Pemikiran Orientalis Snouck Hurgronje Menurut Rektor UIN Mataram


Christiaan Snouck Hurgronje (8 Februari 1857 – 26 Juni 1936) adalah seorang sarjana Belanda bidang budaya Oriental dan bahasa serta Penasehat Urusan Pribumi untuk pemerintah kolonial Hindia  Belanda 
ketika itu (sekarang Indonesia) .

BidikNews,Mataram,NTB - Snouck Hurgronje lahir di Oosterhout, Belanda sebagai anak dari seorang pastor yang diekskomunikasi. Ia lulus dari sekolah menengah HBS dan melanjutkan pendidikan di Universitas Leiden pada 1874 untuk belajar teologi. Selama masa studinya, ia terpapar ideologi liberal dan modern yang menganggap Kristen lebih unggul dibanding agama-agama lainnya termasuk Islam. 

Snouck mendapat pendanaan untuk melakukan penelitian di Mekkah. Ia mendapat rekomendasi dan dukungan dari Konsul J.A Kruyt di Jeddah untuk mempelajari ibadah haji yang digelar setiap tahun dan sejumlah kalangan Muslim dari Indonesia yang diduga menyebarkan propaganda Pan-Islamisme. 

Agar dapat masuk Mekkah, Snouck menjadi mualaf pada 1884. Alasan utama ia pindah agama Islam masih diperdebatkan oleh kalangan akademisi Islam di Leiden hingga saat ini.

Keramahannya dan naluri intelektual Christiaan Snouck Hurgronje membuat para ulama tak segan membimbingnya. Dia adalah salah satu sarjana budaya Oriental Barat pertama yang melakukannya & ia mengajarkan Islam Sekuler. 

Warisan pemikiran orientalis Snouck Hurgronje untuk menyingkirkan ulama terlibat dalam politik dan pemerintahan masih lestari dalam sebagian hati dan pikiran umat Islam sampai saat ini. Hal ini dapat dilihat dari upaya pemisahan agama dan politik. Serta klaim-klaim bila ulama tidak cocok terjun ke dalam dunia politik praktis. 

Orientalisme merupakan suatu cara pandang orang Barat terhadap bangsa selain Barat. Bangsa-bangsa selain Barat yang dimaksud yaitu bangsa-bangsa Timur Tengah dan Asia dilihat dengan kacamata rasial yang dianggap penuh “prasangka”. 

Menyikapi pemikiran orientalis Snouck Hurgronje, tersebut Rektor Universitas Islam Negeri Mataram, Prof, DR. H.Masnun Tahir, M. Ag kepada media ini diruang kerjanya mengatakan Orientalisme adalah gelombang pemikiran yang mencerminkan berbagai studi ketimuran yang Islami. Gelombang pemikiran ini telah memberikan andil besar dalam membentuk persepsi Barat terhadap Islam dan dunia Islam.” ujarnya.

Rektor Universitas Islam Negeri Mataram Prof, DR. H.Masnun Tahir, M. Ag, yang didampingi Kabag Humas dan Kerjasama UIN Mataram, Sapardi dalam keterangan singkatnya pada 13/9/23 lalu mengatakan Bagaimana pun sebuah pemikiran orientalisme itu bisa salah dan bisa benar, karena itu tidak boleh mengamsusikan pemikiran itu kepada sesuatu yang negatif saja. 

Pengaruh positif orientalisme ini kata Prof, DR. H.Masnun Tahir, M. Ag menyebabkan terjadinya banyak perkembangan literatur agama Islam yang disusun oleh para orientalis.

Pertemuan dengan Prof.H.Masnun itu tak berlangsung lama karena banyaknya agenda kegiatan pada hari itu, media ini pun tak banyak memperoleh penjelasan dari Rektor yang murah senyum dan suka kelakar ini dan akhirnya media ini pun pamit. 

Dari sejumlah sumber yang diperoleh media ini para tokoh islam menyebutkan, Snouck Hurgronje sendiri memendang Islam adalah agama yang damai. Dia memandang ada tiga komponen masyarakat Islam di Indonesia yaitu, Islam sebagai ritual keagaaman, Islam sebagai bidang kemasyarakatan, dan Islam sebagai bidang kenegaraan/politik.

Pewarta: Dae Ompu


0 Komentar