DHUYUFURRAHMAN YANG ENGGAN PULANG, Oleh : Prof. DR. H. Maimun Zubair, M.Pd, Rektor II UIN Mataram


Salah satu pengalaman paling bahagia yang pernah kita rasakan adalah tatkala sampai waktunya untuk kembali atau pulang ke kampung halaman. Lihat saja tatkala terjadi mudik lebaran, seluruh pemudik memberikan kesan kebahagiaan yang mendalam oleh karena bisa pulang ke kampung halaman. 

ITULAH rasa yang kita alami saat tiba waktunya untuk pulang tatkala dalam perjalanan musafir atau bepergian, sungguh suatu yang membahagiakan, karena akan kembali ke kampung halaman, tumpah darah kelahiran, dan yang pasti akan bertemu keluarga dan sanak family. 

Namun tatkala kondisi itu dialamatkan kepada jamaah haji usai melaksanakan prosesi haji, rasa yang muncul sangatlah berbeda, suasana kebahagiaan yang biasa nampak pada wajah para musafir yang begitu bergembira dengan jadwal kepulangannya, berbalik 80 derajat dengan para jamaah haji. Para dhuyufurrahman rata-rata bersedih dan merasa tidak siap meninggalkan kota suci—tanah kelahiran baginda Rasulillah. Mengapa demikian? Mungkin dikarenakan oleh situasi selama melaksanakan ibadah haji yang sarat dengan kenikmatan, atau mungkin karena suasananya berbeda dengan di tanah air, di mana jutaan manusia berkumpul dalam aktivitas yang sama yang menjadikan atmosfer spiritual yang begitu menggembirakan.

Pengalaman spiritual yang terjadi pada sekian banyak orang yang pernah hadir di tanah suci, rata-rata mendapatkan kesan yang luar biasa. Meninggalkan tanah suci setelah menjalani ibadah haji merupakan momen yang penuh emosi, karena para jamaah haji sempat merasakan kedamaian dan ketenangan batin yang luar biasa selama berada di tanah suci, banyak pula yang merasa bahwa berada di tanah suci memberi mereka kesempatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan memperbaiki diri.

Selama haji, para dhuyufurrahman terlibat dalam berbagai ritual yang penuh makna, seperti tawaf, sai, dan wukuf di Arafah. Pengalaman-pengalaman ini sering kali membawa perasaan haru yang sulit dilupakan, karena bagi kebayakan kaum muslimin bahwa kesempatan berhaji hanya datang sekali seumur hidup.


Selama prosesi ibadah haji, banyak jamaah haji merasakan kehadiran dan kemurahan Tuhan yang sangat kuat. Ribuan bahkan jutaan jamaah haji dari berbagai belahan dunia berkumpul di satu tempat untuk tujuan yang sama. Perasaan persatuan dan kebersamaan ini mencerminkan kasih sayang Tuhan yang meliputi semua umat-Nya tanpa memandang perbedaan.

Meski haji melibatkan perjalanan yang panjang dan penuh tantangan, banyak jamaah merasakan adanya perlindungan dan bimbingan Tuhan atas keselamatan dan kelancaran dalam prosesi ibadah haji. Hal ini menambah rasa syukur dan kepercayaan kepada Tuhan. Bagi kebanyakan jamaah haji bahwa mendapatkan kesempatan untuk menunaikan haji adalah anugerah yang luar biasa. Banyak jamaah yang merasa sangat beruntung dan berterima kasih atas kesempatan berhaji dan memaknainya sebagai tanda kasih sayang Tuhan yang luar biasa.

Prosesi ibadah haji menjadi momen yang sangat berharga bagi setiap jamaah, di mana mereka dapat merasakan kehadiran dan kasih sayang Tuhan secara langsung dan intens. Pengalaman ini sering kali mengubah hidup para hujjaj, memberikan mereka semangat baru dan keyakinan yang lebih kuat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Di samping itu, kemurahan dan kebaikan Tuhan sangat dirasakan oleh jamaah selama dalam ibadah haji, banyak jamaah yang merasa diberi kekuatan ekstra oleh Tuhan untuk menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah meski dalam kondisi fisik yang lelah. Selama haji, banyak jamaah merasa bahwa doa-doa mereka lebih cepat dan lebih sering dikabulkan, dan pengalaman inilah yang semakin meningkatkan keyakinan mereka akan kemurahan Tuhan. 

Di tengah kerumunan besar dan tantangan fisik yang signifikan selama proses ibadah haji, banyak jamaah merasakan adanya perlindungan ilahi yang menjaga dan memberikan keselamatan sepanjang ibadah. Rasa aman dan terlindungi ini sering dianggap sebagai wujud nyata dari kemurahan Tuhan.  Hal ini tidak hanya memperkuat iman, tetapi juga memberikan inspirasi dan semangat baru untuk menjalani kehidupan dengan lebih baik dan lebih dekat dengan Tuhan.

Kenikmatan ibadah di tanah suci memang sangat terasa bagi jamaah haji, dan hal ini mencakup berbagai aspek, seperti aspek spiritual, emosional, dan fisik dengan atmosfer yang sangat mendukung peningkatan spiritualitas. Suasana yang penuh dengan doa, dzikir, dan ibadah membuat jamaah lebih mudah untuk merasakan kedamaian dan kenikmatan dalam beribadah.

Banyak jamaah haji yang merasa bahwa doa-doa mereka lebih cepat dan lebih sering dikabulkan selama berada di tanah suci. Pengalaman ini memberikan kebahagiaan dan kenikmatan tersendiri, bahkan dapat meningkatkan keyakinan dan ketenangan batin, sehingga banyak jamaah yang merasakan perubahan positif dalam hidup mereka, baik secara spiritual maupun emosional. 


Ibadah di tanah suci sering kali membawa ketenangan batin yang luar biasa. Jauh dari rutinitas sehari-hari dan berada di tempat yang penuh dengan keagungan dan nilai sejarah, tentunya memberikan kesempatan bagi jamaah untuk refleksi diri dan meditasi spiritual yang berdampak pada transformasi diri selama dan setelah menunaikan haji. Pengalaman ini mendorong untuk menjadi pribadi yang lebih baik, meningkatkan kualitas ibadah sehari-hari, dan memperkuat hubungan dengan Tuhan. 

Pengalaman spiritual yang mendalam selama ibadah haji memberikan inspirasi yang besar, semangat baru, dan komitmen yang lebih kuat untuk menjalankan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Secara keseluruhan, kenikmatan beribadah di tanah suci memberikan kesan spiritual yang sangat memorable dan membawa dampak positif yang bertahan lama dalam memori kehidupan para dhuyufurrahman.

Dari segudang pengalaman spiritual para jamaah haji ditambah dengan pelayanan haji yang diberikan oleh pemerintah, baik pemerintah Indonesia maupun pemerintah Arab Saudi, sangat berperan dalam memastikan kenyamanan, keselamatan, dan kemudahan bagi jamaah haji. Di mana pemerintah menyediakan akomodasi yang nyaman dan memadai bagi jamaah haji, baik di Mekkah, Madinah, maupun di Mina dan Arafah. Tempat tinggal yang disiapkan dirancang untuk menampung jamaah dengan aman dan nyaman selama prosesi haji. Penyediaan transportasi yang terorganisir dengan baik, termasuk bus dan kereta, membantu jamaah bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan lancar. 

Yang tidak kalah menariknya adalah tersedia layanan khusus bagi jamaah lanjut usia dan penyandang disabilitas, termasuk bantuan mobilitas, akomodasi yang lebih mudah diakses, dan pendampingan khusus. Ini memastikan bahwa semua jamaah, tanpa memandang kondisi fisik mereka, dapat melaksanakan ibadah dengan nyaman. Semua aspek ini menunjukkan betapa seriusnya pemerintah dalam memberikan pelayanan yang ramah dan memadai bagi jamaah haji. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa jamaah dapat menjalankan ibadah haji dengan khusyuk, nyaman, dan aman, sehingga mereka dapat fokus pada spiritualitas dan pengalaman ibadah mereka.

Pelayanan haji dari pemerintah memang sangat ramah terhadap jamaah, terutama dengan adanya kebijakan baru seperti "Makkah Route Initiative" atau "Murur". Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan bagi para jamaah. Kebijakan "Murur" memberikan pengalaman yang lebih baik bagi jamaah haji. Inisiatif Murur memungkinkan proses imigrasi dilakukan di negara asal jamaah sebelum keberangkatan. Pemerintah menyediakan layanan medis yang lengkap, termasuk rumah sakit lapangan dan klinik, untuk memastikan jamaah mendapatkan perawatan kesehatan yang diperlukan. Teknologi canggih dan sistem manajemen kerumunan yang efisien digunakan untuk memastikan keamanan dan kelancaran pergerakan jamaah, khususnya selama puncak-puncak ritual haji. Petugas keamanan dan relawan yang terlatih selalu siap membantu jamaah, memberikan informasi, dan memastikan jalannya ibadah berjalan lancar. 


Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perasaan berat meninggalkan tanah suci yang dirasakan oleh para jamaah haji sangat wajar, mengingat pengalaman spiritual yang mendalam dan pelayanan yang sangat baik yang mereka terima selama berada di sana. Melaksanakan ibadah haji adalah salah satu pengalaman spiritual paling mendalam bagi seorang Muslim. Setiap ritual, mulai dari thawaf di sekitar Ka'bah hingga wukuf di Arafah, membawa perasaan dekat dengan Tuhan yang sangat kuat. Perasaan ini sering kali sulit ditinggalkan ketika harus kembali ke kehidupan sehari-hari. Banyak jamaah merasakan doa-doa mereka lebih mudah dikabulkan selama di tanah suci. Pengalaman ini memperkuat iman dan membuat mereka merasa sangat diberkahi, menciptakan keterikatan emosional yang mendalam dengan tempat tersebut.

Kemudian Pelayanan haji yang disediakan oleh pemerintah, mulai dari akomodasi, transportasi, hingga layanan kesehatan, memberikan kenyamanan dan kemudahan yang luar biasa bagi para jamaah. Fasilitas yang baik dan pelayanan yang ramah membuat jamaah merasa sangat diperhatikan dan dihargai. Kehadiran pembimbing haji dan petugas yang siap membantu setiap saat memberikan rasa aman dan tenang bagi jamaah. Mereka merasa didampingi dalam setiap langkah ibadah, yang memperkuat perasaan kenyamanan dan kepuasan. 

Perasaan berat meninggalkan tanah suci bagi para jamaah haji, lebih disebabkan karena perpaduan antara pengalaman spiritual yang mendalam dan pelayanan haji yang luar biasa. Layanan Tuhan yang dirasakan melalui pengalaman spiritual dan doa yang dikabulkan, dan layanan haji yang diberikan oleh pemerintah, semuanya sejalan dalam menciptakan pengalaman yang sangat berkesan dan memorable. Kombinasi layanan yang ramah inilah yang membuat para jamaah merasa sangat terhubung jiwa raganya dengan tanah suci dan merasa enggan untuk meninggalkannya.

Penulis: Adalah : Rektor II UIN Mataram


0 Komentar