BidikNews.net,Mataram - Ceramah ba’da Sholat subuh Ramadhan merupakan salah satu program dari sejumlah rangkaian program kegiatan selama bulan Ramadhan yang berlangsung di masjid Al Achwan Griya Pagutan Indah Mataram.
Kali ini Panitia Ramadhan menghadirikan Prof. DR. H. Kadri, M. Si untuk mengisi ceramah subuh pada hari ke-7 Puasa Ramadhan di Masji Al Achwan Griya Pagutan Indah Mataram.
Dihadapan Jamaah shalat subuh Prof. Dr. H. Kadri, M.Si dalam ceramahnya mengajak jamaah untuk menghadirkan Motivasi Sebagai Spirit mempertajam Ibadah.
“Motivasi bagi setiap orang penting terutama untuk membantu memperlancar dan memaksimalkan capaian setiap aktivitas. Motivasi dimaknai sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara internal maupun eksternal untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.”Kata Profesor H. Kadri.
Profesor H. Kadri juga menjelaskan Motivasi tidak hanya terkait dengan gerakan fisik tetapi lebih berhubungan dengan keinginan bathin yang tulus dan tekad yang kuat untuk melaksanakan dan mencapai tujuan.
Motivasi kata Profesor Kadri, disejajarkan dengan keberadaan “niat”. Niat kita dalam melakukan ibadah akan menjadi motivasi dalam pelaksanaannya.” Terangnya.
Jadi, kita harus mampu mengahdirkan motivasi berupa janji-janji kebaikan dan keutamaan dari Allah hendak melakukan hal yang baik seperti ibadah puasa Ramadhan.
Demikian juga di saat kita tergoda saat kita atau digoda untuk melakukan dosa, maka segera keluarkan pemahaman atau pengetahuan kita tentang ancaman Allah swt yang terkait dengan dosa tersebut jika kita melakukannya.” Urai Prof. H. Kadri.
Karena itu, kata Prof.DR.H. Kadri, M.Si, Untuk meningkatkan kualitas ibadah yang kita lakukan diperlukan motivasi sebagai pemicunya/pendorongnya,” jelasnya.
Semoga puasa yang kita lakukan lebih maksimal dengan cara menjadikan janji Allah sebagai insan muttaqiin sebagai motivasinya. Aamiin…
Berikut Isi Ceramah Prof. Dr. H. Kadri, M.Si Hari ke-7 Ramadhan di masjid Al Achwan Griya Pagutan Indah Mataram Tentang “Motivasi & Ibadah”
Motivasi bagi setiap orang penting terutama untuk membantu memperlancar dan memaksimalkan capaian setiap aktivitas. Motivasi dimaknai sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara internal maupun eksternal untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Setiap orang terkadang memiliki motivasi yang tidak sama walau aktivitas atau pekerjaan yang mereka lakukan/ikuti sama. Perbedaan tersebut antara lain disebabkan oleh selera dan pilihan masing-masing, yang dianggap mampu mendrive diri mereka dalam mencapai tujuan dari setiap pekerjaan yang dilakukan.
Motivasi tidak hanya terkait dengan gerakan fisik tetapi lebih berhubungan dengan keinginan bathin yang tulus dan tekad yang kuat untuk melaksanakan dan mencapai tujuan.
Secara umum, motivasi memiliki beberapa peran, seperti:
(1) Sebagai pendorong dan penyemangat dalam memncapai tujuan dari setiap aktivitas seseorang;
(2) Membantu mengatasi tantangan yang ada. Motivasi adalah kekuatan internal yang membantu seseorang untuk melaksanakan sesuatu di tengah tantangan yang dihadapi, yang terkadang membuat mereka ragu, was-was, hingga putus asa;
(3) Meningkatkan produktivitas. Dengan motivasi maka seseorang lebih semangat untuk bekerja sehingga tujuan tercapaian, dan saat itulah produktivitas;
(4) Membantu mengatasi kegagalan. Suatu pekerjaan yang baru berpotensi untuk menemui kegagalan. Tetapi karena adanya motivasi maka kegagalan tersebut bisa dihindari;
(5) Meningkatkan rasa kepercayaan diri dan keyakinan diri. Dengan motivasi yang dimiliki akan mampu mengahadapi tantangan dan ancaman kegagalan, sehingga pada saat inilah kepercayaan diri meningkat dan keyakinan diri yang positif semakin dikukuhkan
Motivasi tidak hanya diperlukan dalam urusan duniawi atau aktivitas social, tetapi juga dalam persoalan ibadah yang berorientasi ukhrawi. Dalam konteks ibadah, motivasi sering juga disejajarkan dengan keberadaan “niat”.
Niat kita dalam melakukan ibadah akan menjadi motivasi dalam pelaksanaannya. Sebagai contoh, dalam pelaksanaan Hijrah oleh Nabi dari Mekah ke Madinah, beragam niat dari sahabat dalam mengikutinya.
Niat tersebut menjadi indicator motivasinya, dan masing-masing akan mendapat balasan berdasarkan niat dan motivasinya. Makanya Nabi bersabda:
ٍعَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Dari Umar radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah," (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits).
Untuk meningkatkan kualitas ibadah yang kita lakukan diperlukan motivasi sebagai pemicunya/pendorongnya. Ketika kita tahu keutamaan dalam melaksanakan ibadah tertentu maka semangat kita untuk melaksanakan ibadah tersebut akan tinggi. Kita akan memilih yang maksimal karena kita tahu nilai pahala atau ganjarannya yang juga maksimal. Inilah contoh peran motivasi dalam beribadah.
Kenapa setiap jama’ah haji dan umrah semangat ingin sholat di Masjidil Haraam dan Masjid Nabawi, karena mereka termotivasi untuk mendapatkan pahala yang lebih besar dari sholat di masjid lainnya. Sholat di Masjid Nabawi pahalanya sama dengan seribu kali sholat di masjid lain. Dan pahala Sholat di Masjidil Haraam sama dengan seratus ribu kali sholat di masjid lain.
Puasa yang kita lakukan saat ini harus disertakan motivasi yang terkait dengan hadiah atau balasan bagi setiap orang yang berpuasa agar kita bisa melaksanakan puasa sekualitas mungkin. Titel Taqwa (sebagaimana yang dijanjikan Allah swt dalam Surat Al-Baqarah ayat 183) harus diletakkan sebagai motivasi untuk mendrive diri kita melaksanakan puasa secara maksimal. Kelebihan orang yang mendapat titel tawqa sudah banyak diuraikan oleh penceramah-penceramah sebelumnya.
Allah swt selalu menyampaikan perintah kepada hambanya disertai dengan ganjaran dan imbalan baik, yang dapat dijadikan sebagai motivasi, seperti ayat terkait puasa tersebut di atas (Al Baqarah 183). Demikian juga saat Allah swt melarang sesuatu, acap kali disertai dengan ancaman atau siksaan yang akan diperoleh pelakunya, seperti dalam Surat An-Nisaa Ayat 10
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَٰلَ ٱلْيَتَٰمَىٰ ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِى بُطُونِهِمْ نَارًا ۖ وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا
"Innallażīna ya`kulụna amwālal-yatāmā ẓulman innamā ya`kulụna fīi buṭụnihim nārā, wa sayaṣlauna sa'īrā."
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)."
Jadi… kita harus mampu mengahdirkan motivasi berupa janji-janji kebaikan dan keutamaan dari Allah hendak melakukan hal yang baik seperti ibadah puasa Ramadhan.
Demikian juga di saat kita tergoda saat kita atau digoda untuk melakukan dosa, maka segera keluarkan pemahaman atau pengetahuan kita tentang ancaman Allah swt yang terkait dengan dosa tersebut jika kita melakukannya.
Semoga puasa yang kita lakukan lebih maksimal dengan cara menjadikan janji Allah sebagai insan muttaqiin sebagai motivasinya. Aamiin…
Prof. DR. H. Kadri, M. Si : adalah Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram
0 Komentar