Profesor “ Obor Penerang pengabdian ebagai warisan abadi, menggambarkan peran profesor dalam menyebarkan pengetahuan dan menerangi jalan bagi orang lain, terutama generasi muda. Profesor bertugas membimbing, memberikan solusi, dan memicu inovasi. dalam mewariskan ilmu dan semangat belajar.
Menyandang gelar Guru Besar atau Professor sebagai satu jabatan tertinggi dalam karir seorang akademisi tidak lah mudah. Pengabdian seorang profesor mencakup peran dalam pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Menjadi Profesor adalah merupakan awal karir paripurna untuk menjadi guru besar sejati, karena dengan menjadi profesor maka amanah untuk menyebar luaskan ilmu, pengetahuan dan kemanfaatan bagi umat manusia.
Perjalanan menjadi guru besar adalah merupakan perjalanan Panjang bidang Pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat dan amanah guru besar ini menjadi titik awal untuk mengabdikan diri dan menebar manfaat yang lebih luas.
Sebagai bagian dari unsur pendidik, ada pedoman kehidupan islami yang senantiasa yakini dan jalani. Menjalani profesi bagi seorang profesor hendaknya dilakukan dengan sepenuh hati dan kejujuran sebagai wujud menunaikan ibadah dan kekhalifahan di muka bumi ini.
Amanah Guru Besar ini merupakan awal perjalanan untuk menebarkan ilmu pengetahuan dan kemanfaatan yang lebih luas. Menjadi Guru Besar adalah merupakan amanah untuk selalu menebarkan kemanfaatan yang nyata pada masyarakat.
Sejumlah sumber juga menyebutkan bahwa, dengan Gelar Profesor berarti mempunyai tanggung jawab lebih, tidak hanya di bidang akademik tetapi secara moral-sosial juga menjadi dimensi yang melekat yang harus menjadi panutan masyarakat kampus dan masyarakat luas di kehidupan sehari-hari. Drs. HM. Saleh Umar, M.Si
Benar! kata Drs. HM. Saleh Umar, M.Si Mantan auditor Senior BPK RI dan Pengajar Lemhanas RI, bahwa setiap ucapan dan tindakan seorang Profesor seolah menjadi sorotan dan diharapkan menjadi panutan dan teladan, sehingga tidak elok kalau sampai berbuat tidak terpuji apalagi tercela sehingga akan menjadi “black history” di sepanjang hidupnya.
“Penyebaran gagasan kepada masyarakat harus yang sifatnya mencerahkan atau membangun pemahaman edukatif yang menumbuhkan cinta tanah air, serta cinta sesama.” kata Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan ini.
Dengan segala tingkah laku dan moral yang dituntut terus terjaga, sebagai konsekuensi status yang disandang, maka filosofi tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantoro Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarso, Tut Wuri Handayani, semoga tetap menjadi panutan dan selalu diteladani untuk seluruh dosen utamanya para Guru Besar.
Sementara itu, Dr. Muhaimin, MA, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Antasari Banjarmasin dalam tulisannya tanggal melalui website UIN Antasari Banjarmasin 24 APRIL 2025 mengatakan di Indonesia, gelar akademik sering kali menjadi simbol status sosial.
Gelar “Profesor” tidak hanya menunjukkan pencapaian akademik tertinggi, tetapi juga melambangkan kehormatan, kebijaksanaan, bahkan kekuasaan simbolik. Tak heran jika banyak akademisi yang mendambakan gelar ini.
Beban Moral Seorang Profesor sejatinya adalah pemikir publik. Tugasnya tidak hanya mengajar di ruang kelas, tetapi juga memberikan arahan berpikir kepada masyarakat. Dr. Muhaimin, MA, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Antasari Banjarmasin
Dalam hal ini, seorang profesor memikul tanggung jawab moral: menjaga integritas akademik, melakukan penelitian secara jujur, dan berbicara demi kepentingan publik, terutama ketika terjadi penyimpangan sosial, politik, atau kebijakan.
Profesor yang sejati tidak berhenti setelah mendapatkan gelar, tetapi justru mulai berusaha lebih keras untuk mengaplikasikan ilmunya dalam mencari solusi terhadap masalah-masalah nyata yang dihadapi masyarakat.
Di sinilah pentingnya menciptakan kesadaran kolektif bahwa profesi profesor bukan sekadar jabatan yang mengisolasi di menara gading, melainkan menjadi penghubung antara dunia akademik dan masyarakat.
Menjadi profesor bukanlah akhir dari sebuah pencapaian, melainkan awal dari pengabdian intelektual yang tiada habisnya. Untuk berkontribusi sebagai warisan abadi. Kebanggaan menjadi Profesor sejati datang dari dampak yang diberikan kepada kehidupan orang lain dan masyarakat.” kata Dr. Muhaimin, MA Semoga
Pewarta: Dae Ompu
0 Komentar