DR. Muhammad Irwan : Berburu Keuntungan Disisa Ramadhan


Catatan pendek tatkala berada ditengah Selat Alas, 28 Ramadhan 1444 H

Bulan Ramadhan tinggal hitung hari bersama kita. Ia tengah menyiapkan segala sarana dan segera meninggalkan kita. Waktu yang diberikan oleh Allah untuk membersamai insan2 beriman akan segera berakhir. Sinar cahaya bulan ramadhan terlihat remang2 atau sudah mulai  tidak tampak sama sekali.

Kenikmatan dan keberkahan yang dibawanya masih tersisa dan terus diburu oleh insan2 yang telah merasakan berbagai manfaat yang diperolehnya selama bersama ramadhan. Hari2 yg tersisa secara maksimal dimanfaatkan agar mampu menggapai keuntungam yang melimpah.

Insan2 beriman yang berpuasa tidak mau membiarkan waktu berlalu tanpa karya nyata meski hanya goresan2 yang saling mengajak dan merenung. 

Insan2 yang berpuasa tidak mau dikatakan golongan orang merugi lantaran kualitas dan kuantitas amaliah sama dengan hari kemarin. Ia terus berupaya dan memburu agar termasik orang yang meraih keuntungan dunia dan akhirat.

Siapa orang yang beruntung? 

Orang yang beruntung bukanlah semata2 orang yang  memperoleh selisih antara hasil penjualan dan total biaya adalah positif.

Orang yang beruntung bukan  orang yang selamat dari sesuatu ujian atau musibah dan bukan pula orang yang mendapatkan sesuatu yg tiba2 dan memihak pada dirinya. Keuntungan itu adalah sesaat tidak permanen dan abadi.

Orang uang beruntung dapat dilihat pada aspek lain yaitu berdasarkan ketentuan Allah SWT. Ketentuan itu dapat dijadikan indikator permanen seseorang dikatakan beruntung. Firman Allah dalam Al-Qur'an banyak indikator orang yang beruntung.

Dalam uraian singkat ini hanya mengambil firman Allah dalam surat Al-Mukminun ayat 1-4 dan erat kaitannya dengan bulan ramadhan ini. Adapun orang2 yang tergolong beruntung adalah :

1. Orang yg sholatnya khusuk.

 Bulan ramadhan adalah bulan yang banyak kuantitas rakaat sholatnya seperti sholat taraweh. Kita bertanya dalam diri kita apakah sholat taraweh kita telah khusuk? Atau berlangsung sangat cepat tanpa jeda  dari ayat ke ayat. Dalam hitungan menit sholat yg datang sekali setahun itu sangat cepat selesai dikerjakan. Berdialog dengan  Allah jaih lebih cepat dibanding berdialog dengan pihak lain...

2. Orang yang beruntung adalah orang yang menahan berbicara tanpa makna atau sia-sia. 

Ramadhan adalah kesempatan untuk mengurangi hal yg sia2 terlebih membicarakan aib dan kelemahan orang lain. Mampu membatasi bicara sia adalah kemenangan besar di bulan ramadhan.

3. Orang yang menunaikan zakat.

Orang yang beruntung tidak menghitung banyaknya harta dan nilainya untuk berderma wajib dan sunah. Semakin banyak yang dikeluarkan semakin banyak keuntungan yang diraih bukan sebaliknya. Orang yang beriman akan semakin bergairah untuk menyisihkan hartanya di akhir ramadhan ini baik melalui zakat, infaq dan sedekah. 

Sembari mengharap ridho Allah ia ingin berpisah dengan ramadhan menjadi insan mukminin yang bertakwa dan beruntung. Semoga kita semua mampu menggapai golongan orang yang beruntung .Aamiin

DR. Muh. Irwan adalah: Ketua Rukun Keluarga Bima Pulau Lombok (RKBPL)

0 Komentar