Ceramah Subuh di Hari ke-11 Ramadhan, Adab Membaca Al-Qur`an Oleh: Prof.DR. H. Ahmad Amir Aziz, M. Ag


Memasuki Hari ke-11 Puasa Ramadhan Prof. DR. H. Ahmad Amir Aziz, M. Ag kembali dihadirkan untuk menyapa jamaah melalui ceramah subuh di masjid Al Achwan Griya Pagutan Indah (GPI) Mataram dengan Tema Adab Membaca Al Qur`an.

BidikNews.net,Mataram,NTB - Sudahkah kita mendapat petunjuk dari Al-Qur’an yang kita baca? Kata Prof.DR. H. Ahmad Amir Aziz, M. Ag mengawali ceramah usai shalat subuh berjamaah pada Jum`at, 22 Maret 2024 di masjid Al Achwan GPI Mataram. 

Jika belum, mungkin karena kita belum menjaga adab saat membaca al-Qur’an. Lain halnya ketika  kita membaca berita, novel, atau info-info di media sosial, tidak perlu persiapan. 

Adapun membaca Al-Qur’an yang merupakan wahyu dari Allah Swt, maka memerlukan tata cara lahiriyah dan sikap batin yang sungguh-sungguh.” Tutur Prof Ahmad Amir Aziz.

Diantara adab lahiriyah adalah suci badan. Al-Qur’an merupakan firman Allah Swt yang dimuliakan, maka sangat tidak tepat jika kita tilawatil Qur’an sementara badan kita dalam kondisi kotor, apalagi terkena najis. 

Hendaknya kita mengambil air wudhu terlebih dahulu sebelum tilawah, karena pada saat membacanya kita menyentuh mushaf. Selain itu berwudhu juga membantu menyucikan hati dan memperkuat konsentrasi.” ujar Guru Besar UIN Mataram itu.

Mengambil tempat yang bersih juga merupakan adab.” Kata  Prof. DR. H. Ahmad Amir Aziz, M. Ag, Oleh karena itu, para ulama sangat menganjurkan membaca Al-Qur’an di masjid. 

Di samping sebagai tempat yang bersih dan dimuliakan, ketika membaca Quran di Masjid juga dapat meraih fadhilah i’tikaf.” Ujarnya.

“Membaca Quran di rumah juga sangat penting agar mendapat keberkahan.” Lanjut Prof. Amir Aziz.

Prof. DR. H. Ahmad Amir Aziz, M. Ag, juga  menjelaskan adab membaca Quran secara batiniyah yang diuarainya sebagai berikut;

Pertama, menyadari dan memahami keagungan dan kemuliaan Al-Qur’an. Kalam Allah adalah sifat yang berdiri sendiri dan bersatu dengan Dzat-Nya.”ujar  Prof. DR. H. Ahmad Amir Aziz, M. Ag.

Karena kelembutan dan kebijaksanaan Allah Swt terhadap makhluk-Nya,  maka ketika Al-Qur’an diturunkan dari ‘Arsy kebesaran-Nya, Allah mengungkapkan sifat itu dalam perkataan dan bentuk yang dapat dipahami manusia, yaitu berupa huruf dan bunyi. 

Disebabkan manusia tidak mampu memahami sifat-sifat Allah Swt, maka mereka dapat memahami Kalam-Nya melalui bantuan sifat-sifat menusia itu sendiri. “ jelas Guru Besar UIN Martaram itu.

Sesungguhnya langit dan bumi tidak mampu mendengar Kalamullah. Seandainya Allah Swt membuka hakikat keagungan dan kemuliaan Kalam-Nya, biscaya semua makhluk akan hancur.” Urainya. 


Ketika Allah Swt menampakkan diri-Nya (bertajalli) pada bukit Tursina dan memperdengarkan Kalam-Nya, Nabi Musa pun tersungkur pingsan dan bukit itu pun hancur disebabkan keagungan-Nya.” Lanjut Profesor yang murah senyum itu.

Dengan demikian, ketika kita membaca ayat-ayat Al Quran, hendaklah kita hadirkan dalam hati keagungan Ilahi. Qalbu kita harus ikut disucikan dari segala bentuk dosa dan penyakit hati, lalu kita sinari dengan cahaya kemuliaan Kalamullah.

Kedua, hendaknya kita membaca Al-Qur’an dengan penuh perhatian, bersikap khusyu’, dan sungguh-sungguh, kita tinggalkan pikiran dan bisikan jiwa yang rendah. 

Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an QS Maryam ayat 11: “Wahai Yahya, ambillah Al-Kitab dengan sungguh-sungguh”.

Jika kita membaca pesan WA dari orang yang kita cintai saja demikian penuh perhatian dan tidak melewatkan satu kata pun, meresapi maknanya, dan jiwa terbawa karenanya, maka Al-Qur’an seharusnya lebih dari itu bagi jiwa kita saat membacanya. 

Demikian pula, jika kita membaca surat dari pemimpin atau atasan kita, kita begitu perhatian dan konsentrasi sehingga paham betul apa isi surat itu, maka Ketika tilawah Al-Qur’an seharusnya lebih berkualitas dari itu.

Ketiga, merenungkan makna Al-Qur’an. Diriwayatkan bahwa suatu Ketika Rasulullah Saw membaca Bismillahirrahmanirrahim dengan mengulanginya sampai 20 kali. 

Sebenarnya beliau sedang melakukan perenungan tentang maknanya. Ayat dan hadis yang menyinggung  perintah untuk tadabbur banyak sekali. Perkataan ulama  pun amat banyak tentang anjuran tersebut. 

Ada cerita bahwa sekelompok ulama teladan (ulama salaf) yang hanya membaca satu ayat yang terus diulang-ulang dan direnungkan di waktu malam hingga datang subuh. 

Bahkan ada yang membaca Al-Qur’an karena saking mentadabburinya hingga pingsan. 

Pada akhirnya. seruan-seruan Al-Qur’an, perintah dan larangan, i’tibar dan kisah-kisah, janji nikmat maupun adzab, hendaknya kita merasa itu juga ditujukan kepada kita. 

Dengan demikian pesan-pesan moral setiap bagian Al-Qur’an akan fungsional bagi kehidupan kita.” Kata Prof. Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag mengahiri ceramahnya.

Pewarta: Dae Ompu





0 Komentar