Toleransi beragama merupakan cara pandang untuk hidup bersama atas dasar cinta kasih antar sesama tanpa mengekpresikan keyakinan agama yang dianut secara berlebihan.
BidikNews.net,Mataram,NTB - Pemandangan Toleransi beragama ini terlihat disaat suasana rumah rumah warga di Lingkungan Griya Pagutan Indah terlihat sepi karena warga muslim melaksanakan ibadah sholat teraweh berjamaah di masjid.
Suasana yang sepi seperti itu terkadang dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk melakukan tindakan kejahatan sehingga perlu untuk dilakukan pengamanan terutama dimalam hari.
Mengantisipasi hal itu warga non muslim (umat Hindu) dan lainnya berinisiatif untuk mengambil sikap untuk melakukan penagaman di lingkungan itu guna memberikan rasa aman dan nyaman kepada warga muslim yang melaksanakan ibadah.
Lingkungan Griya Pagutan Indah (GPI) merupakan salah satu Lingkungan yang berada di Kelurahan Pagutan Barat Kecamatan Mataram, Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Masyarakat Lingkungan Griya Pagutan Indah (GPI) menganut berbagai agama, diantaranya Islam, Hindu, Kristen, budha dll. Masyarakat Lingkungan Griya Pagutan Indah (GPI) memiliki rasa toleransi yang sangat tinggi. Tidak heran jika Lingkungan Griya Pagutan Indah (GPI) bisa dikatakan sebagai representasi atau cerminan indahnya toleransi beragama bagi wilayah lainnya diseluruh Indonesia.
Meskipun berbeda-beda baik dari agama, suku dan latar belakang, warga masyarakat Lingkungan Griya Pagutan Indah Mataram senatiasa hidup rukun berdampingan tanpa memandang perbedaan satu sama lain.
Salah satu contoh bentuk toleransi beragama di Lingkungan Griya Pagutan Indah (GPI) dapat kita lihat pada setiap tahunnya di Bulan Ramadhan (Puasa). Ketika ummat islam melaksanakan ibadah sholat taraweh, maka warga non muslim turut serta menjaga keamanan lingkungan guna memastikan pelaksanaan ibadah ummat muslin berlangsung aman.
Hal tersebut kerap dilakukan warga umat Hindu yang tergabung dalam Griya “Banjar Griya Hita” Lingkungan Griya Pagutan Indah Mataram dan warga non muslim lainnya.
Rangkaian kegiatan tersebut warga umat Hindu serta umat Kristen dan non muslim lainnya melakukan patroli keliling disaat rumah rumah warga muslim dalam keadaan sepi untuk melaksanakan sholat taraweh berjamaah di masjid di Lingkungan itu. Tak terkecuali orang tua pun hadir berpartisipasi dalam kegiatan itu.
Salah satu tokoh umat hindu Bapak Negah Suwije yang sudah berusia 78 Tahun masih bersemangat bersama yang lainnya berpartisipasi menjaga kemanan lingkungan ketika warga muslim melaksanakan ibadah sholat taraweh di Masjid.
Diusianya yang sudah sepuh itu, Bapak Nengah Suwije mengaku bangga bisa memberikan yang terbaik untuk warga masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
“ Saya merasa senang dan bangga campur bahagia bisa bersama dengan yang lain untuk memberikan yang terbaik kepada saudara-saudara ku yang muslim yang sedang melaksanakan ibadah dibulan Ramadhan untuk melaksanan taraweh dengan tenang tanpa ada gangguan di lingkungan ini.” Katanya sembari tersenyum.
Sikap toleransi beragama yang tinggi yang dipelihatkan warga non muslim tersebut mendapat respon positif dari tokoh masyarakat Griya Pagutan Indah.
Adalah Ustadz Drs. H. Ahmad Zumri menyampaikan ucapan terimaksihnya kepada saudara-saudara kita yang non muslim, karena dengan sikap toleransi yang cukup bagus di lingkungan GPI, semoga toleransi dan kebersamaan ini akan terjalin dengan indah dalam suasana yang tentram dan damai sehingga situasi tetap aman dan terkendali.” katanya.
Keterangan Foto : Tokoh Muslim GPI, Bapak Ustadz Drs. H. Ahmad Zumri, Ketua "Banjar Griya Hita" GPI, Bapak Putu Wedante, dan Kepala Lingkungan GPI, Bapak Indra Gunawan serta Bapak Nengah Suwije. |
Sementara itu, Ketua banjar Griya Hita Lingkungan Griya Pagutan Indah Mataram, Ir. Putu Wedante mengatakan, masyarakat lingkunggan GPI meski beda agama tetapi hidup rukun berdampingan," ujarnya.
"Meski kita hidup dengan latar belakang agama yang berbeda tetapi menjaga kerukunan dan perdamaian dalam kebersamaan itu menjadi sesuatu yang keindahan untuk tetap dijaga dengan baik," ucap pria berkacamata minus itu.
“Kita di sini hidup rukun dengan satu identitas yang sama, yakni warga Lingkungan Griya Pagutan Indah Kota Mataram," katanya.
Pada Bagian lain juga, disaat warga Umat Hindu dan warga non mulim lainnya melaksanakan ibadah keagamaan maka warga mulim ambil bagian untuk menjaga keamanan lingkungan sehingga pelaksanaan ibadah warga yang non mulim dapat berlangngsung dengan aman dan lancar.
Pewarta: Dae Ompu
0 Komentar