BidikNews,Mataram,NTB - Pascasarjana UIN Mataram kembali melaksanakan yudisium ke-28 program studi magister (S2) dan doktor (S3) untuk periode ketiga tahun 2023 pada hari ini (Rabu, 8 November 2023) di Aula Lt. 2 Gedung Akademik Pascasarjana Kampus I UIN Mataram.
Yudisium Program Studi Magister dan Doktor tersebut dihadiri Rektor UIN Mataram Prof. Dr. TGH. Masnun, M.Ag., Direktur Pascasarjana Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi, MA., Wakil Direktur Prof. Mohamad Abdun Nasir, M.Ag., MA., Ph.D., Para Ketua Program Studi, Para Sekretaris Program Sudi, Para Tendik Akademik Pascasarjana, Para Dosen Program Pascasarjana dan seluruh peserta Yudisium ke-28 Pascasarjana UIN Mataram.
Acara Yudisium berlangsung secara khidmat yang dibuka dengan pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Ketua Panitia Yudisium Dr. H. Syamsu Saukani, MA. Kaprodi S2 IQT dalam laporannya menyampaikan bahwa pada yudisium periode ini dikuti oleh 18 orang peserta, masing-masing program studi memiliki keterwakilan dari program doktor dan magister.
Peserta Yudisium dengan rincian S3 PAI 4 peserta, S2 PAI 3 peserta, S2 HKI 2 peserta, S2 MPI 4 peserta, S2 ESy 3 peserta, S2 KPI 1 peserta dan S2 PBA 1 peserta.
Diantara peserta Yudisium diberikan penghargaan sebagai peserta terbaik dari masing-masing prodi dan peserta Yudisium terbaik utama.
"Walaupun peserta Yudisium kali ini relatif sedikit tidak semestinya membuat diri berkecil hati karena tidak selamanya yang bayak mengalahkan yang sedikit demikian pesan dalam Alquran Surat Al-Baqarahayat 249 bahwa atas izin Allah kaum minoritas bisa lebih unggul dari kaum mayoritas. Bisa jadi yudisium kali ini ada mutiara yang mengalahkan yudisium-yudisium sebelumnya", tutu ketua Panitia dalam laporannya.
Rektor UIN Mataram Prof. Dr. TGH. Masnun, M.Ag. ketika menyampikan kata sambutan |
Pada kesempatan yang sama Rektor UIN Mataram Prof. Dr. TGH. Masnun, M.Ag. dalam sambutannya menyampaikan selamat kepada mahasiswa yang diyudisium hari ini dengan walimahnya nanti saat wisuda pada tanggal 2 Desember.
Dikatakan Rektor bahwa mahasiswa siswa Pascasarjana UIN Mataram ini dari berbagai profesi (min abwabin mutafartiqah), bertemu disini menuntut ilmu dan mengamalkannya.
“Jangan berhenti belajar (long life education) pelajar adalah pemilik masa lalu sedang pembelajar pemilik masa depan. Kami tenaga dosen walau pun sudah profesor atau Doktor mereka adalah pembelajar karena ilmu Itu pernah berkesudahan.” Kata Rektor Prof. Dr. TGH. Masnun, M.Ag.
"Semangat pembelajar harus dimiliki, ini sekaligus menjadi teladan untuk anak keturunan kita sebagai warisan kita kepada anak cucu kita nanti. Pesan Kami juga untuk senantiasa menjaga shilaturrahim dengan almamater UIN Mataram dan yang S2 silahkan lanjutkan studinya di S3 UIN Mataram. Selamat Dan sukses semoga ilmu yang didapat bermanfaat untuk agama, nusa dan bangsa" pesan Prof. Dr. TGH. Masnun, M.Ag..
Sementara itu, Direktur Pascasarjana UIN Mataram Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi, MA. Pada Kesempatan itu Fahrurrozi, menyampaikan bahwa yudisium ini menjadi bagian dari sejarah yang akan terkenang dan tidak terlupakan. Kondisi ini disebut dengan Hikmah.: ujarnya.
Hikmah berada dalam berbagai kondisi dan situasi, Yudisium dapat menjadi hikmah, gelar menjadi hikmah, sehat pun menjadi hikmah bahkan sakit juga menjadi hikmah. Namun, kadang hikmah ini hilang di diri seorang mu'min (dholatul mu'min), maka dimana saja Hikmah itu jatuh pungutlah,” pesannya.
"Kehadiran kita di momentum Yudisium ini adalah mengurai hikmah-hikmah Allah yang diberikan pada orang tertentu (yu'til hikmata man yasya). Hikmah dalam konteks Yudisium adalah ilmu pengetahuan, ketenangan hati dan ketenangan pikiran" kata Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi, MA.
Direktur Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi, MA melanjutkan, bahwa 18 peserta Yudisium hari ini adalah kelompok ilmuan yang Allah titipkan Hikmah itu pada kita sekalian. Maka sebagai ilmuwan bertanggungjawab pada kode etik ilmiah dan Ilahiah dengan mengajarkan ilmu yang diperoleh di Pascasarjana UIN Mataram.” Ujarnya.
Dimomen yang istimewa itu orasi ilmiah disampaikan oleh Sekretaris Program Studi S2 KPI UIN Mataram Bapak Prof. Dr. Abdul Malik, M.Ag., M.Pd. dengan judul Pesantren, Radikalisme dan Toleransi.
Dalam orasinya, Prof. Malik merujuk pada kasus terbaru bahwa ada 5 terduga teroris yang ditangkap di Lombok Timur, ada lebih dari 3 pondok pesantren yang terduga berafiliasi pada faham radikalisme agama.
Dari siklus tersebut dilakukannya penelitian kaitannya dengan pesantren dan radikalisme. Terlibih pasca reformasi perkembangan pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam mengalami perkembangan yang sangat segnifikan dengan berbagai varian seperti salafi-wahabi, salafi-haraki, salafi jihadis.” Ungkap Prof. Dr. Abdul Malik, M.Ag., M.Pd.
Dikatakan Prof. Malik dalam konteks pondok pesantren terpapar atau Terafiliasi dengan Teroris dan Paham Radikalisme Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memberikan 5 indikator atau ciri.
Pertama, mengajarkan paham takfiri dengan mengkafirkan pihak lain. Kedua, bersikap eksklusif terhadap lingkungan maupun perubahan serta intoleran terhadap perbedaan maupun keragaman (pluralitas). Ketiga, mengajarkan doktrin dan ajaran Anti Pancasila dan pro-ideologi khilafah transnasional. Keempat memiliki sikap politik anti pemimpin atau pemerintahan. Kelima pesantren yang memiiki paham radikalisme biasannya anti budaya ataupun anti kearifaan lokal yang ada di masyarakat.
Lima indikator tersebut perlu diuji dalam hal ini Prof. Malik menyatakan pandangannua bahwa lima indikator tersebut mengalami kerapuhan secara epistem contoh kalau pesantren dikategori radikal lantaran Anti pada kearifan lokal sebut saja seperti kelompok Salafi-Wahabi disatu sisi kelompok ini sangat taat dan loyal pada pemerintah bahkan masuk dalam ideologi mereka yang mengharamkan melawan pemerintah saja walaupun jahat. Sehingga tidak bisa digeneralisasi mengkategorisasi pesantren radikalisme berdasarkan indikator BNPT di atas.
Pak Prof. Malik berpesan agar berbagai pihak tidak gegabah menyebut sebuah pesantren radikal, karena yang kontras dengan radikalisme adalah salafi-jihadis dan di Lombok sendiri pesantren yang berafiliasi dengan aliran tersebut nyaris tidak ada di Lombok.” Katanya menegaskan.
Berpose bersama usai acara Yudisium |
Selanjutnya Pembacaan SK Yudisium Pascasarjana UIN Mataram oleh Kasubag TU Pascasarjana Neni Rusmayani, M.Ak.. Berdasarkan SK Rektor yang dibacakan bahwa Yudisium kali ini meluluskan 18 mahasiswa yang terdiri dari lulusan Program Magister (S2) sebanyak 99 mahasiswa dan Doktor (S3) sebanyak 12 mahasiswa.
Pada Yudisium kali ini, ada dua kategori lulusan Yudisium Pascasarjana UIN Mataram yaitu lulusan terbaik Pascasarjana UIN Mataram dan lulusan terbaik program studi. Kemudian diberikan penghargaan dan apresiasi oleh Pascasarjana.
Prosesi berikutnya penyerahan transkip nilai kepada peserta Yudisium oleh Kaprodi dan Sekprodi di Lingkungan Pascasarjana UIN Mataram.
Berikutnya penyampaian kesan dan pesan dari peserta Wisuda yang disampaikan Muhammad Jalaluddin S3 PAI. Mewakili peserta Yudisium Jalal menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Rektor, Direktur, Wadir, Para Kaprodi dan Sekprodi, para dosen dan seluruh pihak dan jajaran pegawai di Pascasarjana yang telah menerima sebagai mahasiswa membimbing, membantu selama menjadi mahasiswa hingga dapat diyudisium hari ini. Dan mohon maaf mungkin selama kami mengikuti perkuliahan ada salah khilaf yang kami lakukan.
Terakhir, penutup acara Yudisium, doa dipimpin oleh Kaprodi S3 HKI Bapak Prof. Dr. H. Lalu Supriadi Bin Mujib, M.A.
Alhamdulillah, Acara Yudisium berjalan lancar, sukses hingga proses yudisium selesai. Akhirnya, ucapan selamat disampaikan kepada seluruh peserta yudisium ke-28 periode III tahun 2023 Pascasarjana UIN Mataram dan atas gelar yang diperoleh membawa berkah.
Demikian Kabag Humas dan Kerjasama UIN Mataram, H.Sapardi, SE, MM kepada media di Mataram.
Pewarta: Tim BidikNews
0 Komentar