Muhammadiyah dan NU Kompak Desak PBB Hentikan Perang Israel dan Palestina


BidikNews,Jakarta
-- Dua organisasi kemasyarakan (Ormas) Islam yang terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, secara terpisah kompak menyerukan supaya perang antara Israel dan Palestina yang masih berkecamuk untuk segera dihentikan.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mendesak supaya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera mengambil langkah-langkah untuk menghentikan perang dan melakukan perundingan damai.

"Mendesak kepada Dewan Keamanan PBB untuk segera mengambil langkah-langkah politik dan diplomatik dengan melibatkan pihak-pihak terkait, khususnya Israel-Palestina untuk menghentikan perang, melakukan gencatan senjata, dan melakukan perundingan damai," kata Mu'ti dalam konferensi persnya di Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (11/10).

Mu'ti menegaskan sikap Muhammadiyah mendukung perjuangan Palestina. Ia juga mematikan akan mengirimkan bantuan dan relawan dan bekerjasama dengan berbagai pihak untuk membantu masyarakat sipil yang menjadi korban perang. Oleh karena itu, pihaknya menyerukan Israel tidak memanfaatkan perang untuk terus melakukan aneksasi dan agresi terhadap wilayah dan bangsa Palestina.

"Demi tegaknya perdamaian di kawasan yang penuh gejolak ini, semua pihak ikut serta menyelesaikan akar masalah dan menaati serta mengimplementasikan Resolusi Dewan Keamanan PBB sebagai solusi konflik Israel-Palestina," kata dia.


Mu'ti juga meminta pemerintah Indonesia lebih proaktif dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina,  Salah satunya kata Mu`ti yang dirilis CNN Indonesia, Kamis, 12 Okt 2023  adalah melalui mekanisme di PBB, Organisasi Kerjasama Islam, dan jalur-jalur lainnya.

"Mengimbau kepada semua pihak di tanah air untuk menyikapi perang ini dengan rasional serta tidak terprovokasi oleh berbagai informasi provokatif, hoaks, dan menyesatkan," kata dia.

Menahan diri gunakan identitas dan seruan keagamaan

Senada dengan Muhammadiyah, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam pernyataan resminya juga meminta supaya konflik antara Israel dan Palestina segera dihentikan.

"Menyerukan agar konflik dan kekerasan yang telah menimbulkan jatuhnya korban kemanusiaan tersebut segera dihentikan dengan segala daya upaya," bunyi pernyataan resmi PBNU yang ditandatangani oleh Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf.

Gus Yahya menyerukan kepada masyarakat internasional agar bertindak dengan lebih tegas mengupayakan penyelesaian yang adil atas konflik Israel-Palestina sesuai hukum dan kesepakatan internasional.

Gus Yahya juga menyerukan agar identitas dan seruan-seruan keagamaan tidak digunakan untuk memupuk dan menyuburkan permusuhan dan kebencian dalam menyikapi konflik dan kekerasan Israel-Palestina.


"Menyerukan kepada Anggota Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk tidak menggunakan hak veto dalam membela satu pihak dalam tragedi kemanusiaan yang berkepanjangan tersebut," kata Gus Yahya.

Belakangan ini Israel menggempur habis-habisan Jalur Gaza usai milisi Palestina, Hamas, menyerbu kota-kota di Israel dalam serangan tak terduga dari berbagai sisi pada Sabtu (7/10).

Hamas mengklaim serangan dengan nama Operasi Badai Al Aqsa itu untuk mengakhiri pendudukan terakhir di bumi. Pasukan Israel tak tinggal diam dan membalas serangan Hamas dengan melancarkan Operasi Pedang Besi. Operasi Israel ini menargetkan infrastruktur Hamas di Jalur Gaza.

Jumlah korban tewas tercatat mencapai 2.100 orang dan korban luka terus bertambah. Dari angka tersebut, korban tewas dari sisi Israel adalah 1.200 orang. Sementara di sisi Palestina ada 900 orang tewas.

Pewarta: Tim BidikNews

0 Komentar