh perjuangan.” Tuturnya.

Foto : Repro BidikNews

Di samping berlomba, berlari dan bergegas, meraih surga itu juga dengan cara mengenyampingkan urusan yang membuat kita terlalu condong kepada duniawi.”lanjut Maimun.

Ke Mekkah dan madinah saja, tutur Maimun, Tuhan mempersyaratkan untuk tidak boleh rafats (menghindari hal-hal yang membangkitka birahi), tidak boleh fusuq (tidak boleh mencaci maki), dan tidak boleh jidal (tidak boler berbantah-bantahan). Apalagi mau menuju surga Allah?.

Maka berlomba-lomba dalam amal, bergegas dalam melaksanakan kebaikan, berlari menuju ampunan Tuhan, dan meninggalkan kecondongan yang berlebihan kepada urusan dunawi menjadi syarat utama dan penting untuk kita penuhi—jika kita ingin mendapatkan surga.” Tutup DR.H.Maimun Zubair yang diamini ratusan jamaah sholat subuh.


Pewarta : Dae Ompu
Editor  : BN-007

0 Komentar