Kolaborasi YKI dan STP Mataram Latih Layanan Pariwisata Warga Sumbawa

 

Sri Susanty di sesi pemberian materi pelatihan sebelum praktek

BidikNews
- Yayasan Konservasi Indonesia (YKI) menggandeng STP Mataram, memberi training singkat jelang pagelaran event MXGP di Samota-Sumbawa. Tourism Service Training, kolaborasi dua lembaga edukasi ini menjadi sangat penting dan bernilai, menyiapkan diri menyambut wisatawan yang akan datang ke Pulau Sumbawa.

Akademisi pariwisata, penyandang gelar doktor perempuan pertama di NTB, Sri Susanty, menjadi salah satu motor penggerak pelatihan ini. "Pelatihan ini nantinya mampu meningkatkan skill dan percaya diri masyarakat di sekitar Teluk Saleh dan Pulau Moyo. Khususnya keterampilan di bidang service atau layanan wisatawan seperti pengelolaan homestay, kuliner, tourism service, hospitality, dan pengelolaan desa wisata," papar Santy, belum lama ini.

Pendampingan dan pelatihan stay-in ini, lanjut Santy, bertujuan untuk meningkatkan skill, knowledge, dan attitude masyarakat desa wisata agar terus berlanjut dengan program pemberdayaan lainnya yang dibutuhkan masyarakat.

Santy, didampingi dosen STI Par Soromandi Bima NTB, Devi Anggriani yang melakukan pendampingan di dua desa wisata ini. Program pendampingan dan pelatihan ini juga mendapat dukungan dan support dari perusahaan cat, Mowilex. "Kami diberi kepercayaan oleh Yayasan Konservasi Indonesia, Ibu Lita Hutapea dalam usaha peningkatkan kapasitas SDM di Pulau Moyo-Sumbawa. Kami juga percaya pelatihan singkat ini akan memberi banyak manfaat bagi peserta dan masyarakat Pulau Sumbawa," imbuh Santy penuh harap.

Yayasan Konservasi Indonesia, STP Mataram dan Akademi Pariwisata Mataram melatih puluhan pelaku industri pariwisata keterampilan bidang housekeeping, FB service, kuliner, dan pengemasan paket wisata. Pelatihan ini dmaksudkan untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pemilik homestay, kuliner, pengelola desa wisata, dan pemilik bagang. Pelatihan yang didukung Mowilex Cat ini berlangsung 22-25 Maret 2022.

"Pelatihan ini menjadi begitu penting, karena dalam waktu dekat akan ada event MXGP di Samota. Program pelatihan ini sekaligus dimaksudkan untuk memacu semangat masyarakat, lebih mempersiapkan diri menyambut wisatawan yang datang ke Pulau Sumbawa," jelas perempuan asal Bima ini.

Pelatihan serupa, sambung doktor pariwisata ini, juga diberikan kepada pelaku wisata di kawasan Pulau Moyo. Acara digelar 27-28 Maret untuk bidang pelatihan yang sama, yaitu pengelolaan homestay, kuliner, tourism service, hospitality, dan pengelolaan desa wisata.
"Bersama ibu Santy, kami melakukan pendampingan kepada ibu-ibu pengelola homestay, pemilik rumah makan, aparat desa, pokdarwis, pokmaswas, dan karang taruna," imbuh Dosen STI Par Soromandi Bima-NTB, Devi Anggriani.

Khusus di kawasan Teluk Saleh-Bima, kata Santy menjelaskan, sebagai tenaga pendampingan, dua perempuan tangguh ini juga memberi perhatian kawasan Teluk Saleh. Pelatihan tentang hospitality and tourism service training dilaksanakan di Labuhan Jambu. Desa ini merupakan basis konservasi hiu paus di Teluk Saleh. Para pemilik bagang ikan, tempat hiu paus mencari makan, sebagian besar merupakan nelayan desa setempat. "Tentu mereka memiliki andil yang besar untuk keberlanjutan dan konservasi hiu paus ini," pungkas Santy.

Kami berharap pendampingan dan pelatihan stay-in yg bertujuan untuk meningkatkan skill, knowledge, dan attitude masy desa wisata terus berlanjut dengan program-program pemberdayaan lainnya yang sangat dibutuhkan masyarakat.

Pewarta: Hadi
Editor: BN-11

0 Komentar