Hari Guru Nasional yang diperingati setiap 25 November selalu menjadi ruang untuk kembali merenungi betapa besar peran guru dalam perjalanan bangsa.
Pada tahun 2025 ini, tema penghargaan kepada guru semakin relevan ketika dunia pendidikan terus bergerak dalam arus perubahan yang cepat, baik karena perkembangan teknologi, dinamika sosial, maupun tuntutan zaman yang semakin kompleks. Di tengah segala tantangan itu, guru tetap hadir sebagai pelita tanpa padam: sumber cahaya yang terus menerangi sekalipun badai perubahan datang silih berganti.
Guru bukan hanya sosok yang menyampaikan pengetahuan, tetapi juga penjaga nilai, pembimbing moral, dan penggerak peradaban. Mereka bekerja dalam senyap, namun buah dari kerja kerasnya terlihat pada kemajuan generasi masa depan. Pada momentum ini, kita perlu meneguhkan kembali pandangan bahwa kualitas pendidikan tidak akan pernah melampaui kualitas gurunya. Ketika guru kuat, berdaya, sejahtera, dan dihargai, maka masa depan bangsa akan cerah.
Di era digital yang ditandai oleh kecerdasan buatan, transformasi data, dan tuntutan keterampilan abad ke-21, eksistensi guru justru semakin penting. Teknologi mungkin mampu memproses informasi lebih cepat, tetapi ia tidak pernah bisa menggantikan sentuhan manusiawi seorang pendidik: empati yang menenangkan, motivasi yang memantik semangat, dan teladan yang membentuk karakter. Guru adalah penjaga jiwa Pendidikan, mereka memastikan bahwa proses belajar tidak hanya mengasah kecerdasan, tetapi juga membangun kemanusiaan.
Namun, menjadi guru di tengah perubahan tidaklah mudah. Mereka dituntut untuk terus belajar, beradaptasi, dan berinovasi. Kurikulum berubah, budaya belajar siswa berkembang, teknologi terus berganti, tetapi guru tetap harus menjadi figur stabil yang memberi kepastian dalam proses pendidikan. Inilah bentuk pengabdian yang jarang terlihat, namun sangat berarti. Penghargaan kepada guru seharusnya bukan hanya seremoni tahunan, tetapi komitmen nyata negara dan masyarakat untuk memberi ruang yang layak bagi mereka untuk bertumbuh, berkarya, dan dihormati.
Pada Hari Guru Nasional 2025, kita diajak untuk melihat guru bukan sebagai profesi biasa, melainkan sebagai fondasi pembangunan bangsa. Mereka hadir dalam berbagai wajah: guru di sekolah terpencil yang berjalan puluhan kilometer setiap hari, guru kota yang bergulat dengan perubahan digital, guru honorer yang tetap mengabdi meski kesejahteraannya belum ideal, hingga guru yang menjadi teladan tanpa pernah meminta pujian. Semua mereka adalah pelita yang tak pernah padam.
Penghargaan terbaik bagi guru adalah menghadirkan ekosistem pendidikan yang mendukung: kebijakan yang memuliakan profesi guru, pelatihan yang relevan, fasilitas yang memadai, serta masyarakat yang menghormati dan mempercayai mereka. Ketika guru dihargai, mereka akan lebih berdaya untuk menghadirkan pembelajaran yang berkualitas dan bermakna bagi siswa.
Akhirnya, Hari Guru Nasional 2025 bukan hanya tentang mengenang jasa guru, tetapi juga tentang memperbaharui komitmen: bahwa bangsa ini akan terus maju selama kita merawat pelita-pelita yang menerangi jalan pendidikan. Terima kasih kepada seluruh guru Indonesia, pelita yang tak pernah padam, meski arus perubahan terus menerjang. Semoga semangat dan dedikasi kalian selalu menjadi cahaya bagi generasi yang akan datang. Selamat Hari Guru Nasional.
Penulis: adalah Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

0 Komentar